Hari Minggu Aku diajak Rinto jalan-jalan ke
museum dan bangunan bersejarah yang berada di pusat kota Washington DC. Banyak
turis mengunjungi beberapa obyek wisata yang sudah mendunia dan tak kalah
dengan obyek wisata terkenal lain seperti Istana Buckingham di London, menara
Eiffel di Prancis, atau menara Pisa di Itali.
Aku jalan kaki menuju 16th street yang hanya
berjarak 5 blok dari Kampoeng Melajoe. Hari Minggu udara cerah dan tak begitu
panas, membuat langkah kaki menjadi ringan. Tak makan waktu lama kami
menyeberang jalan dan di depan terhampar taman Laffayette yang asri.
Sayang taman itu dipenuhi oleh homeless yang
sedang bermalas-malasan, tidur sambil mendengarkan musik dari headphonenya,
beberapa kata Oki ternyata anggota Secret Service yang menyamar untuk menjaga
White House dari depan. Ya.. taman itu
menyatu dengan lingkungan White House dan hanya dipisahkan sebuah jalan
yang banyak dipenuhi turis-turis untuk berfoto ria.
White House yang dulu hanya bisa kulihat di
layar kaca kini benar-benar hadir di depan mataku. Rupanya inilah tempat
berkantornya orang paling berpengaruh di muka planet dunia ini. Sosok yang
suaranya seolah mewakili Penjaga Keamanan Dunia, yang kemana-mana selalu
menenteng sebuah tas koper kecil berisi kode untuk meluncurkan rudal nuklir ke
segala penjuru dunia.
Setelah itu aku berjalan ke belakang
menyusuri trotoar di pinggiran perkantoran Departemen Keuangan hingga sampai ke
sebuah tugu yang menjulang tinggi sebagai simbol kota DC, sebagai penghormatan
kepada Bapak Bangsa sekaligus pencetus proklamasi kemerdekaan Amerika, George
Washington Monument.
Ya .. Washington DC memang kota yang banyak
mempunyai bangunan bersejarah. Di kejauhan kulihat monumen Abraham Lincoln
berdiri megah, bapak bangsa yang telah membebaskan perbudakan kulit hitam.
Dan di sebaliknya kulihat gedung kubah dengan
kedua sayapnya memanjang persegi khas arsitektur neoklasik dengan kolom kolom
yang panjang, juga bentuk simetris di banyak tempat dan kubah yang terinspirasi
dari gereja-gereja di Eropa. Gedung berwibawa yang kekuasaannya merambah ke
segala penjuru dunia. Ya gedung dimana tempat berkantornya anggota Konggres
yang terdiri dari 100 Senator dan 435 Anggota Perwakilan Rakyat. Yang suaranya
bisa sampai ke Indonesia. Suara segelintir orang yang bisa mengancam hasil
textil Indonesia atau menghentikan bantuan militernya.
Kami berhenti dan duduk di bangku sepanjang lapangan.
Dalam semilir angin diantara rerimbunan pohon, aku merasakan aura Ibukota Super
Power Dunia terbingkai dalam penataan taman-taman kota yang asri dan sejuk,
dengan segala keangkuhannya.