Thursday, December 24, 2009

EduRantau: RANKING

Rangking.., kata ini sering dipeributkan, bukan hanya oleh anak-anak sekolah, tapi, bahkan yang lebih heboh adalah..terutama, Ibu, Mamah-mamah dari anak sekolah itu. Tidak semua memang.., dan yang lebih banyak tidak ikut meramaikan kehebohan itu, aku nilai, sebagai orang tua yang tahu, dan menerima sistem yang sedang berjalan.

Kira-kira, kalau tidak salah ingat, sudah sekitar 3 tahun terakhir, yang namanya sistem rangking, tidak lagi dipakai, terutama di sekolah dasar. Alasannya apa, aku kurang paham...mungkin iklim sistem rangking ini tidak kondusif, bagi pemerataan, dan pemacu kemajuan belajar anak-anak, yang notabene mempunyai KEMAMPUAN dan BAKAT yang berbeda-beda.

Bagi aku, kalau sudah dibilang ga ada sistem rangking, ya ikuti saja sistem penggantinya. Yang aku ingat, format rapor pun diganti bentuknya.

Maksudnya, kan ga ada rangking, tapi ketika terima rapor, kok masih pada nanya, "anak saya "urutan" ke berapa di kelas, bu Guru.." he2..kagak puass aje ni Ibu kalau ga tahu di mana posisi anaknya. Trus kalau sudah tau anaknya urutan ke berapa, anak lain urutan ke berapa, jadi ribut.."lho, si X itu kan gak pandai, kok rangkingnya di atas anak saya.." Rame pula kan? Hiks..hiks..

Oke..mereka, Ibu-ibu itu, Mamah-mamah itu yang terlalu progresif, atau aku yang terlalu biasa-biasa saja, tak masalah. Bagi aku, bersaing, tidak harus menjadi sama dengan yang lain. Karena namanya PERSAINGAN, itu luasss banget, kagak cuma soal nilai rapor.

Soal rangking ini pun, pernah membuat anakku, si Kakak nangis bombay bak kehilangan kucing belangnya. Terima rapor kenaikan kelas, dengan bangganya, ditunjukkannya pada Eyangnya, karena nilainya, cukup baik.

Ngemeng-ngemeng,dengan nilai yang cukup baik itu, dia menduduki urutan 25 di kelasnya..what...??!!! Ya, rangking 25, dan aku sebagai Ibunya, tetap bersyukur.

Kenapa si Kakak nangis bombay? Karena si Adik Sepupunya, sama-sama naik kelas 6 waktu itu, tapi lain Sekolah Dasar, menduduki urutan ke 5 di kelasnya. Padahal, sehari-hari mereka les matematika bareng, seminggu 2 kali, kemampuannya ga beda jauh, sebelas setengah duabelas deh..

Lha kok yang satu urutan 25, yang satu lagi urutan 5..what's up?

Aku langsung bilang, karepku ki yo menghibur, "Kak, SDmu ki SD ngetab-etabi..whuampuh..sing ampuh ki ya terutama orang tua murid yang sangat progresif mendukung kemajuan anak-anaknya. Maka, kelasmu itu kumpulane wong sing pinter kabeh, podo oyak-oyakan prestasi. SD-ne Adik Sepupumu kuwi, lain..Coba kamu liat rapor Adik Sepupumu, lihat skornya, jangan lihat rangking..karena rangking gak jadi patokan, apalagi dengan lain SD.."

Karena gak mudheng omonganku, si Kakak masih membombay..dia sudah menunjukkan rapornya pada si Sepupu, sementara si Sepupu gak mau menunjukkan rapornya.

Acara bombay-bombay-an bertahan sampai 1 minggu, sampai ketika 2 anak perempuan bersaudara ini, ngobrol, dan si Adik Sepupu akhirnya bersedia membuka rapornya...Ternyata, si Adik Sepupu ini, skornya, total nilainya, 5 point di bawah si Kakak.

5 point di bawah si Kakak, dan si Adik Sepupu di SDnya urutan ke 5,dengan rata-rata 87.8 sementara si kakak di kelasnya rangking 25 dengan rata-rata 88.6

So.., mari kita kupas..
Salah tahu, salah duga, tentang nilai, rangking..ujung-ujungnya, bisa jadi..awasss..Ibu-ibu, Mamah-mamah.., anaklah yang jadi tumpuan. Bila rangkingnya "jelek" maka anak akan jadi tumpuan kesal, diomelin, dihardik, dibanding-bandingkan dengan temannya..dan akhirnya DITEKAN! Les ini itu di sana sini..wuihh...melas...Bu, Mah..

