Sunday, September 11, 2005

TRAGEDI 911

Jam 8:50 pagi: Selasa 11 September 2001 aku dikejutkan oleh suara keras Bang Herdi dari ruang tengah. Aku yang sedang bikin kopi di dapur kaget lalu tergopoh-gopoh menghampirinya; ia sedang serius nonton berita CNN. " Ada sebuah pesawat menabrak gedung WTC New York.... Gila, ... masa pesawat bisa nyasar sampe ke situ?", Bang Herdi membelalak. Reporter CNN melaporkan ada saksi mata yang melihat pesawat menghujam salah satu gedung kembar WTC, kemungkinan sebuah pesawat jet bermesin ganda.

Gedung kembar WTC adalah salah satu dari gedung tertinggi di dunia; setinggi 415-an meter, letaknya di pinggiran bawah Manhattan dekat Marina, tak ada jalur penerbangan yang melintasi Manhattan melainkan lewat di atas sungai Hudson mengarah ke Utara. Dan pagi itu pesawat terbang rendah dengan kecepatan tinggi langsung menuju kawasan Manhattan yang dikenal dengan pusatnya Keuangan Dunia.
Kulihat di televisi gedung tempat para pebisnis berkantor itu mengeluarkan asap. Suasana sangat mencekam. Saksi mata yang tinggal di Battery Park -- lewat telepon -- menceritakan bahwa ia mendengar suara menggelegar seperti bom disertai bunga api yang bercampur pecahan kaca, logam serta kertas-kertas yang berhamburan. Reporter menduga ini adalah Penerbangan Bunuh Diri. Apakah yang sebenarnya terjadi? Apakah kecelakaan atau kesengajaan? Semua penonton televisi masih bertanya-tanya.
Teman-teman yang sedang tidur akhirnya terbangun mendengar suara keras aku dan Bang Herdi. Oki dan Arif langsung bergabung di depan televisi, Rinto dan Asnawi tetap di pembaringan tapi menyimak. 
Jam 9.03 pagi: hanya kira-kira 15 menit, ada saksi mata melihat ledakan kedua yang lebih dahsyat, orang-orang segera berhamburan menyelamatkan diri. Penyiar mendapat kabar dari salah satu produser yang memberitahukan bahwa ada pesawat kedua yang "mungkin" menghantam gedung kedua WTC. Tak berapa lama televisi mendapatkan rekaman video saat pesawat kedua mendekat ke gedung satunya dan menghujam dengan keras hingga menimbulkan ledakan hebat. "Beyond believe!!" reporter kehabisan akal untuk memahami peristiwa yang sedang terjadi. Sangat tidak masuk akal kalau terjadi kesalahan navigasi pilot ketika dalam waktu kurang lebih 15 menit berturut-turut dua pesawat menabrak ke gedung kembar yang letaknya bersebelahan. Bang Herdi yang pernah bekerja di area itu bilang bahwa turis-turis banyak yang mengunjungi gedung WTC untuk bisa melihat panorama kota New York dari puncak gedung.
Jam 9.18 Reporter tivi mendapat kabar dari Associated Press, FBI mengkonfirmasi ada laporan dari otoritas pengontrol lalu lintas udara bahwa telah terjadi pembajakan pesawat. FBI belum bisa memastikan apakah ini serangan teroris, penyelidikan sedang berlanjut.
Jam 9:30 pagi: Presiden Bush muncul di televisi. Ia yang sedang menghadiri acara baca buku di sebuah SD di Florida langsung bereaksi dan menyatakan dalam pidatonya," Hari ini kita mengalami tragedi nasional bahwa dua pesawat menabrak gedung WTC. Ini adalah serangan teroris kepada negara kita. Saya telah bicara kepada Wakil Presiden, Gubernur New York, dan Direktur FBI dan menginstruksikan untuk segera membantu korban dan keluarganya, serta menyelidiki serta menangkap orang-orang yang melakukan aksi ini. Terorisme melawan bangsa kita tak bisa dibiarkan. Mari kita berdoa, semoga Tuhan memberkati korban, keluarga, dan Amerika."
" Gila man .... Gila .... Ini serangan Kamikaze", kata Bang Herdi. Aku sendiri masih tak habis pikir tentang dua pesawat yang bisa menabrak target yang sama dalam waktu yang hampir bersamaan. Dalam sejarah kecelakaan pesawat terbang tak pernah terjadi hal seperti ini, atau barangkali betul apa yang dikatakan Bang Herdi, ini serangan Kamikaze seperti pilot-pilot Jepang pada Perang Dunia II yang menabrakkan pesawatnya ke kapal perang lawan.
Kulihat di televisi asap tampak mengepul menyelimuti Lower Manhattan, bercampur dengan debu semen, kaca, logam, dan serpihan kertas-kertas yang berterbangan. Ribuan pekerja memenuhi jalanan, menjauh dari komplek gedung WTC. Sungguh suasananya sangat mencekam. Ambulan dan petugas Pemadam Kebakaran mengevakuasi korban luka-luka. Kobaran api di gedung kembar itu makin membesar, disertai ledakan yang menggelegar. Beberapa orang saksi mata menceritakan sambil sesenggukan bahwa ia melihat ada 5 atau 6 orang telah terjun dari ketinggian 400an meter dari gedung yang terbakar. Mereka terperangkap di atas lantai tempat pesawat terbakar. Mereka tak bisa turun dan terjebak kepulan asap tebal dan api yang menyala-nyala. Pemandangan sungguh mengerikan.
