All student are invited to wear typical outfit from another country where some of their ancestor came from to be part of the Parade.., begitu undangan yang aku terima, seminggu sebelum tanggal 23 Oktober 2009, dari SD Barret.
Beberapa hari yang lalu, juga sudah aku terima pemberitahuan, tentang Hispanic Heritage Musseum, intinya, anak-anak di SD Barrett akan menyelenggarakan in house musseum, bertempat di perpustakaan sekolah. Dan untuk menyelenggarakan musseum ini, anak-anak diminta untuk meminjamkan barang-barang yang berasal dari negaranya, atau negara-negara yang pernah dikunjungi, atau barang-barang yang merupakan oleh-oleh dari negara lain. Tuliskan apa nama subjeknya, tuliskan negara asalnya, dan tuliskan siapa pemiliknya.., demikian dicantumkan dalam pemberitahuan tersebut.
Walahh, ngerti gitu kemaren dulu aku bawa tu wayang kulit, tembikar, bla-bla-bla... Saking inginnya
berpartisipasi, akhirnya kutemukan secarik selendang batik, dan selembar kain songket. Cuma itu barang
etnik Indonesia yang aku bawa...
United Nations Day, benar-benar buta daku tentang sejarah Amerika...Tolooong..., aku mesti search di
Google, atau Wikipedia untuk tau apa dan bagaimana, siapa, kapan, dan mengapa, hingga Amerika menjadi negara yang kayak gini ini.., negara multi ras, negara multi bangsa.
Sebelum search tentang sejarah Amerika, aku ceritakan 'live' nya aja ya, acara tadi pagi. Tapi baiklah,
sebelumnya ada cerita-cerita yang mungkin ga pernah kalian bayangkan, tentang Amerika ini. Bener-bener, boo...negara terbuka dengan multi bangsa dan multi kemampuan!
Ingat ga, sekitar 30 tahun lalu (kalau lo pade usia sepantar gue, men, women, skitar 40an geto), ada tokoh kartun dari suku Indian, namanya Hiawata. Adik perempuannya yang berkucir dua di bahu, aku lupa namanya.
Tapi yang juga tidak aku lupa, bapaknya Hiawata, kalau ga salah ingat disebut Kepala Suku Perut Buncit, yang suka mengundang pesta Hisap Cangklong alias Hisap Pipa Perdamaian (tolong koreksi kalau daku salah ingat, ya...). Naah, itu dia, di SD Barret ni memang whuampuh, alias ampuh bangets...Jan, membuatku merasa hidup jadi lebih hidup karena banyak terkaget-kaget.
Jangan bayangkan di SD Barrett ni isinya 'bule'. Kalau dihitung, paling bulenya cuma 20%. Bule Inggris,
bule Jerman, bule Perancis, bule Swedia, dan yang kayak gitu-gitulah, yang secara awam, kita di Indonesia menyebutnya, bule.
Lha yang lain siapa? Yang lain adalah orang Mexico, Spanyol, sedikit Asia, seperti Vietnam, Jepang, Black, India,Indonesia, China.., dan yang spektakuler adalah...Puji Tuhan..., anakku sekolah bareng dengan orang-orang Indian, boo! What's an amazing... Setiap antar dan jemput skul, aku mlototin, mana kira-kira yang mirip Hiawata. Tapi, tanpa ingin bermaksud melecehkan, akan akau ceritakan.., tentang, ingatkah wahai kawan-kawan,dalam cerita Hiawata itu, disebutkan suku Perut Buncit, suku Pipi Tembam.., dan itu memang bukan rekaan. Secara genetik, orang-orang Indian ini memang berwajah seperti di gambar yang dikartunkan, ada yang berpipi tembam, ada yang berperut buncit, dan ada yang 'muka garis keras'. Penampilan mereka juga masih "Indian'(jangan bayangin pake baju kulit dan bulu-bulu atau coreng moreng di muka mereka...). Maksudnya, masih cukup sederhana dari cara pemilihan jenis kain yang dipakai untuk baju, sandal, sepatu, dan.., yang paling indah adalah cara mereka menggendong balita di punggung, masih memakai kain, seperti kain tenun yang hangat, sampai si balita ga kliatan sama sekali. Yang aku pikirkan cuma satu, apa bayinya ga susah nafas, ya...(Pas mau aku foto, mereka bilang, "no picture", sambil ketawa memperlihatkan gigi-gigi emasnya,ketika aku bilang, 'I love the way you caring your baby.., may I take your photo?'...Ah, si Ibu Indian ga mau difoto, ya sudah...lain kali aku mau jadi paparazi, tembak jarak jauh).