Nahh, celakanya, yang suka menekan ini bukan cuma Ibunya, Mamahnya, tapi juga terutama, Gurunya. Ngapa si Pak, neken-neken bocah..wedi ora pada lulus 100% apa? Ya, itu salah satu motivasi, Guru menekan murid untuk mendapat nilai bagus.

ya.., gak salah-salah amat sih, Bapak Guru. Tapi maksud aye, jangan menekan, tapi menumbuhkan motivasi meraih prestasi yang lebih baik.

Untuk hal ini, aku bahkan sempat adu argumen (he2..opo malah emosi) dengan si Bapak Guru.

Begini ceritanya:
Karena ada KKM- Kriteria Ketuntasan Minimal, atau nilai minimal yang harus dicapai anak untuk mata pelajaran di sekolah, ya aku ambil praktisnya saja, nilai si Kakak sudah cukup memenuhi, bahkan sedikit banyak melampaui KKM.

Kok rangkingnya 25? Ya karena teman-temannya yang rangking 1 sampai 24, nilainya berada di atas si Kakak...he2.., rata-ratanya, beda-beda tipis di atas 88.6 sampai yang terpandai, rata-ratanya sekitar 9,1.

Ketika aku bilang, "Ya sudah Pak, nilai anak saya cukup lah, meski urutan ke 25, itu bukan masalah bagi saya, dan saya cukup paham, apa dan bagaimana anak saya. Saya akan tetap pantau, moga-moga sampai UNAS, anak saya tidak mengalami hambatan yang berarti.."

Pak Guru bilang, "Ibu jangan berpatokan pada KKM, mestinya Ibu lihat Rata-rata Kelas, jadi anak Ibu harus di atas Rata-Rata Kelas.."

"Lho.., lha anda bikin KKM buat apa? Pajangan? Kalau memang kelas anak saya, kelas yang Bapak ampu, pintar semua, naikin dong KKMnya, karena KKM ini sifatnya kan ukuran minimal. Atau, hapus KKM, jadi pembandingnya cuma Rata-Rata Kelas saja,itu lebih fair, dan maaf ya Pak, setiap anak mempunyai kemampuan dan bakat yang berbeda. Saya tidak akan pernah menekan anak saya dengan berpatokan pada nilai anak lain. Pemikiran Bapak yang seperti itu, bagi saya, artinya, Bapak tidak bisa memahami kemampuan dan bakat masing-masing anak...Bapak cuma mau, kelas bapak "selamat" karena anaknya puintar semua...dan nanti lulus semua, gitu? Nehik lah Pak.."

"Lha nanti kalau masuk SMP kan bersaing Bu?"

"Bersaing macam apa Pak? Apa Bapak lihat, sudah mendata, anak-anak yang masuk SMP favorit itu, semua murni karena nilainya buagus? lha wong sistemnya gonta ganti gini, tahun kemarin masuk SMP pake tes, sekarang kagak, patokane malah nilai rapot..sapa tahu tahun depan cuma berpatokan pada "hasil wawancara" dengan orang tua, anda nyumbang berapa? Lima juta, sepuluh, atau limabelas? Jangan dibikin refoth lah, Pak..."

"Iya sih Bu.., tapi.."

"Kagak bisa dipegang, Pak..Dan kalau lihat perkembangan anak saya dari kelas satu, dia cukup konsisten dengan rata-rata nilai rapornya. InsyaAllah sampai UNAS saya akan maintenance minimal seperti itu. Tapi saya sangat tidak setuju kalau Bapak bilang, anak saya harus tergopoh-gopoh menyusul rata-rata kelas anak lain di atasnya. Kagak bisa Pak.., salah-salah, kalau saya menekan anak saya dengan cara begitu, anak saya malah down..sudah dibandingkan dengan kawan-kawannya, masih ditekan-tekan pula.. Jangan kasih anak beban melampaui kemampuannya, Pak. Dan khusus anak saya, saya tahu persis siapa dia. Mboten lah Pak..saya tidak gila rangking.."

"Masuk SMP? Ya ikuti sistem yang ada nanti Pak..kalau perlu beli bangku, tak beli semua 40 bangku," gitu kataku agak marah, he2.. Piye ki, kok njuk emongsieehh...(Padahal, yo duite sopo, duit gambar bagong, po..)

Jadi gmana ni...
Hualow..Diknas negara Indonesia, mohon, kalau anda berdalih bahwa pergantian sistem ini itu adalah demi perkembangan pendidikan di Indonesia, ya oke lah..tapi jangan bikin syusyah orang buanyak gini dong...

