Wednesday, January 10, 2007

CRYSTAL BALL

Wanita kulit hitam itu bernama Crystal, tapi karena kepalanya plontos mengkilat maka teman-temannya menambahkan Ball, jadilah ia bernama Crystal Ball alias Bola Kristal. Nama yang sangat indah.

Perkenalanku dengan Crystal Ball sungguh tak sengaja, waktu itu aku sedang duduk santai di undakan depan restoran dan tiba-tiba si Crystal Ball lewat di trotoar sambil marah-marah padaku. Ibarat angin topan yang datang tiba-tiba, dia meneriaki dan menuding-nuding aku dengan kata-kata kasar fucking bitch, tanpa ada sebab apa-apa.
Aku hanya celilian bengong sambil menggelengkan kepala. Orang-orang yang sedang lalu lalangpun ikut bertanya-tanya dalam hati mungkin aku bikin gara-gara sehingga si Crystal Ball marah kepadaku. Yaa sebuah awal perkenalan yang tak mengenakkan. Dan selanjutnya kalau aku bertemu dia aku memilih menghindar, biar tak kena maki-maki lagi di depan umum.
Tapi pada suatu hari dalam kondisi yang tak bisa kuhindari, aku berpapasan dengannya. Aku berusaha menyapa dia dengan ramah dan tak kuduga dia membalasnya dengan ramah bahkan lagaknya seolah bagai kawan lama, ia memanggilku dengan sebutan sweety alias si manis.
Kutawarkan sebatang rokok untuk mengusir canggung dan ia dengan gembira menyambutnya. Sambil basa-basi kutanyakan dimana dia tinggal dan dia menjawab tinggal di komunitas orang hitam di daerah South East, Washington DC. Tempat yang angker karena tingkat kejahatannya yang tinggi dan hampir tiap hari terdengar suara pistol menyalak, dan bisa dipastikan kabar penembakan itu lantas muncul di berita tv, seseorang terbunuh lagi hari ini di South East.
Dalam perbincangan selanjutnya Crystal Ball bercerita bahwa sesama orang hitam selalu ada rivalitas. Diapun tak ingin disamakan dengan orang hitam asal Afrika, ataupun dari Jamaika. Lantas ia mengaku bahwa dia setengahnya keturunan suku Indian. Kakek moyangnya adalah suku Cherokee yang hidup sepanjang Georgia-Carolina-Tennesse dan punya naluri berburu hebat. Gara-gara cerita tentang perburuan, si Crystal Ball berjanji kepadaku bahwa suatu saat dia akan menghadiahkan sebuah busur panah kebanggaan suku Cherokee-nya, dan memang benar dia kemudian menepati janji tapi sayang apa yang kubayangkan sebuah busur panah yang kekar dan bagus ternyata (dia sempat-sempatnya) merangkai sebuah busur panah dari ranting pohon dan di ujung keduanya disambungkan seutas tali. Dalam hatiku aku tertawa melihat hadiah dari dia, karena itu mah kerjaan anak SD bikin panah-panahan.
Tapi dengan senang hati pemberian itu aku terima. Dan Crystal Ball berjanji suatu saat ia akan membuatkan anak panahnya.
+++
Setiap bertemu Crystal Ball selalu mengeluh padaku tak punya uang. Kemudian ia merajuk dan minta uang kepadaku. Dan entah sudah berapa puluh kali jawabanku selalu sama, " I don't have money. I"m broke"
Lantas aku mengeluarkan bungkus rokok dari saku celanaku dan kutawarkan padanya. Ia menyambut gembira sambil mengambil sebatang dan aku menyalakannya. Masalah uang pun akhirnya lupa dan kita basa-basi ngobrol. Persahabatanku dengan Crystal ball dilihat teman kerjaku sangat aneh. Terutama oleh si Kepala Chef Mr. Chong, yang notabene benci banget dengan si hitam plontos itu. Suatu malam ketika Mr. Chong pulang kerja dia mendapati ban mobilnya robek ditusuk pisau di pelataran parkir. Mr Chong lantas menghubungkan kejadian itu dengan ulah si kepala plontos yang beberapa hari lalu diusirnya karena masuk restoran dalam kondisi mabuk dan teriak-teriak minta ketemu Mr. Tan pemilik restoran. 
Suatu hari Crystal ball sengaja datang menghampiriku di restoran dan tiba-tiba dari saku celana ia mengeluarkan duit 20an dollar dan memberikannya kepadaku. Aku kaget dan bertanya," What for?".
"This is for you .. Sweety ..."
" No ... No ..no .. I am fine", aku menolak dengan halus.
" Keep it ... Keep it sweety ... Jangan menolak pemberianku."
Sekali lagi aku menolak dengan halus sambil mengatakan bahwa aku masih ada sedikit uang untuk hidup. Tak kuduga Crystal Ball berubah marah atas penolakanku. Barangkali yang dia pahami, aku selalu bilang tak punya uang ketika ia meminta. Sekarang ia punya uang dan ingin berbagi tetapi aku menolaknya. Sambil ngomel-ngomel dengan suara keras ia memaksa aku untuk menerima uang pemberian itu. Sungguh sangat absurd berurusan dengan Crystal Ball. Akhirnya uang 20 dollar kuterima sambil aku mengucapkan terima kasih. Dia langsung ngeloyor pergi.
Chong san yang melihat kejadian itu memperingatkanku untuk waspada kalau-kalau uang itu hasil penjualan narkoba atau suatu saat aku bisa tersangkut masalah hukum karena pemberian uang itu terkait dengan sebuah jaringan pengedaran narkoba.

 
Site Meter