United Nations Day,a Celebration... (sejarahnya kapan-kapan aku tulis lagi, ya, sebagai 'catatan
kaki'..kaki yang panjaaang...).., jam 9 pagi aku datang kembali ke skul untuk dandani Alma memakai kostum Indonesia, seadanya, (Lo percaya ga, kebaya yang dipakai Alma ni adalah kebayaku waktu menikah! Summ..pahhh! dan skarang dipakai anakku yang kelas 3 SD.., lha mbiyen ki awakku sing kurus apa sekarang anakku yang kegemukan? Mbuh lah, tapi itu fakta...)
Di ruang perpustakaan, kira-kira 40 anak sudah siap dengan kostumnya (tidak semua anak memakai kostum hari ini, karena ini sifatnya permintaan untuk partisipasi, bukan paksaan, bukan harus), yang tidak memakai kostum, akan 'simpuh' di lantai sebagai penonton.
Di ruang teater yang tidak terlalu besar, anak-anak dengan kostum berparade, dan sampai stage, memperagakan "We speak many languages" dengan mengucapkan "salam" dalam berbagai bahasa..., whoa..., hebats...
(Aku gak iso nirokke kabeh to, pokoke ya ada yang ala Jepang, ala arab, ala India, ala Bolivia, ala
Salvador, ala Mexico, ala Spanyol, ala Cina, ala Indonesia, ala Mali...wuakeh.., bikin aku menangis..,
lihatlah, di manapun tempat di dunia ini, anak-anak, anak siapa pun, memang menakjubkan, miracle...).
"Hola, i'm from Mexico, Halo, i'm from..." bla-bla-bla, yang jelas tertangkap kupingku ya, "selamat Pagi,
saya dari Indonesia.." itu suara anakku, satu-satunya makhluk Indonesia di SD Barrett ini.
Acaranya sederhana, salah satu guru, Lady Narator (aku belum tau namanya), berpakaian seperti koboi
perempuan di Teksas, pidato begini, kurang lebih, "Halo, anak-anak semua, para guru, dan tamu yang hadir.., hari ini kita merayakan United Nations Day (terus terang aku ga pasti, sbenere perayaannya tu tanggal hari ini, 23 Oktober apa besok, 24 Oktober.., ga bgitu penting lah yauw). Kalian tahu, anak-anak, bahwa Amerika memang mengundang semua orang dari bangsa manapun, untuk tinggal dan hidup bersama di negeri ini. Lihatlah, kita memang berbeda, ada yang kurus, gemuk, rambut lurus, kriting, hitam, putih, kuning.., indah bukan karunia Tuhan ini? Bisakah kalian bayangkan, bila kita semua sama? Tak ada beda..., apa bagusnya? Yang penting kita di sini berpikir, bahwa perbedaan akan membawa warna hidup, bahwa meski kita berbeda, tapi dengan kebersamaan, kita akan kuat.., untuk berjuang demi anak-anak, agar lebih maju, lebih berkembang, dan tetap bahagia..." (Bagi aku, pidato ini huebats!).
Kemudian, diselingi dengan anak-anak nyanyi bersama, kadang karaoke, kadang dengan iringan musik, kadang dengan acapela, dipandu 2 guru, satu cowok dan satu cewek. Pastilah tidak semua anak bisa melafalkan syairnya, tapi kok nyanyian mereka, lagi-lagi membuatku menangis..., mereka pasti bernyanyi dengan jiwa dan hatinya..(ada yang syairnya gini, "Aku akan menjadi kawanmu, kapan pun, tak peduli, meski kaos kaki pinkmu bau, meski kau tak pernah sikat gigi...he2...)