Mana sistem OTONOMI, sekarang kagak cuma di kampus doang,kagak cuma di Universitas doang, tapi juga di SD, SMP, SMU... Ayo podho oyak-oyakan le golet sumbangan.., bajindul..bajindul..Iki pendidikan, Pak, Bu, dan lulus SD tu baru 6 tahun lamanya sekolah. Padahal dulu ada Wajib Belajar 9 tahun, lha kok mlebu SMP nemen le susah ki piye..Nek muni wajib, yo gak sah ribut to, nyumbang brape, trus jadi patokan ketrima kagak!

Mungkin sistem Rayon, itu yang paling adil! Anak Indonesia, siapa pun, punya hak sama dalam hal ini!!! Marah ni aku..huhhh!!!

Dan, Tuhan berkata lain, si Kakak pindah ke Amerika sebelum UNAS, tapi karena sistem pendidikan di Amerika, SD cuma sampai kelas 5, maka Kakak langsung "mendadak akselerasi", naik ke kelas 6 Middle School, alias SMP. Lha, rak iyo to.., ra perlu ngomel nganti methentheng..manusia berusaha, Tuhan pula yang kasih keputusan..

Sing penting, sakmadyo, wajar..jujur, berusaha, ndonga, aja seneng "bikin kalah" orang lain dengan cara yang tidak baik...Wes ah, tak ra nesu-nesu.., mbokan ana sing gilapen..Kurang lebihnya mohon kritik dan saran, karena cerita di atas, murni..murni, pandangan saya secara pribadi...

North Carlin SpringArlington, Virginia
Dian Di sini jam 4.37 subuh, kancilen gak iso turu..
Tanggal 22 November 2009
Masih sisa-sisa Fall..

Thursday, December 17, 2009

CRAZY CRIME

KITA SERING TIDAK TAHU APA PIKIRAN (NIAT JAHAT) ORANG
Kalau semua orang bisa membaca pikiran atau dalam hati seseorang, tentu itu bisa mengurangi kebohongan, niatan jahat, dan tindakan keji seseorang. Tapi ini dunia nyata, bukan paranormal, dan kisah nyata di bawah ini adalah gambaran betapa kita tidak tahu apa yang tersembunyi dalam hati dan pikiran seseorang.

Sebut saja wanita kulit hitam bernama Veronica, 40an tahun punya niat mulia.

Ia pergi ke shelter tempat penampungan homeless di Washington DC dan bertemu dengan seorang gelandangan yang sedang hamil tua. Veronica lantas menawarkan baju hangat, makanan, dan tempat tinggal di apartemennya. Pucuk dicinta ulam tiba, si perempuan gelandangan itupun menyambut dengan gembira dan berapi-api. Ia merasakan sepertinya dewi penolong telah datang.

Tapi apa lacur, setelah tinggal di apartemen yang nyaman dan hangat, pada suatu malam, si Veronica mengikat tangan dan memplester mulut si homeless itu, dan gemblung ora waras!!! Ia mengambil pisau cutter dan mengiris perut si ibu hamil itu!!!.

Veronica menginginkan si jabang bayi itu.

Tak bisa dibayangkan bagaimana sakitnya ketika perutnya yang gembung itu diiris, air ketuban yang keluar dari sayatan pisau cutter, tapi ajaib si perempuan hamil itu masih bisa melepaskan diri dan lari dari kejaran Veronica.

Dengan menahan rasa sakit yang luar biasa, sambil kepayahan memegang bayinya yang sudah nongol dari perutnya, si homeless itu minta tolong.

Orang-orang melihatnya. Si Veronica kabur, polisi datang, disusul ambulance yang membawa si ibu hamil itu ke rumah sakit.

Kabar dari koran, si Ibu hamil dan anaknya bisa diselamatkan.

Dan si Veronica ketangkap di daerah Virginia.


Janu Jolang
Catatan Saku Imigran Gelap Di Amerika

Wednesday, December 16, 2009

EduRantau: MENYENTUH PRIBADI

Sebenarnya, bagaimana membuat anak mau mempelajari sesuatu, salah satu jalan yang harus ditempuh adalah, menumbuhkan motivasi. Dan motivasi ini, sifatnya sangat pribadi, individual ...
Inilah pintarnya sistem sekolah di Amerika menumbuhkan motivasi individu, salah satunya adalah dengan "MENYENTUH PRIBADI" masing-masing anak.

1. Kenali Dirimu Sendiri
Di awal sekolah, anak-anak diminta menuliskan pada selembar kertas separo folio, "APAKAH ARTI NAMAMU DALAM BAHASA ASALMU.." tanyakan pada orang tuamu, apabila kalian belum atau tidak memahaminya.

Nah.., langkah ini sudah membuat masing-masing anak surprise, bangga, dan merasa dirinya dihargai. Setelah menuliskan namanya, keesokan harinya gurunya akan membacakan di depan kelas, masing-masing nama anak dan artinya..

