Friday, May 19, 2006

KETIKA SAKIT

Hari ini aku ijin tidak masuk kerja. Kepalaku pusing, sesak nafas, dan badanku panas. Jangan-jangan aku terkena Swine Flu alias Flu Babi yang sedang heboh akhir-akhir ini. Aku tergolek lemah tak berdaya sambil menggigil kedinginan. Kalau sudah begini aku tiba-tiba merasa jadi orang yang pengecut. Ketegaran yang dibutuhkan oleh seorang perantau dalam menghadapi segala rintangan serasa menghilang. Aku jadi teringat ibu, rindu dengan belaiannya ketika aku sakit, rindu dengan suapan makanannya, atau omelannya yang melarang ini-itu biar aku cepat sembuh.

Aku butuh kehangatan untuk mengusir menggigilku. Selimut tebal tak berasa apapun. Kurasakan seolah musim dingin kembali tiba – aku menggigil merapatkan gigi. Ya, aku harus mencari kehangatan untuk mengusir kedinginanku. Aku segera beranjak menuju kamar mandi. Kubuka keran air panas hampir setengahnya, juga seperempat keran air dingin. Kuisi 'bath tub' hampir penuh.

Itulah ritual yang selalu kukerjakan ketika aku sakit, aku berendam di dalamnya. Kurasakan panas air beradu dengan kulitku yang menggigil kedinginan. Sekejap kurasakan sensasi yang luarbiasa merayapi sekujur tubuhku. Tubuhku nyaman tiada tara. Kalau ada sebuah kenikmatan terbaik di dunia ini, aku lebih memilih berendam di air panas ketika aku sedang tak enak badan. Kurasakan sebuah kedamaian membalut pori-poriku, mengaliri aliran darahku, dan menenangkan syaraf-syarafku,. Kurasakan sebuah surga kecil melingkupiku: Aku yang dibalut kehangatan dalam ketidakberdayaanku, Aku yang merasakan kembali kepada fitrahku, kembali pada kenyamanan natural dalam perut ibuku.

 
Site Meter