Nah, ini lagi yang membuatku salut, di antara nyanyian yang didendangkan bersama oleh anak-anak, diputar video tentang True Story, 3 guru senior (aku juga belum hapal nama-nama mereka, maaf Mam, bukan ga hormat, bener -bener karena belum sempat gaul aja sama penjenengan sami...).
Masing-masing guru senior itu, menjadi narator bagi video True Storynya sendiri-sendiri. Dua orang di
antaranya,long-long time ago,adalah Imigran dari daerah di luar Amerika, yang sesuai jamannya, adalah
keluarga besar, 12 bersaudara, 6 bersaudara. Mereka, dengan bukan maksud menyombongkan diri, menceritakan, bagaimana sulitnya hidup waktu itu, tapi karena para orang tua mereka berpikiran maju, dibela-belain dah, kluarga besar itu pindah dari satu tempat ke tempat lain, dan akhirnya ke Amerika, untuk bisa belajar, dan sekolah lebih baik. Dan yang ke tiga, seorang guru asli Amerika, yang pada jamannya, Bapak dan Ibunya, mau ga mau harus ikut Wajib Militer...bla-bla-bla..., intinya mereka bertiga mempunyai kesadaran untuk berjuang dan terus belajar. Terakhir narasi, mereka, dengan bahasa yang hampir serupa, bilang, "Sekarang, aku di sini, di SD Barrett, dengan cinta dan hati, ingin mendampingi kalian berkembang jadi lebih maju..."
Whoah..., ini SD Barrett, ini di Amerika, tapi anak-anak ini, siswa-siswanya sangat menakjubkan, ada anak orang pas-pasan, ada anak yang homeless yang ga punya rumah, ada anak yang diberi gratisan smua fasilitasnya kayak anakku, ada anak-anak Indian yang benar-benar masih sangat sederhana..., tentu saja ini akan kalah hebat dengan sekolah-sekolah Internasional di Indonesia, dengan kurikulum ketat, dengan pengantar bahasa Inggris, dengan pengajar yang kebanyakan native alias orang asli dari negara bule..., pastilah kalah kita-kita ini, boo!
Tapi, lihatlah anak-anak ini, aku akan dan sangat percaya, KEMATANGAN EMOSIONAL mereka akan berkembang dengan baik, karena kurikulum di sini "njlimet", digodog dengan berbasis ilmu Psikologi. Ya Psikologi anak, keilmuan, pendidikan, dan seterusnya.., bukan hanya penyampaian ilmu murni. Singkat kata, sistem pembelajaran di SD ini sangat persuasif, merangsang kreatifitas, penghargaan terhadap orang lain yang demikian tinggi...
"Oke, anak-anak, waktunya istirahat", begitu kata Narator, ketika mengakhiri acara United Nations Day, satu-satu, anak-anak berjalan berbaris dengan santai, didampingi gurunya masing-masing. Setelah ganti kostum, anakku lari ke "backyard" menyusul guru dan teman-temannya, "Daahhh, Mamah, aku mau naik tangga tambang dan prosotan..." Wo, lha dirimu ki SD po Kindergarten, to, Nok? Kok masih pake prosotan, dan guru kelasnya mendampingi bahkan sampai ke backyard.., Lha kuwi salah satu nilai tambahnya, knapa anakku berani bilang, "Skolah di sini lebih enak..," bahkan sejak hari pertama mereka masuk sekolah.
Ternyata Amerika bilang, "Bocah ki yo tetep bocah, di mana aja, selain belajar, disiplin, kasih sayang, ..tentu saja, boo, mereka perlu, dan senang bermain!"
Nah..,lo... Halow, bapak ibu guru teman-teman ane..., what will you say about thissss? Heh..heh..heh..heh..
Salam Hiawata!!!