Bisa bayangkan kan..,pasti anak-anak ini senang, karena pastilah nama mereka indah, penuh arti..Bukankah orang tua memberi nama selalu mengandung arti dan harapan yang baik? (Untung kelas di sini adalah "kelas kurus", sekitar 20 anak per kelas, jadi gurunya gak capek-capek amat membahas satu-satu...)

Setelah itu, kertas yang berisi NAMAMU dan ARTINYA ini akan ditempel di kertas berwarna-warni, dihias,kemudian dipajang untuk beberapa hari di kelas masing-masing. Dan mereka, anak-anak ini akan saling memperbincangkan, bertukar cerita, tentang nama-nama mereka...

Lain hari, anak-anak diminta menggambar seekor ikan, seukuran setengah folio lagi. Pada badan ikan, dituliskan hal-hal yang berkaitan dengan pribadi anak, dan diminta mengisi jawaban tanpa bantuan orang tua.

Hal yang ditanyakan, adalah kurang lebih begini, misalnya, Nama : Almasita, I'm best at: Art, I see myself : (as an) Artist, People who support me : my mom, my dad, and my sister.
Besoknya anak-anak diminta bawa foto diri, kecil saja, di tempel di badan ikan. Tak lupa, lagi-lagi anak-anak diminta menghias ikannya seindah mungkin. Lain hari, gambar-gambar ikan ini sudah dipajang di tembok lobi sekolah, per kelas..

Dan, anak-anak exciting banget ketika orang tuanya jemput sekolah, "Mama, ini punyaku..."
Ini adalah salah satu usaha sekolah "mendeteksi", sebenarnya, apakah "special gift", bakat dari masing-masing anak...(Karena biasanya..biasanya lho.., kalau bapaknya jadi dokter, maka anaknya disuruh jadi dokter juga..he..he..).

2. Membaca
Di Amerika, hampir bisa dikatakan, orang-orang sangat dekat dengan yang namanya buku, bacaan. Di mana-mana terdapat perpustakaan bebas biaya, siapa pun boleh mendaftar, meminjam buku, dan seterusnya.

Di ruang londri, ketika seseorang menunggu cuciannya, di Food Court di mal-mal, di taman ketika matahari cerah, di kereta bawah tanah ketika orang berangkat pulang kerja.., yang paling lazim mereka lakukan adalah membaca.

Toko buku pun, di dalamnya ada semacam kedai kecil. Kita boleh ambil setumpuk buku, duduk di kedai, boleh pesan minum atau tidak sama sekali, dan boleh baca buku berjam-jam tanpa membeli. Dan gak usah repot-repot kembalikan buku ke raknya semula.., tinggal pulang aja, gak akan ada yang sakit hati atau ngedumel karena harus merapihkan buku-buku yang kita ambil tanpa jadi membeli.

Dan memotivasi anak untuk membaca ini, lumayan "memaksa" pada awalnya, tapi kemudian yang aku lihat, mereka telah mengalir dengan kebiasaannya membaca buku.

Aku bilang lumayan "memaksa" karena dari sekolah, anak-anak akan diberikan blangko berjuluk READING LOG. Isinya, ya seperti tanggal mulai dan selesai membaca, judul buku, Pengarang, dan ini yang penting : phrase mana, bagian mana yang menarik buat kamu dalam bacaan itu..

Jadi tiap hari anak-anak "wajib" membaca di rumah, untuk anak SD dijatahkan 30 menit, dan anak SMP 45 menit. Mereka bebas saja menuliskan, bagian mana yang menarik menurut mereka.

Dan hari berikutnya, Reading Log ini akan diperiksa Gurunya, dan diparaf. Untuk membuat anak-anak senang, kadang dihadiahi stiker, meski cuma gambar bintang segede kuku kelingking kita...Begitulah "pemaksaan" membaca ini dilakukan terhadap anak sekolah.

Dan awal memotivasi membaca bagi anak-anak ini tidak muluk-muluk,kok.. Bacaannya dipinjamkan dari perpustakaan. Bagi anak-anak yang belum lancar membaca, boleh dibacakan oleh orang yang lebih dewasa, seperti kakak, atau orang tuanya, atau mendengarkan bacaan yang sudah direkam, mungkin bagi yang Bapak Ibunya sibuk bekerja...

Tidak muluk-muluknya lagi, bahkan bagi anak SMP, Gurunya bilang gini, "baca buku sesuai kemampuanmu (berkaitan dengan kemampuan berbahasa Inggris yang terbatas bagi pendatang).

