Wanita kulit hitam itu bernama Crystal, tapi karena kepalanya
plontos mengkilat maka teman-temannya menambahkan Ball, jadilah ia bernama
Crystal Ball alias Bola Kristal. Nama yang sangat indah.
Perkenalanku dengan Crystal Ball sungguh tak sengaja, waktu
itu aku sedang duduk santai di undakan depan restoran dan tiba-tiba si Crystal
Ball lewat di trotoar sambil marah-marah padaku. Ibarat angin topan yang datang
tiba-tiba, dia meneriaki dan menuding-nuding aku dengan kata-kata kasar fucking
bitch, tanpa ada sebab apa-apa.
Aku hanya celilian bengong sambil menggelengkan kepala.
Orang-orang yang sedang lalu lalangpun ikut bertanya-tanya dalam hati mungkin
aku bikin gara-gara sehingga si Crystal Ball marah kepadaku. Yaa sebuah awal
perkenalan yang tak mengenakkan. Dan selanjutnya kalau aku bertemu dia aku
memilih menghindar, biar tak kena maki-maki lagi di depan umum.
Tapi pada suatu hari dalam kondisi yang tak bisa kuhindari,
aku berpapasan dengannya. Aku berusaha menyapa dia dengan ramah dan tak kuduga
dia membalasnya dengan ramah bahkan lagaknya seolah bagai kawan lama, ia memanggilku
dengan sebutan sweety alias si manis.
Kutawarkan sebatang rokok untuk mengusir canggung dan ia
dengan gembira menyambutnya. Sambil basa-basi kutanyakan dimana dia tinggal dan
dia menjawab tinggal di komunitas orang hitam di daerah South East, Washington
DC. Tempat yang angker karena tingkat kejahatannya yang tinggi dan hampir tiap
hari terdengar suara pistol menyalak, dan bisa dipastikan kabar penembakan itu
lantas muncul di berita tv, seseorang terbunuh lagi hari ini di South East.
Dalam perbincangan selanjutnya Crystal Ball bercerita bahwa
sesama orang hitam selalu ada rivalitas. Diapun tak ingin disamakan dengan
orang hitam asal Afrika, ataupun dari Jamaika. Lantas ia mengaku bahwa dia
setengahnya keturunan suku Indian. Kakek moyangnya adalah suku Cherokee yang
hidup sepanjang Georgia-Carolina-Tennesse dan punya naluri berburu hebat.
Gara-gara cerita tentang perburuan, si Crystal Ball berjanji kepadaku bahwa
suatu saat dia akan menghadiahkan sebuah busur panah kebanggaan suku
Cherokee-nya, dan memang benar dia kemudian menepati janji tapi sayang apa yang
kubayangkan sebuah busur panah yang kekar dan bagus ternyata (dia
sempat-sempatnya) merangkai sebuah busur panah dari ranting pohon dan di ujung
keduanya disambungkan seutas tali. Dalam hatiku aku tertawa melihat hadiah dari
dia, karena itu mah kerjaan anak SD bikin panah-panahan.
Tapi dengan senang hati pemberian itu aku terima. Dan Crystal
Ball berjanji suatu saat ia akan membuatkan anak panahnya.
+++
+++
Setiap bertemu Crystal Ball selalu mengeluh padaku tak punya
uang. Kemudian ia merajuk dan minta uang kepadaku. Dan entah sudah berapa puluh
kali jawabanku selalu sama, " I don't have money. I"m broke"
Lantas aku mengeluarkan bungkus rokok dari saku celanaku dan
kutawarkan padanya. Ia menyambut gembira sambil mengambil sebatang dan aku
menyalakannya. Masalah uang pun akhirnya lupa dan kita basa-basi ngobrol.
Persahabatanku dengan Crystal ball dilihat teman kerjaku sangat aneh. Terutama
oleh si Kepala Chef Mr. Chong, yang notabene benci banget dengan si hitam
plontos itu. Suatu malam ketika Mr. Chong pulang kerja dia mendapati ban
mobilnya robek ditusuk pisau di pelataran parkir. Mr Chong lantas menghubungkan
kejadian itu dengan ulah si kepala plontos yang beberapa hari lalu diusirnya
karena masuk restoran dalam kondisi mabuk dan teriak-teriak minta ketemu Mr.
Tan pemilik restoran.
Suatu hari Crystal ball sengaja datang menghampiriku di
restoran dan tiba-tiba dari saku celana ia mengeluarkan duit 20an dollar dan
memberikannya kepadaku. Aku kaget dan bertanya," What for?".
"This is for you .. Sweety ..."
" No ... No ..no .. I am fine", aku
menolak dengan halus.
" Keep it ... Keep it sweety ... Jangan menolak
pemberianku."
Sekali lagi aku menolak dengan halus sambil mengatakan bahwa
aku masih ada sedikit uang untuk hidup. Tak kuduga Crystal Ball berubah marah
atas penolakanku. Barangkali yang dia pahami, aku selalu bilang tak punya uang
ketika ia meminta. Sekarang ia punya uang dan ingin berbagi tetapi aku
menolaknya. Sambil ngomel-ngomel dengan suara keras ia memaksa aku untuk
menerima uang pemberian itu. Sungguh sangat absurd berurusan dengan Crystal
Ball. Akhirnya uang 20 dollar kuterima sambil aku mengucapkan terima kasih. Dia
langsung ngeloyor pergi.
Chong san yang melihat kejadian itu memperingatkanku untuk waspada
kalau-kalau uang itu hasil penjualan narkoba atau suatu saat aku bisa
tersangkut masalah hukum karena pemberian uang itu terkait dengan sebuah
jaringan pengedaran narkoba.
No comments:
Post a Comment