North Carlin Spring
Arlington, Virginia
Dian,
Di sini jam 9.38 malam, hari Jumat tanggal 23 Oktober 2009, musim Gugur
Beberapa hari yang lalu, juga sudah aku terima pemberitahuan, tentang Hispanic Heritage Musseum, intinya, anak-anak di SD Barrett akan menyelenggarakan in house musseum, bertempat di perpustakaan sekolah. Dan untuk menyelenggarakan musseum ini, anak-anak diminta untuk meminjamkan barang-barang yang berasal dari negaranya, atau negara-negara yang pernah dikunjungi, atau barang-barang yang merupakan oleh-oleh dari negara lain. Tuliskan apa nama subjeknya, tuliskan negara asalnya, dan tuliskan siapa pemiliknya.., demikian dicantumkan dalam pemberitahuan tersebut.
Walahh, ngerti gitu kemaren dulu aku bawa tu wayang kulit, tembikar, bla-bla-bla... Saking inginnya
berpartisipasi, akhirnya kutemukan secarik selendang batik, dan selembar kain songket. Cuma itu barang
etnik Indonesia yang aku bawa...
United Nations Day, benar-benar buta daku tentang sejarah Amerika...Tolooong..., aku mesti search di
Google, atau Wikipedia untuk tau apa dan bagaimana, siapa, kapan, dan mengapa, hingga Amerika menjadi negara yang kayak gini ini.., negara multi ras, negara multi bangsa.
Sebelum search tentang sejarah Amerika, aku ceritakan 'live' nya aja ya, acara tadi pagi. Tapi baiklah,
sebelumnya ada cerita-cerita yang mungkin ga pernah kalian bayangkan, tentang Amerika ini. Bener-bener, boo...negara terbuka dengan multi bangsa dan multi kemampuan!
Ingat ga, sekitar 30 tahun lalu (kalau lo pade usia sepantar gue, men, women, skitar 40an geto), ada tokoh kartun dari suku Indian, namanya Hiawata. Adik perempuannya yang berkucir dua di bahu, aku lupa namanya.
Tapi yang juga tidak aku lupa, bapaknya Hiawata, kalau ga salah ingat disebut Kepala Suku Perut Buncit, yang suka mengundang pesta Hisap Cangklong alias Hisap Pipa Perdamaian (tolong koreksi kalau daku salah ingat, ya...). Naah, itu dia, di SD Barret ni memang whuampuh, alias ampuh bangets...Jan, membuatku merasa hidup jadi lebih hidup karena banyak terkaget-kaget.
Jangan bayangkan di SD Barrett ni isinya 'bule'. Kalau dihitung, paling bulenya cuma 20%. Bule Inggris,
bule Jerman, bule Perancis, bule Swedia, dan yang kayak gitu-gitulah, yang secara awam, kita di Indonesia menyebutnya, bule.
Lha yang lain siapa? Yang lain adalah orang Mexico, Spanyol, sedikit Asia, seperti Vietnam, Jepang, Black, India,Indonesia, China.., dan yang spektakuler adalah...Puji Tuhan..., anakku sekolah bareng dengan orang-orang Indian, boo! What's an amazing... Setiap antar dan jemput skul, aku mlototin, mana kira-kira yang mirip Hiawata. Tapi, tanpa ingin bermaksud melecehkan, akan akau ceritakan.., tentang, ingatkah wahai kawan-kawan,dalam cerita Hiawata itu, disebutkan suku Perut Buncit, suku Pipi Tembam.., dan itu memang bukan rekaan. Secara genetik, orang-orang Indian ini memang berwajah seperti di gambar yang dikartunkan, ada yang berpipi tembam, ada yang berperut buncit, dan ada yang 'muka garis keras'. Penampilan mereka juga masih "Indian'(jangan bayangin pake baju kulit dan bulu-bulu atau coreng moreng di muka mereka...). Maksudnya, masih cukup sederhana dari cara pemilihan jenis kain yang dipakai untuk baju, sandal, sepatu, dan.., yang paling indah adalah cara mereka menggendong balita di punggung, masih memakai kain, seperti kain tenun yang hangat, sampai si balita ga kliatan sama sekali. Yang aku pikirkan cuma satu, apa bayinya ga susah nafas, ya...(Pas mau aku foto, mereka bilang, "no picture", sambil ketawa memperlihatkan gigi-gigi emasnya,ketika aku bilang, 'I love the way you caring your baby.., may I take your photo?'...Ah, si Ibu Indian ga mau difoto, ya sudah...lain kali aku mau jadi paparazi, tembak jarak jauh).