Apabila dalam satu paragraf, kamu menemukan 5 atau lebih kata-kata sulit yang kamu harus buka kamus untuk tahu artinya, berarti buku itu TIDAK COCOK buat kamu.." (maksudnya, ketinggian, boo.., cari dari yang lebih sederhana dulu..)

Artinya, usia berapa pun kamu, bacalah buku sesuai kemampuanmu, karena kegiatan membaca ini, UTAMAnya bukan untuk mempelajari vocab, kosa kata, tetapi adalah untuk kesenanganmu...Gimana, gak muluk-muluk, kan..?

3. Olah Raga
Di SD, pelajaran Olah Raga diberikan seminggu dua kali, tidak berseragam olah raga. Berkaitan dengan masalah cuaca, maka anak-anak akan olah raga di luar ruangan jika matahari cerah. Bila cuaca tidak memungkinkan, akan dipindahkan ke gym.

Olah raga anak SD juga masih "lucu". Seperti naik tangga tambang, berayun-ayun di tambang sepert Tarzan, lempar tangkap bola, dan diiringi musik pula.

"Tadi musiknya Michael Jackson, Beat it..," gitu anakku melapor.
Sedangkan di SMP sudah mulai agak "tertib", dan gak tanggung-tanggung, olah raga diberikan sebagai pelajaran harian, alias tiap hari ada olah raga.

Anak-anak mempunyai seragam olah raga. Dan yang diajarkan selama ini adalah "bermain" basket, atau Football (bukan Soccer) dengan bola oval.. Tapi ya itu tadi, olahrganya adalah "main-main", relaksasi, mengimbangan terhadap kerja otak yang sudah terperas untuk pelajaran seperti Matematika, Sains, atau IPS.

Di SMP tidak setiap hari, olahraga di lapangan atau gym. Ada kalanya diberikan pelajaran teori Olahraga di kelas. Teorinya juga bukan berapa ukuran lapangan sepak bola, atau berapa tinggi net badminton...(huih..paling sebel nih kalau disuruh ngapalin soal-soal kayak gini..he..he.., ingat gak kawan-kawan..).

Tapi lebih "menyentuh", misalnya, akan ditanyakan, apakah makanan kesukaanmu..Kemudian akan diterangkan mengenai kandungan nutrisi dan gunanya, seperti lemak, karbohidrat, vitamin, dan lain-lain.

Nantinya, anak-anak akan disuruh menghitung sendiri, berapa jumlah kalori yang terkandung, apabila dia mengkonsumsi makanan kesukaannya itu..

4. Pekan Karir
Setiap tahun ajaran, ada acara yang dinamakan Pekan Karir. Ini akan melibatkan pihak sekolah, dan juga orang tua, atau siapa pun sebagai voluntir.

Begini acaranya, para voluntir yang bersedia, akan datang ke sekolah, masuk ke kelas, dan menceritakan apa dan bagaimanakah mereka melakukan pekerjaannya.
Waktu itu, anakku yang SD menceritakan kembali di rumah, begini, "Tadi Bapaknya Carla Soto Gomez datang ke sekolah, di kelasku dia menceritakan, bagaimana dia menanam tumbuhan bunga. Dari biji, dari potong batangnya (mungkin yang dimaksud adalah stek), pake kompos, pake shovel, sekop, bla..bla..bla.."

Hari berikutnya, anak-anak diminta menggambar atau menulis uraian sederhana, tentang AKAN JADI APAKAH KAMU KETIKA DEWASA NANTI..?

Seminggu kemudian, karya mereka sudah ditempel per kelas di dinding lobi. Lucu-lucu.., khas anak-anak.., sangat menyentuh..

Ada yang nggambar kedai Dunkin Donat, kemudian ditulisnya, "Bila besar nanti aku akan menjadi pembuat donat di Dunkin Donat.." he..he.., pastilah anak ini Dunkin Donat mania..

Atau, ada yang nggambar Burger King, ada yang nggambar guru di kelas, dokter, arsitek, petani bunga (bisnis nursery di sini sangat bagus, karena seantero Amerika memerlukan perawatan taman secara berkala, kaitannya dengan pergantian musim...)

Atau ada yang menulis essay pendek, menceritakan keinginannya dalam tulisan, "Kalau besar nanti, aku akan menjadi guru, mengajar di kelas, bla..bla..bla.."

Indah.., indah.., sangat indah...

Nah, kalau anak SMP, Pekan Karir ini sudah mulai fokus. Selain mendatangkan voluntir, anak-anak juga akan diberikan contoh-contoh sederhana tentang apa dan bagaaimana nantinya karir yang mereka inginkan.

Ada yang bilang, ingin jadi ahli make up artist, maka akan diperagakan bagaimana mendandani muka orang secara artistik.

