Jam 8:50 pagi: Selasa 11 September 2001 aku
dikejutkan oleh suara keras Bang Herdi dari ruang tengah. Aku yang sedang bikin
kopi di dapur kaget lalu tergopoh-gopoh menghampirinya; ia sedang serius nonton
berita CNN. " Ada sebuah pesawat menabrak gedung WTC New York.... Gila,
... masa pesawat bisa nyasar sampe ke situ?", Bang Herdi
membelalak. Reporter CNN melaporkan ada saksi mata yang melihat pesawat
menghujam salah satu gedung kembar WTC, kemungkinan sebuah pesawat jet bermesin
ganda.
Gedung kembar WTC adalah salah satu dari gedung
tertinggi di dunia; setinggi 415-an meter, letaknya di pinggiran bawah
Manhattan dekat Marina, tak ada jalur penerbangan yang melintasi Manhattan
melainkan lewat di atas sungai Hudson mengarah ke Utara. Dan pagi itu pesawat
terbang rendah dengan kecepatan tinggi langsung menuju kawasan Manhattan yang
dikenal dengan pusatnya Keuangan Dunia.
Kulihat di televisi gedung tempat para pebisnis
berkantor itu mengeluarkan asap. Suasana sangat mencekam. Saksi mata yang
tinggal di Battery Park -- lewat telepon -- menceritakan bahwa ia mendengar
suara menggelegar seperti bom disertai bunga api yang bercampur pecahan kaca,
logam serta kertas-kertas yang berhamburan. Reporter menduga ini adalah
Penerbangan Bunuh Diri. Apakah yang sebenarnya terjadi? Apakah kecelakaan atau
kesengajaan? Semua penonton televisi masih bertanya-tanya.
Teman-teman yang sedang tidur akhirnya terbangun
mendengar suara keras aku dan Bang Herdi. Oki dan Arif langsung bergabung di
depan televisi, Rinto dan Asnawi tetap di pembaringan tapi menyimak.
Jam 9.03 pagi: hanya kira-kira 15 menit, ada
saksi mata melihat ledakan kedua yang lebih dahsyat, orang-orang segera
berhamburan menyelamatkan diri. Penyiar mendapat kabar dari salah satu produser
yang memberitahukan bahwa ada pesawat kedua yang "mungkin" menghantam
gedung kedua WTC. Tak berapa lama televisi mendapatkan rekaman video saat
pesawat kedua mendekat ke gedung satunya dan menghujam dengan keras hingga
menimbulkan ledakan hebat. "Beyond believe!!" reporter
kehabisan akal untuk memahami peristiwa yang sedang terjadi. Sangat tidak masuk
akal kalau terjadi kesalahan navigasi pilot ketika dalam waktu kurang lebih 15
menit berturut-turut dua pesawat menabrak ke gedung kembar yang letaknya
bersebelahan. Bang Herdi yang pernah bekerja di area itu bilang bahwa
turis-turis banyak yang mengunjungi gedung WTC untuk bisa melihat panorama kota
New York dari puncak gedung.
Jam 9.18 Reporter tivi mendapat kabar dari
Associated Press, FBI mengkonfirmasi ada laporan dari otoritas pengontrol lalu
lintas udara bahwa telah terjadi pembajakan pesawat. FBI belum bisa memastikan
apakah ini serangan teroris, penyelidikan sedang berlanjut.
Jam 9:30 pagi: Presiden Bush muncul di televisi.
Ia yang sedang menghadiri acara baca buku di sebuah SD di Florida langsung
bereaksi dan menyatakan dalam pidatonya," Hari ini kita mengalami tragedi
nasional bahwa dua pesawat menabrak gedung WTC. Ini adalah serangan teroris
kepada negara kita. Saya telah bicara kepada Wakil Presiden, Gubernur New York,
dan Direktur FBI dan menginstruksikan untuk segera membantu korban dan
keluarganya, serta menyelidiki serta menangkap orang-orang yang melakukan aksi
ini. Terorisme melawan bangsa kita tak bisa dibiarkan. Mari kita berdoa, semoga
Tuhan memberkati korban, keluarga, dan Amerika."
" Gila man .... Gila .... Ini serangan
Kamikaze", kata Bang Herdi. Aku sendiri masih tak habis pikir tentang dua
pesawat yang bisa menabrak target yang sama dalam waktu yang hampir bersamaan.
Dalam sejarah kecelakaan pesawat terbang tak pernah terjadi hal seperti ini,
atau barangkali betul apa yang dikatakan Bang Herdi, ini serangan Kamikaze
seperti pilot-pilot Jepang pada Perang Dunia II yang menabrakkan pesawatnya ke
kapal perang lawan.
Kulihat di televisi asap tampak mengepul
menyelimuti Lower Manhattan, bercampur dengan debu semen, kaca, logam, dan
serpihan kertas-kertas yang berterbangan. Ribuan pekerja memenuhi jalanan,
menjauh dari komplek gedung WTC. Sungguh suasananya sangat mencekam. Ambulan
dan petugas Pemadam Kebakaran mengevakuasi korban luka-luka. Kobaran api di
gedung kembar itu makin membesar, disertai ledakan yang menggelegar. Beberapa
orang saksi mata menceritakan sambil sesenggukan bahwa ia melihat ada 5 atau 6
orang telah terjun dari ketinggian 400an meter dari gedung yang terbakar.
