Kepala sushi
chef di restoran bernama Mr. Chong imigran asal Taiwan. Ia dipanggil dengan
sebutan terhormat Seinsei yang dalam bahasa Jepang berarti master atau
guru. Chong-san pandai berbahasa Jepang karena dia pernah tinggal dan bekerja
di sebuah restoran Taiwan di kota Tokyo. Potongannya jangkung 190 cm, tubuhnya
kurus, dan kalau bicara kuperhatikan mulutnya bersemangat mengeluarkan kata-kata
dengan intonasi yang meledak-ledak. Kadang saking tak terkontrol sampai -
sampai ludah 'muncrat' dari sela-sela giginya.
Si Kurus adalah tipe orang yang serius dan tak
bisa bercanda alias Garing. Barangkali didikan orangtuanya yang demikian keras
dalam menanamkan nilai-nilai keluarga hingga membuat si jangkung sering melihat
sesuatu hal dengan kaku, dan akhirnya sering terdengar menyakitkan telinga.
Kalau si Marcus Yap pelayan asal Malaysia bilang dalam bahasa Melayu patah, si
Jangkung ingin berperilaku dan bertindak sempurna dalam segala hal, “Dia mau
'face' bagus. Apa .. dia cakap selalu betol”. Barangkali si Chong san
adalah tipikal orang-orang Taiwan yang sering bersuara keras, tak mengenal
takut, dan merasa mereka adalah Bangsa China walau tersingkir dari China
daratan.
Ya ... si Chef
tipikal orang yang selalu "merasa" benar, kata Tuan Wang si delivery
man -- musuh bebuyutannya di restoran. Ia selalu mengejek Chong-san seolah
Raja-raja Tiongkok jaman dulu. Raja hanya punya dua aturan.
Aturan 1:
Raja Selalu Benar.
Aturan 2:
Andai Raja Salah; Maka Kembali ke Aturan 1.
Hal itu
kuperhatikan ada benarnya juga. Pada suatu hari ketika si chef sedang memotong segluntung
ikan Salmon Alaska 30 pound, "Aturan Raja"nya dipakai.
Ketika pisau
tajamnya itu sedang memisahkan bagian daging dari kulitnya, pegangan pisau itu
meleset dan mengakibatkan daging salmon itu jatuh ke lantai. Chong san adalah
seorang yang ahli dalam hal potong memotong ikan, sambil clingak clinguk ia
memungut ikan salmon dari lantai dan bilang," Fish still alive .."