Ada yang bilang pengen jadi pemusik, pemain teater.., silakan, boleh diperagakan di ruang Teater.., disediakan berbagai alat musik dan panggungnya..

Atau yang ingin jadi apa pun.., ditawarkan, "Apakah kamu sudah bisa membayangkan apa dan bagaimana karirmu itu? Bolehkah kamu sampaikan..?"

Manis.., manis.., sangat manis...

Oke anak-anak seluruh dunia.., apa pun keinginanmu.., kenalilah dirimu sendiri.., berusahalah dengan segala kemampuanmu.., semoga tercapailah keinginan mulia kalian...

Woce.., itulah sekilas, apa dan bagaimana pelajaran di sekolah di Amerika disampaikan...
Senang bisa berbagi cerita tentang anak-anak.., kurang lebihnya, mohon dimaafken.., ya...


North Carlin Spring
Arlington, Virginia

Dian Nugraheni
Di sini jam 5.49 sore, hari Selasa 15 Desember 2009
Mendung dan dinginn...

Saturday, December 12, 2009

DuniaIbuAnak: MEMBIASAKAN DIRI

Membiasakan diri.., untuk banyak hal, apalagi hal yang baik, positif, memang memerlukan proses dan perjuangan. Seperti beberapa pandangan dan pengalamanku sehari-hari, mungkin hal yang kecil, ringan,sederhana. Aku tuliskan, ya.., buat teman-teman semua, mungkin ada sedikit gunanya, atau yang punya pandangan lain, silakah share, bagi-bagi, ini semua bukan bermaksud untuk menggurui.., ya to ..

Masalah anak-anak sekolah, dalam hal ini ya anak-anak sekolah usia Sekolah Dasar, karena anak-anakku masih duduk di bangku SD. Dalam usia ini keinginan mereka untuk banyak hal mulai berkembang pesat, dan juga masih sangat materialistik. Mereka sangat mudah untuk menangkap hal-hal yang nyata, bersifat kebendaan, dan tentu saja, sesuatu yang menyenangkan..

ya.., contohnya, dari pengen punya HP sendiri, pengen memiliki mainan yang canggih-canggih, dan lain-lain. Yah, korban iklan juga aku pikir..

Inilah kurang lebih sedikit terjemahan dari "the small world", buat anak-anak. Bagi mereka, yang ada adalah kasih sayang, nyaman, aman, senang. Karena itu adalah hal yang cukup sulit untuk menerapkan hal yang "tidak enak" bagi anak-anak, seperti penerapan disiplin, berusaha, berhemat, dan seterusnya ...

Tapi itu bukan berarti anak-anak tidak mau belajar hal-hal di luar "the small world" mereka. Hanya, mungkin caranya yang harus kita bantu carikan, agar sesuai dengan zona berpikir mereka. Kalau ini sudah "match", anak-anak pun akan dengan "smooth" mengalir, belajar tentang hal-hal yang lebih berat dari sekedar hal yang membuat mereka senang.

Inilah cerita itu..,
Dulu, waktu masih di Indonesia, anak-anakku dengan mudah mendapatkan "dunianya", misalnya main game semacam Timezone di mal, atau membeli apa pun yang mereka inginkan, karena selain ada aku, Mamahnya, mereka boleh jadi juga "disupport" oleh sanak saudara, seperti Tante, Bude, dan Eyangnya. Nyaman banget kan? Habis ke mal sama Mamahnya, besok sama Tantenya, besok lagi ikut Budenya, besok lagi ngajak Eyangnya..

Ketika pertama-tama main Timezone, aku belikan koin seharga 50 ribu rupiah, dan akulah yang pegang koin tersebut. Dua anakku ambil sedikit demi sedikit dari tanganku. Dan ketika aku bilang, "koin habis..main selesai.., pulang yok..

"Mereka masih nawar, "Beli lagi dong, Mah.."

Mana tega bilang TIDAK ? Maka aku beli koin lagi, dan gak terasa, seratus ribu melayang hanya untuk membeli koin..

Aku pikir, boros juga nih, kalau seminggu dua kali harus beli koin seharga ini..he2..pasti jatah bensin yang harus berkurang, karena jatah makan kan gak mungkin dikurangi..ya gak..

Lain waktu, aku berusaha berdiskusi dengan anak-anak, bagaimana untuk tidak membuang uang hanya untuk memuaskan diri sendiri yang kurang berguna. Mereka tampaknya cukup mengerti, meski ya, protes juga.

Akhirnya ketika mereka nagih buat main game di mal, masing-masing anak aku beri uang 25 ribu rupiah. "Terserah, mau buat beli koin, atau mau buat naik kereta, atau mau buat beli es krim.., gak boleh nambah.."