Tak beberapa lama penyiar tv menginformasikan bahwa telah diketahui satu pesawat yang dibajak adalah jenis pesawat Boeing milik maskapai penerbangan American Airlines yang berangkat dari Boston tujuan ke Los Angeles. Asnawi yang kakaknya dulu pernah kerja di perusahaan Boeing bilang bahwa pesawat yang dibajak ini adalah rute penerbangan jarak jauh, biasanya pesawatnya berukuran besar dan memuat bahan bakar lebih banyak," Ini bener-bener ..well planned, .... well coordinated." Sangat terencana .. sangat teliti.
Suasana tambah mencekam ketika ada berita dari reporter CNN di Washington DC bahwa Gedung Pentagon juga meledak. Terlihat kobaran api dan asap yang membumbung tinggi. Belum diketahui pasti apa penyebabnya, kami di kamar 720 menonton dengan suasana tegang. Teror telah merambat ke Washington DC, ibukota Amerika Serikat. Gedung yang paling aman di dunia itu telah diserang. Seluruh Amerika panik. White House dievakuasi, ada kabar dari intelijen bahwa White House akan diserang. Gedung Capitol, Departemen Luar Negeri, dan Departemen Keuangan dievakuasi. Aku makin bertambah bingung sebenarnya berapa pesawat yang dibajak dan siapa orang-orang yang bisa mengacak-acak Amerika Serikat seperti ini, secara Amerika dalam sejarahnya tak pernah diserang sehebat ini kecuali di kepulauan Hawaii.
Tak lama berselang reporter tivi menyampaikan kabar bahwa terjadi ledakan hebat dan bunyi bergemuruh, ternyata gedung South Tower runtuh. Semua rentetan kejadian itu berlangsung sangat cepat dan kami hanya bisa terbelalak kaget sambil tak percaya dengan apa yang kami lihat. Gedung kolaps dan runtuh seketika hanya dalam waktu 10 detik dan berubah jadi debu-debu semen yang menutupi Lower Manhattan. Gedung WTC, kebanggan dan simbol kota New York kini rata dengan tanah. Pemandangan sangat mencekam.
Tiba-tiba aku dikejutkan oleh dering telpon ternyata dari Tuan Tan bosku yang memberitahu kalau hari ini restoran tutup karena kejadian 911. Semua akses jalan ditutup, kereta dan bis disetop, semua kantor pemerintahan ditutup. Semua orang-orang tumpah ruah di jalanan, suasana pagi itu kacau balau.
Aku kembali ke televisi, kulihat dari sudut pandang berbeda ketika gedung South Tower runtuh, dari saksi mata yang ada di bawah gedung. Aku bisa merasakan kepanikan itu ketika orang-orang berlari sekuat tenaga menjauh dari reruntuhan yang mengandung puing-puing semen, pecahan besi baja, pecahan kaca jendela, serta serpihan kertas-kertas transaksi bisnis, yang membentuk gumpalan-gumpalan awan pekat seolah mereka sedang dikejar awan panas Wedus Gembel ketika gunung Merapi meletus.
Peristiwa mencekam berlanjut, gedung kedua Northa Tower kolap. Bahan bakar kerosin dari pesawat yang bersuhu sangat panas dan membakar sangat cepat itu melelehkan konstruksi bangunan gedung hingga tak mampu lagi menahan beban. Reporter televisi kehabisan kata-kata,"There are no words ....Horrific scene in horrific moment ..." Tak ada kata-kata untuk menggambarkannya .... Kejadian mengerikan pada momen yang mengerikan. Suasana saat itu seperti di dalam Zona Perang, update berita simpang siur. Ada laporan bom mobil di dekat Departemen Luar Negeri AS. FAA menutup semua penerbangan di seluruh Amerika, dan penerbangan Internasional yang menuju Amerika dialihkan ke Kanada.
Jam 10:48 pagi Helikopter datang dan pergi mengevakuasi korban di gedung Pentagon, juga pesawat tempur melintas di atas Washington DC untuk menjaga kawasan udara. Sumber di Pentagon menyebutkan bahwa ada pesawat kedua sedang menuju ke Washington DC, diperkirakan akan menyerang White House atau Gedung Capitol.
Tak lama ada berita Boeing 757 jatuh di Somerset, Pennsylvania. Berarti ini sudah empat pesawat yang jatuh di pagi hari tanggal 9 September 2001. Terlihat rumah sakit kebanjiran para korban, reporter belum tahu berapa korban yang meninggal, luka, dan hilang. WTC sendiri diperkirakan menampung 50.000 orang yang berkantor pada hari kerja, juga kereta bawah tanah yang berhenti di sana, serta turis-turis yang ingin menikmati pemandangan dari puncak gedung WTC.
Hampir tiga jam lebih kami tak beranjak dari duduk dan memfokuskan pandangan mata ke televisi. Baru pertama kali ini aku menonton tragedi kemanusiaan detik demi detik langsung dari tivi, sungguh sangat mengerikan. Tak terasa aku sudah menghabiskan berbatang-batang rokok dan dua gelas kopi. Perutku mual. Dalam benak aku bertanya-tanya siapakah yang berada di belakang ini semua?

 
Site Meter