Mereka terperangkap di atas lantai tempat pesawat terbakar. Mereka tak bisa
turun dan terjebak kepulan asap tebal dan api yang menyala-nyala. Pemandangan
sungguh mengerikan.
Tak beberapa lama penyiar tv menginformasikan
bahwa telah diketahui satu pesawat yang dibajak adalah jenis pesawat Boeing
milik maskapai penerbangan American Airlines yang berangkat dari Boston tujuan
ke Los Angeles. Asnawi yang kakaknya dulu pernah kerja di perusahaan Boeing
bilang bahwa pesawat yang dibajak ini adalah rute penerbangan jarak jauh,
biasanya pesawatnya berukuran besar dan memuat bahan bakar lebih banyak,"
Ini bener-bener ..well planned, .... well coordinated." Sangat
terencana .. sangat teliti.
Suasana tambah mencekam ketika ada berita dari
reporter CNN di Washington DC bahwa Gedung Pentagon juga meledak. Terlihat
kobaran api dan asap yang membumbung tinggi. Belum diketahui pasti apa
penyebabnya, kami di kamar 720 menonton dengan suasana tegang. Teror telah
merambat ke Washington DC, ibukota Amerika Serikat. Gedung yang paling aman di
dunia itu telah diserang. Seluruh Amerika panik. White House dievakuasi, ada
kabar dari intelijen bahwa White House akan diserang. Gedung Capitol,
Departemen Luar Negeri, dan Departemen Keuangan dievakuasi. Aku makin bertambah
bingung sebenarnya berapa pesawat yang dibajak dan siapa orang-orang yang bisa
mengacak-acak Amerika Serikat seperti ini, secara Amerika dalam sejarahnya tak
pernah diserang sehebat ini kecuali di kepulauan Hawaii.
Tak lama berselang reporter tivi menyampaikan
kabar bahwa terjadi ledakan hebat dan bunyi bergemuruh, ternyata gedung South
Tower runtuh. Semua rentetan kejadian itu berlangsung sangat cepat dan kami
hanya bisa terbelalak kaget sambil tak percaya dengan apa yang kami lihat.
Gedung kolaps dan runtuh seketika hanya dalam waktu 10 detik dan berubah jadi
debu-debu semen yang menutupi Lower Manhattan. Gedung WTC, kebanggan dan simbol
kota New York kini rata dengan tanah. Pemandangan sangat mencekam.
Tiba-tiba aku dikejutkan oleh dering telpon
ternyata dari Tuan Tan bosku yang memberitahu kalau hari ini restoran tutup
karena kejadian 911. Semua akses jalan ditutup, kereta dan bis disetop, semua
kantor pemerintahan ditutup. Semua orang-orang tumpah ruah di jalanan, suasana
pagi itu kacau balau.
Aku kembali ke televisi, kulihat dari sudut
pandang berbeda ketika gedung South Tower runtuh, dari saksi mata yang ada di
bawah gedung. Aku bisa merasakan kepanikan itu ketika orang-orang berlari
sekuat tenaga menjauh dari reruntuhan yang mengandung puing-puing semen,
pecahan besi baja, pecahan kaca jendela, serta serpihan kertas-kertas transaksi
bisnis, yang membentuk gumpalan-gumpalan awan pekat seolah mereka sedang
dikejar awan panas Wedus Gembel ketika gunung Merapi meletus.
Peristiwa mencekam berlanjut, gedung kedua Northa
Tower kolap. Bahan bakar kerosin dari pesawat yang bersuhu sangat panas dan
membakar sangat cepat itu melelehkan konstruksi bangunan gedung hingga tak
mampu lagi menahan beban. Reporter televisi kehabisan kata-kata,"There
are no words ....Horrific scene in horrific moment ..." Tak ada
kata-kata untuk menggambarkannya .... Kejadian mengerikan pada momen yang
mengerikan. Suasana saat itu seperti di dalam Zona Perang, update berita
simpang siur. Ada laporan bom mobil di dekat Departemen Luar Negeri AS. FAA
menutup semua penerbangan di seluruh Amerika, dan penerbangan Internasional
yang menuju Amerika dialihkan ke Kanada.
Jam 10:48 pagi Helikopter datang dan pergi
mengevakuasi korban di gedung Pentagon, juga pesawat tempur melintas di atas
Washington DC untuk menjaga kawasan udara. Sumber di Pentagon menyebutkan bahwa
ada pesawat kedua sedang menuju ke Washington DC, diperkirakan akan menyerang
White House atau Gedung Capitol.
Tak lama ada berita Boeing 757 jatuh di Somerset,
Pennsylvania. Berarti ini sudah empat pesawat yang jatuh di pagi hari tanggal 9
September 2001. Terlihat rumah sakit kebanjiran para korban, reporter belum
tahu berapa korban yang meninggal, luka, dan hilang. WTC sendiri diperkirakan
menampung 50.000 orang yang berkantor pada hari kerja, juga kereta bawah tanah
yang berhenti di sana, serta turis-turis yang ingin menikmati pemandangan dari
puncak gedung WTC.
Hampir tiga jam lebih kami tak beranjak dari duduk dan memfokuskan
pandangan mata ke televisi. Baru pertama kali ini aku menonton tragedi
kemanusiaan detik demi detik langsung dari tivi, sungguh sangat mengerikan. Tak
terasa aku sudah menghabiskan berbatang-batang rokok dan dua gelas kopi.
Perutku mual. Dalam benak aku bertanya-tanya siapakah yang berada di belakang
ini semua?