Dan mereka langsung ngabur beli koin, main game. Habis koin, mereka kembali mendatangiku, "Plis, Mah..tambah dong, sepuluh ribu aja.."

"Tidak, Nak..cukup sudah mainnya. Ini masih ada sisa uang 50 ribu jatah kalian, tapi gak boleh buat beli koin lagi. Mau buat beli apa?" kataku.

"Beli buku aja, Mah.." seru mereka.

Maka, masuklah kami ke toko buku, dan uang 50 ribu aku serahkan pada mereka. Aku cuma nungguin aja, mau liat, apa yang akan mereka buat. Ternyata, mereka beli komik Doraemon, dapat 4 buah. Ya, baguslah, meski yang mereka beli cuma komik...

Kali berikutnya, aku bilang, "Sekarang jatah main gak 3 hari sekali, tapi hanya ketika Mamah punya uang lebih..."

Mereka karuan saja protes, dan aku bilang, "kalaupun uangnya ada, tapi bukan buat foya-foya.., tolong pikirkan, nanti sekali waktu Mamah tetap kasih uang buat kalian, tapi gak banyak-banyak ..."

Dan ketika suatu hari, kembali aku beri mereka uang, ternyata, mereka dengan "rakusnya" kembali membelanjakan uangnya buat beli komik, buku bacaan anak-anak, dan stiker. Oke, tak apalah, masih lebih positif, ada perkembangan..

Dan yang gak aku sangka-sangka, kedua anak perempuanku, kelas 5 dan kelas 2 SD ini, di rumah sibuk sendiri, mencatat semua judul buku, dan memotong-motong stiker menjadi bagian-bagian kecil yang terpisah. Kemudian mereka ngaduk-aduk loker properti kreasi masakku, yang isinya antara lain berbagai macam kantong plastik dalam banyak ukuran. Dan mereka ambil plastik pengemas kacang bawang yang kecil-kecil tuh..

Ternyata mereka kemas stiker-stiker itu satu-satu, kemudian ditempel label harga, ada yang 800 rupiah untuk stiker yang besar, ada yang 600 rupiah, 500 rupian, sampai 150 rupiah untuk stiker yang terkecil.

Mereka juga minta dibuatkan stempel bertuliskan "Perpustakaan CedarAlma".., ya, aku turutin, mungkin biar bukunya gak tertukar dengan punya teman ketika dipinjam.

Apa yang terjadi ? Di luar pengetahuanku, ternyata mereka menjual stiker dan menyewakan buku bacaannya di sekolah..

Waduh..! Bisa jadi masalah nih kalau mengganggu ketertiban sekolah..Tapi ternyata mereka "pintar" juga, kegiatan jual menjual dan sewa menyewa mereka lakukan ketika waktu istirahat.

Gak tanggung-tanggung, tiap hari mereka bisa bawa pulang uang sekitar 30 ribu rupiah. Heleh.., ketawa juga aku akhirnya.., ada-ada aja nih (maksudnya, deg-degan, jaga-jaga kalau hal ini sampai mengganggu ketertiban sekolah, pastilah aku akan dipanggil Bapak Ibu Guru... )

Sampai di rumah, mereka akan mencatat pemasukan uang, dan ketika "dagangannya" habis, mereka minta aku antar ke toko untuk kulakan...

Lain waktu, mereka protes, "kok kita gak punya PS, Play Station, sih Mah..semua temanku punya, deh.."

Aku bilang, "Gak lah, Kak, Dek.., ntar kalau kita punya PS, Mamah takut kalian gak bisa berhenti main..malah gak belajar dan lain-lain.."

Dan ini kalimat protes yang lain, "bosan nih Mah.., di rumah mlulu..!"

Waduh.., perlu inovasi lagi untuk mengisi waktu luang nih..

He2.., dasar Emak-emak.., aku belanja di toko pernik, segala macam pita barang satu meter per satu warna, kain-kain flanel yang lucu-lucu warnanya, benang, kancing.., pokoknya yang gitu-gitu deh..

Sampai di rumah, aku main aja sendiri dengan properti baruku..gunting-gunting, jahit, masukkin kapas biar tampak 3 dimensi, hias-hias.., dan "Bagus, gak Kak, Dek..?" aku tunjukkan pada mereka.

Hiks lah.. Pucuk di cinta, ulam tiba. Akhirnya, dengan sangat terbata-bata mereka belajar membuat pola dari bentuk yang mereka inginkan. Tentu saja, bagi perempuan-perempuan kecil ini, bentuk Love, hati, adalah yang paling sederhana, mudah, dan indah. Dengan sangat hati-hati pula mereka membiasakan diri mereka untuk memasukkan benang pada jarum, dan menjahitnya tanpa melukai tangan.

