Pada sebuah
acara perkawinan teman Indonesia di sebuah restoran buffet di Silver Spring
kulihat seorang lelaki setengah baya berkulit keling sedang asyik ngobrol
sambil menyantap hidangan secara prasmanan. Dari logatnya yang kental aku yakin
ia berasal dari Jawa, tapi begitu kutahu namanya yang Yahudi banget, Mark
Goldstein, dalam hati aku bertanya-tanya siapakah diantara kedua orang tuanya
yang Yahudi.
Usut punya
usut ternyata si Mark Goldstein itu berayah dari Semin Gunung Kidul, dan ibunya
adalah wanita dari Bagelen Purworejo. Nama aslinya adalah Paino. Ia merantau
sudah puluhan tahun dan terlahir kembali di Amerika sebagai Mark Goldstein.
Memang pernah
kudengar kisah bahwa di Amerika orang bisa mendapatkan identitas baru, jati
diri baru sebagai bagian dari Program Perlindungan Saksi. Program ini di bawah
Departemen Kehakiman dan yang melaksanakan adalah US Marshal Service.
Saksi-saksi kunci dalam kejahatan terorganisir akan mendapatkan perlindungan
dari ancaman-ancaman yang bisa membahayakan jiwanya 24 jam sehari baik sebelum
sidang, masa-masa persidangan sampai sesudahnya. Para saksi dan keluarganya akan
mendapatkan identitas baru yang dijamin keasliannya, rumah tinggal baru,
sejumlah uang untuk kehidupan dasar sehari-hari, jaminan kesehatan, dan
pekerjaan baru di tempat yang aman.
Kalau melihat
tampang si Mark Goldstein asal Gunung Kidul ini, sepertinya ia tidak ikut dalam
Program Perlindungan Saksi. Tampangnya bukanlah seperti anggota mafia Itali
John Gotti yang terkenal sadis, atau Pengedar Narkoba dari Mexico yang terkenal
brutal. Siapapun dia, nyatanya kini ia terlahir kembali di Amerika.
Menurut cerita
diantara para imigran gelap, Identitas baru bisa didapatkan dengan cara yang
cukup unik dan sedikit rumit. Langkah awal yang harus dilakukan adalah kita
bisa pergi ke kuburan dan memeriksa, adakah orang-orang yang seusia kita telah
meninggal, atau meninggal dikala usia mereka masih belia. Atau kita bisa pergi
ke Perpustaan Kota dan memeriksa file-file surat kabar lama yang memajang iklan
obituari, di sana kita akan tahu siapa-siapa yang meninggal di hari itu.
Langkah
selanjutnya adalah lewat kantor Bureau of Vital Records kita bisa meminta
kutipan akte kelahiran. Atau kalau prosesnya terlalu berbelit kita bisa
melakukan cara kedua yaitu membuat akte kelahiran palsu dari penyedia jasa yang
bisa mencetak dengan tingkat keaslian mendekati sempurna. Setelah mendapatkan
Akte Kelahiran maka langkah selanjutnya kita harus mendapatkan kartu Social
Security Number.
Social
Security Number atau disingkat SSN, atau sering disebut SS, adalah secarik
kertas seukuran KTP berwarna biru yang berisi nama pemiliknya dan 9 digit nomer
yang dikeluarkan kantor Social Security. Di Amerika, nomer SS digunakan sebagai
identitas tunggal pemiliknya. Jadi ketika lahir sampai meninggal dunia, ia
hanya punya satu nomer SS saja, nomer itu tak bisa diganti. Keperluan yang
menyangkut pengadministrasian seperti cari kerja, daftar sekolah, cari SIM/ID,
buka akun bank, beli asuransi kesehatan, beli mobil, rumah, mendapatkan
pengembalian pajak tahunan, dan benefit pensiun dimasa tua, mereka selalu
mensyaratkan nomer SS.
Untuk mendapatkan
nomer SS atas nama identitas baru yang sesuai dengan akte kelahiran, kita bisa
memanfaatkan "loophole" atau kelemahan sistem, dimana beribu-ribu
bayi yang lahir belum didaftarkan oleh orang tuanya untuk mendapatkan nomer SS,
atau anak-anak terlantar maupun Juvenile yang secara mandiri bisa meminta nomer
SS.
Dengan berbekal akte kelahiran
aspal dan nomer SS yang telah kita dapatkan maka jalan lapang terbentang di
hadapan kita. Cari kerja, SIM, buka akun bank, membangun credit record,
mendapatkan tax return, semuanya akan terasa mudah. Si Mark Goldstein
mendapatkan kedua hal di atas dari seorang makelar yang menjual birth
certificate dan nomer Social Security kepunyaan si empunya aslinya yang sudah
meninggal dunia. Entah Paino yang asli Semin itu harus membayar berapa ratus
dollar sehingga ia terlahir kembali di Amerika dengan identitas baru. nyatanya
kini ia berstatus sebagai warga negara Amerika yang terpandang, bisa membeli
sebuah rumah di Kensington, memiliki paspor Amerika guna menengok orang tuanya
di Semin, mempunyai pekerjaan di sebuah perusahaan swasta besar ternama, dan
tentunya mendapatkan benefit dari kantor Social Security kelak kala ia pensiun.
1 comment:
gan ane mau tanya nih, ane terlahir di new york city, amrik. ane numpang di n.y karena
ortu pada saat itu sedang tugas disana. kira usia 3 tahun ortu kembali ke indonesia dan tentunya ane ikut juga. identitas ane yang dibawa oleh ortu ke indonesia hanya birth of certificate city of new york. sejak ane kembali ke indonesia sampai sekarang ane belum pernah lagi balik kesana n.y.c.(tempat numpang lahir). pertanyaannya adalah bagaimana status ane saat ini, bisakah mendapatkan paspor amerika,ssn dan dokumen2 lain yang diperlukan. bagaimana caranya. makasih.
Post a Comment