United Nations Day,a Celebration... (sejarahnya kapan-kapan aku tulis lagi, ya, sebagai 'catatan
kaki'..kaki yang panjaaang...).., jam 9 pagi aku datang kembali ke skul untuk dandani Alma memakai kostum Indonesia, seadanya, (Lo percaya ga, kebaya yang dipakai Alma ni adalah kebayaku waktu menikah! Summ..pahhh! dan skarang dipakai anakku yang kelas 3 SD.., lha mbiyen ki awakku sing kurus apa sekarang anakku yang kegemukan? Mbuh lah, tapi itu fakta...)
Di ruang perpustakaan, kira-kira 40 anak sudah siap dengan kostumnya (tidak semua anak memakai kostum hari ini, karena ini sifatnya permintaan untuk partisipasi, bukan paksaan, bukan harus), yang tidak memakai kostum, akan 'simpuh' di lantai sebagai penonton.
Di ruang teater yang tidak terlalu besar, anak-anak dengan kostum berparade, dan sampai stage, memperagakan "We speak many languages" dengan mengucapkan "salam" dalam berbagai bahasa..., whoa..., hebats...
(Aku gak iso nirokke kabeh to, pokoke ya ada yang ala Jepang, ala arab, ala India, ala Bolivia, ala
Salvador, ala Mexico, ala Spanyol, ala Cina, ala Indonesia, ala Mali...wuakeh.., bikin aku menangis..,
lihatlah, di manapun tempat di dunia ini, anak-anak, anak siapa pun, memang menakjubkan, miracle...).
"Hola, i'm from Mexico, Halo, i'm from..." bla-bla-bla, yang jelas tertangkap kupingku ya, "selamat Pagi,
saya dari Indonesia.." itu suara anakku, satu-satunya makhluk Indonesia di SD Barrett ini.
Acaranya sederhana, salah satu guru, Lady Narator (aku belum tau namanya), berpakaian seperti koboi
perempuan di Teksas, pidato begini, kurang lebih, "Halo, anak-anak semua, para guru, dan tamu yang hadir.., hari ini kita merayakan United Nations Day (terus terang aku ga pasti, sbenere perayaannya tu tanggal hari ini, 23 Oktober apa besok, 24 Oktober.., ga bgitu penting lah yauw). Kalian tahu, anak-anak, bahwa Amerika memang mengundang semua orang dari bangsa manapun, untuk tinggal dan hidup bersama di negeri ini. Lihatlah, kita memang berbeda, ada yang kurus, gemuk, rambut lurus, kriting, hitam, putih, kuning.., indah bukan karunia Tuhan ini? Bisakah kalian bayangkan, bila kita semua sama? Tak ada beda..., apa bagusnya? Yang penting kita di sini berpikir, bahwa perbedaan akan membawa warna hidup, bahwa meski kita berbeda, tapi dengan kebersamaan, kita akan kuat.., untuk berjuang demi anak-anak, agar lebih maju, lebih berkembang, dan tetap bahagia..." (Bagi aku, pidato ini huebats!).
Kemudian, diselingi dengan anak-anak nyanyi bersama, kadang karaoke, kadang dengan iringan musik, kadang dengan acapela, dipandu 2 guru, satu cowok dan satu cewek. Pastilah tidak semua anak bisa melafalkan syairnya, tapi kok nyanyian mereka, lagi-lagi membuatku menangis..., mereka pasti bernyanyi dengan jiwa dan hatinya..(ada yang syairnya gini, "Aku akan menjadi kawanmu, kapan pun, tak peduli, meski kaos kaki pinkmu bau, meski kau tak pernah sikat gigi...he2...)
