Sunday, December 19, 2010

SEMUA SERBA WIRELESS, SERBA BLUETOOTH

Dalam sebuah perjalanan 'rush-hour' kereta bawah tanah Metro Subway, seorang pemuda kulit hitam berpenampilan rapi duduk disebelahku tiba-tiba berteriak serta mengumpat dengan gaya khas orang kulit hitam. Aku yang tadinya terkantuk-kantuk jadi kaget. Terus terang aku susah menangkap arti yang dia omongkan. Kulirik dia, kuperhatikan -- sesekali ia membetulkan sesuatu di telinga kirinya. Barangkali ia sedang telpon istrinya. Yah, Bluetooth memang bikin komunikasi makin praktis. Jaman makin modern, tangan kita tak perlu lagi bekerja mengangkat-angkat telpon atau memasang headset yang kabelnya bikin ribet. Kita tinggal ngomong langsung, seolah-olah sebuah monolog dalam pertunjukan teater.

Diantara kerumunan penumpang yang makin padat, si pemuda kulit hitam itu makin tak terkontrol nada bicaranya. Ia marah berat. Semua penumpang memandang dia dengan mimik terganggu, kemudian mengalihkan pandangan kepadaku. Terus terang aku punya pengalaman tak menyenangkan dengan seorang kulit hitam yang marah – marah hanya karena aku sedang melamun tapi dikiranya sedang memelototi dia. Umpatan kasar sampai caci maki khas “black-ghetto” mengalir deras sepertinya dia sedang nge'rap”. Akhirnya aku bangkit dari duduk dan menyelamatkan diri ke dekat pintu, berdiri bersama penumpang lain.

Ketika kereta berhenti di Metro Station kuperhatikan si pemuda kulit hitam itu turun sambil masih saja 'ngedumel'. Kuperhatikan di telinga kirinya ternyata tidak tergantung sebuah Bluetooth-pun. Aku salah sangka, ternyata ia seorang yang suka ngomong sendiri. Atau barangkali gila, atau stress, atau jangan – jangan dia pemain sandiwara yang sedang latihan? Ah 'ada ada saja'....


Janu Jolang
Catatan Saku Imigran Gelap Di Amerika

 
Site Meter