AKU
TAK BERPUISI
Aku
tak menulis puisi di Bali
Bali
menuliskan puisi untukku
Rinai
hujan di Pura itu
Bukan
akhir dari kisah indah percintaan ini
Ombak
badai menghempas batu karang
Dengan
gagah ia menghadang
Untuk
apa kau tanyakan
Sudah
semestinya aku berkorban
JANGAN
KAU PISAHKAN KITA
Andai
kautancapkan belati di dadaku
Takkan
kaucium anyir darahku
Karena
luka itu akan terbasuh airmata
Dan
bumi akan mengekalkannya
Andai
kaupukulkan gada di kepalaku
Takkan
kaucium anyir darahku
Karena
angin akan menerbangkannya
Dan
hadir kembali lewat semilirnya
Andai
kaubangun tembok yang memisahkan kita
Segera
akan tercium anyir darah
Yang
berontak melewati pori-poriku
Dan
akan terus mencarimu
CINTA
SEJATI
Adakah
Rahwana mengira itu cinta sejati
Berbunga
bunga semerbak petamanan hati
Memberi
sangkar emas kepada pujaan hati
Melumat
cinta membungkusnya dengan,
Segala
digdaya dan angkara
Untuk
memiliki pujaan hatinya
Adakah
Romeo mengira itu cinta sejati
Ketika
tragedi memisahkan kehidupan ini
Tak
bisa memiliki tak bisa menciumi lagi
Melumat
cinta membungkusnya dengan,
Segala
pengorbanan hidupnya
Untuk
memiliki pujaan hatinya
Cinta
sejati adalah,
Ketika
Sri Rama bisa
Melumat
rasa cemburu dan rindu
Melumat
rasa hina dan dusta,
Melumat
rasa gelisah dan amarah,
Kedalam
kasih sayangnya
Cinta
sejati ada dalam jiwa yang penuh cinta
Bukan
dalam jiwa yang penuh angkara
PENGEMBARA CINTA
Pantang melukai karena dihempas cinta
Pantang mendendam karena luka
Walau darah mengucur di kepala
Walau hati terkoyak tajamnya asmara
Cinta tak akan pernah bisa membunuhnya
Tapi akan menuntunnya
Dalam pengembaraan belantara sepi
untuk menemukan Cintanya kembali
(Janu Jolang)
No comments:
Post a Comment