Nah, ini lagi yang membuatku salut, di antara nyanyian yang didendangkan bersama oleh anak-anak, diputar video tentang True Story, 3 guru senior (aku juga belum hapal nama-nama mereka, maaf Mam, bukan ga hormat, bener -bener karena belum sempat gaul aja sama penjenengan sami...).
Masing-masing guru senior itu, menjadi narator bagi video True Storynya sendiri-sendiri. Dua orang di
antaranya,long-long time ago,adalah Imigran dari daerah di luar Amerika, yang sesuai jamannya, adalah
keluarga besar, 12 bersaudara, 6 bersaudara. Mereka, dengan bukan maksud menyombongkan diri, menceritakan, bagaimana sulitnya hidup waktu itu, tapi karena para orang tua mereka berpikiran maju, dibela-belain dah, kluarga besar itu pindah dari satu tempat ke tempat lain, dan akhirnya ke Amerika, untuk bisa belajar, dan sekolah lebih baik. Dan yang ke tiga, seorang guru asli Amerika, yang pada jamannya, Bapak dan Ibunya, mau ga mau harus ikut Wajib Militer...bla-bla-bla..., intinya mereka bertiga mempunyai kesadaran untuk berjuang dan terus belajar. Terakhir narasi, mereka, dengan bahasa yang hampir serupa, bilang, "Sekarang, aku di sini, di SD Barrett, dengan cinta dan hati, ingin mendampingi kalian berkembang jadi lebih maju..."
Whoah..., ini SD Barrett, ini di Amerika, tapi anak-anak ini, siswa-siswanya sangat menakjubkan, ada anak orang pas-pasan, ada anak yang homeless yang ga punya rumah, ada anak yang diberi gratisan smua fasilitasnya kayak anakku, ada anak-anak Indian yang benar-benar masih sangat sederhana..., tentu saja ini akan kalah hebat dengan sekolah-sekolah Internasional di Indonesia, dengan kurikulum ketat, dengan pengantar bahasa Inggris, dengan pengajar yang kebanyakan native alias orang asli dari negara bule..., pastilah kalah kita-kita ini, boo!
Tapi, lihatlah anak-anak ini, aku akan dan sangat percaya, KEMATANGAN EMOSIONAL mereka akan berkembang dengan baik, karena kurikulum di sini "njlimet", digodog dengan berbasis ilmu Psikologi. Ya Psikologi anak, keilmuan, pendidikan, dan seterusnya.., bukan hanya penyampaian ilmu murni. Singkat kata, sistem pembelajaran di SD ini sangat persuasif, merangsang kreatifitas, penghargaan terhadap orang lain yang demikian tinggi...
"Oke, anak-anak, waktunya istirahat", begitu kata Narator, ketika mengakhiri acara United Nations Day, satu-satu, anak-anak berjalan berbaris dengan santai, didampingi gurunya masing-masing. Setelah ganti kostum, anakku lari ke "backyard" menyusul guru dan teman-temannya, "Daahhh, Mamah, aku mau naik tangga tambang dan prosotan..." Wo, lha dirimu ki SD po Kindergarten, to, Nok? Kok masih pake prosotan, dan guru kelasnya mendampingi bahkan sampai ke backyard.., Lha kuwi salah satu nilai tambahnya, knapa anakku berani bilang, "Skolah di sini lebih enak..," bahkan sejak hari pertama mereka masuk sekolah.
Ternyata Amerika bilang, "Bocah ki yo tetep bocah, di mana aja, selain belajar, disiplin, kasih sayang, ..tentu saja, boo, mereka perlu, dan senang bermain!"
Nah..,lo... Halow, bapak ibu guru teman-teman ane..., what will you say about thissss? Heh..heh..heh..heh..
Salam Hiawata!!!
North Carlin Spring
Arlington, Virginia
Dian,
Di sini jam 9.38 malam, hari Jumat tanggal 23 Oktober 2009, musim Gugur
No comments:
Post a Comment