Malam -- kira-kira jam 11 malam sehabis kerja, kulihat di depan apartemen banyak mobil polisi parkir. Hatiku deg – degan, jangan – jangan ada 'garukan' orang gelap. Yah ... beginilah nasib orang ilegal, selalu diliputi kecemasan yang berlebihan. Ketika makin dekat hatiku tambah was-was karena sekilas kulihat di lobby apartemen banyak polisi berkeliaran. Aku berpapasan dengan beberapa polisi bertuliskan 'FORENSIC' di jaketnya.
Wah ini urusan gawat pikirku dalam hati. Instingku mengajakku untuk menjauh dari gedung, aku mempercepat langkah kaki sampai ujung jalan dan berbelok menghindar.
Di depan gereja yang ada spanduk “ALL ARE WELCOME” dalam warna bendera pelangi, Aku menghentikan langkah dan duduk. Kucoba menenangkan hati dan kemudian kutelpon Bang Herdi -- barangkali dia tahu peristiwanya. Benar dugaanku ternyata ada pembunuhan. Dan celakanya, pembunuhan itu terjadi di lantai 7, dekat kamar kita. Aku jadi bimbang untuk pulang ke apartemen.
Pasti polisi-polisi itu sedang mengumpulkan barang bukti, juga saksi-saksi. Bisa jadi mereka sedang atau akan mencurigai seseorang.
Aku tak mau mengambil resiko untuk berada pada kondisi dan waktu yang tidak tepat. Statusku yang tidak terdaftar di apartemen jangan – jangan malah menimbulkan kecurigaan polisi. Hanya Bang Herdi yang tinggal di kamar, lainnya teman-temanku pada “ngacir”.
Akhirnya kuputuskan aku tidak pulang ke apartemen malam itu. Kulangkahkan kaki tanpa tujuan, badanku sudah letih setelah bekerja seharian. Akhirnya aku duduk di taman Dupont Circle dan tertidur bersama gembel – gembel yang biasa nongkrong di sana.
Sehari berlalu aku baru berani pulang ke apartemen setelah bang Herdi bilang 'aman'. Disepanjang lorong keluar dari lift kulihat barang-barang korban yang kebanyakan buku-buku dan piringan hitam, yang jumlahnya berdus-dus. Barangkali ia seorang seniman musik. Menurut ceritanya, Ia dibunuh dan mayatnya dimasukkan ke dalam tas koper.
Sehari kemudian kujumpai selebaran dari polisi yang memajang foto dan nama korban beserta himbauan bagi siapa saja yang mempunyai info mengenai pembunuhnya diharap kesediaannya menghubungi polisi. Korbannya adalah mahasiswa musik di sebuah universitas swasta ternama di Washington DC.
Bagi yang mengetahui dan bisa memberikan informasi, akan mendapatkan imbalan uang lumayan besar yaitu 15.000 USD.
Sunday, April 26, 2009
CSIG di Amerika: ADA PEMBUNUHAN DI APARTEMEN KAMPOENG MELAJOE
Posted by Janu Jolang at 2:20 AM 0 comments
Wednesday, April 15, 2009
CSIG di Amerika: TERIMA GAJI 2 MINGGUAN
Hari yang pantas ditunggu – tungu setelah kerja yang sangat – sangat melelahkan. Aku tidak suka Amerika, tapi juga tidak benci. Andai aku punya uang banyak, aku lebih senang tinggal di Indonesia saja.
Posted by Janu Jolang at 3:47 AM 0 comments
Subscribe to:
Posts (Atom)