Pagi-pagi jam
tujuh Apartemen Kampoeng Melajoe geger. Dari lantai basement, Sony perantau
asal Madura ditangkap di kamarnya. Proses penangkapan berlangsung cepat.
Petugas yang mengaku dari FBI menggedor pintu. Empat orang penghuninya yang
kesemua orang Indonesia terbangun.
Budi yang
membuka pintu kaget ketika petugas menunjukkan lencananya. Mereka masuk dan
menangkap Sony. Ia digelandang dengan tangan terborgol melewati lorong
apartemen. Orang Indonesia yang berpapasan dengan Sony bertanya-tanya dalam
hati. Setelah kejadian 911 semua yang berbau terorisme disikat habis.
Pengawasan pada etnis Timur Tengah meningkat, juga yang beragama muslim dan
juga para imigran gelap.
Aparat lantas naik ke lantai 5. Kamar Dony digrebeg,
mereka lantas menanyai Dony. Ketika itu Dony sedang menjaga anaknya yang masih
bayi, sedangkan istrinya sudah berangkat kerja. Paspor dan segala identitas
diri Dony diperiksa. Petugas menanyakan sudah berapa lama tinggal di Amerika,
tentang istrinya yang berjilbab, tentang anaknya, juga foto keluarga yang
terpajang di ruang tamu. Tak berapa lama ketika Dony mau dibawa menolak dengan
alasan tak ada yang menjaga bayinya yang masih mungil. Para petugas saling
bisik-bisik rembugan dan setelah itu dengan alasan kemanusiaan penangkapan
tertunda. Dony tetap boleh tinggal tapi nanti ketika istrinya sudah pulang
proses pemeriksaan akan terus dilanjutkan.
Sony sudah berada di dalam mobil polisi yang terparkir di
depan apartemen, ia bertanya-tanya dalam hati kenapa mobil polisi tak segera
pergi, apalagi yang ditunggu? Ketika ia bertanya salahnya apa? Polisi tak mau
menjelaskannya, nanti saja di kantor.
Setelah menunggu setengah jam mobil yang membawa Sony
akhirnya berangkat. Sony menyadari ia ternyata dibawa ke kantor imigrasi bukan
ke kantor polisi. Dia disuruh menunggu ketika polisi itu menemui petugas
imigrasi. Lama ditunggu polisi yang membawanya tak tampak lagi. Kini Sony
terkatung-katung di ruangan imigrasi selama berjam-jam.
Tak ada seorang petugas imigrasipun yang menanyai, ia dicuekin.
Dan ketika ada seseorang petugas dan Sony menanyakan kepadanya -- si petugas
itu tak tahu menahu kenapa Sony ditahan. Ia hanya bilang, "Someone
gonna be with you."
Enam jam Sony dibiarkan terlantar dan akhirnya ada
seorang petugas imigrasi yang mendatangi dan memprosesnya. Petugas imigrasi tak
berbelit-belit, menanyakan paspor, form I-94 untuk ijin tinggal, alamat
tinggal, dan tak berapa lama Sony dinyatakan "overstayed"
alias melanggar batas ijin tinggal yang telah ditetapkan. Paspornya ditahan,
Sony dilepas dan nanti beberapa minggu lagi akan dipanggil untuk hadir dalam
sidang keimigrasian.
Malam itu Sony pulang ke Kampoeng Melajoe dengan gontai.
Kami mendengarkan cerita Sony dengan seksama. Gosip yang beredar Sony dan Dony
adalah korban salah tangkap. Usut punya usut petugas yang kata Budi dari FBI
itu ternyata sedang memburu seorang buronan asal Indonesia bernama Dany yang
melakukan tindak kejahatan Identity Theft, mencuri identitas pemilik
Kartu Kredit dan digunakan untuk membeli barang-barang secara online. Oooh ...
bahkan "detektif" Amerikapun masih bingung membedakan nama antara
Dany, Sony, dan Dony.
Akhirnya tak pikir panjang keesokan harinya Sony langsung
kabur ke New York, sedangkan Dony bersama istri dan anaknya malam itu juga
langsung mengungsi ke rumah saudaranya di daerah pinggiran Maryland. Mereka tak
pernah kembali lagi ke apartemen Kampoeng Melajoe.