Lagi-lagi, anakku yang "pedagang" itu bilang, "Jual, ya Mah.., kasih tali jadi gantungan kunci, nih..." Jawabku, "kamu harus bikin sampai rapih dulu, baru layak jual.."Tapi, dasar anak-anak, tanpa pengetahuanku, ternyata si Kakak sudah jual hasil karyanya ke teman-temannya, dan ketika "pesanan" bertambah banyak, dia bilang, "Plis lah Mah..bikinin ya.., ntar aku yang jual.."

Oke..Oke.., tampaknya kami cocok, aku bisa produksi, tapi "kelu" kalau harus bilang "mau beli gak..?" Tapi si Kakak yang biasa berdagang ini, kok bisa aja njual ke orang lain, aku juga gak ngerti gimana bahasa penawarannya. Bahkan dia mencatat dengan detil, begini misalnya, Pesanan : 1.Wahyu : Capung, badan hitam, sayap orange + kuning, 2. Nia : kupu, badan hijau, sayap hijau tua dan merah, 3. Gilang : kotak pensil, hitam putih, tulisan merah, gitu-gitulah...

Jadilah aku ikutan sibuk memproduksi pernik..

Bosan dengan jahitan, mereka bertanya lagi, "ada mainan baru gak..?"

Dan ketika mereka sekolah,aku, lagi-lagi belanja. Kali ini ke toko kecil di ujung jalan dekat trafficlight. Sudah berapa waktu aku sempatkan melirik toko ini ketika tertahan lampu merah. Aku "borong" tembikar kecil - kecil yang masih polos, dari harga 500 rupiah yang paling kecil. Ada bentuk tungku, kuali, wajan, piring, cangkir...Ingat gak, teman-teman, ini mainan kita ketika kecil dulu, ketika dunia main kita masih sangat sederhana,tembikar buat masak-masakan, petak umpet, loncat tali, yang sekarang sudah hampir semuanya digantikan dunia game yang bejibun macemnya tuh..Tak lupa aku beli kuas-kuas kecil, dan cat poster segala macam rupa.

Sampai rumah aku bilang, "Nih, mainan baru.."

"Buat apa Mah..kotor ah.." protes lagi deh..

Aku ambil lap, semua tembikar dibersihkan, dan ditempatkan di keranjang. Aku mulai beraksi, membuat cat dasar pada tembikar, mengeringkan, kemudian menggambarnya dengan bentuk sederhana seperti kelopak bunga, bentuk lingkaran, coretan..apa saja. Akhirnya jadilah sebuah piring tembikar yang cantik.

"OOhh.., begitu.." teriak mereka. Dan mulailah mereka menghabiskan waktu luangnya dengan melukis tembikar.

Kali ini aku bilang, "Gak usah dijual, Kak, Dek.."

Dan mainan ini gak cuma "laku" buat anak-anak perempuan, nyatanya ketika teman-temanku main ke rumah membawa anak-anak laki mereka, cowok-cowok kecil yang biasanya banyak bergerak lari sana sini ini, juga dengan asyiknya menggabungkan diri untuk bermain cat pada tembikar..

Ya.., ini cerita seputar bagaimana aku berusaha memenuhi salah satu kebutuhan anak-anak, yaitu bermain.. Selain gak boros-boros amat, ini akan menyita waktu untuk hal-hal yang positif, bahkan seingatku, mereka jadi sangat jarang bilang "koin buat game" atau minta PS, meski, sekali waktu aku ajak juga mereka main game di mal. Nah, kalau TV, karena aku gak langganan TV Kabel, mereka hanya boleh liat Asal Usul, Si Bolang, Si Unyil, atau yang semacamnya. Aku benar-benar sangat keras dalam soal nonton TV.Sinetron, No way ! Gak boleh sama sekali..Maaf, ya Nak..tidak ada bagus-bagusnya tuh sinetron yang buanyak macemnya itu, cuma bersolek, bicara keras, bergaul bebas, borju..kalian belum saatnya mengkonsumsi tontonan itu..

Sekarang, sampai Amerika, kegiatan "produksi" di rumah tetap berjalan, dengan segala kertas berwarna, kain beraneka rupa..

Dan ketika sudah jadi, he2.., mereka gak bisa jual ke temannya, gak boleh ada jual beli di sekolah..mereka pasang aja karya mereka di pintu kamar, di pintu lemari..puass dehh..

Selain itu, di sini anak-anak sekolah ada kewajiban membaca. Elementary School, SD, dapat jatah 30 menit, sedangkan Middle School, SMP, dapat jatah 45 menit sepulang sekolah, dan keduanya harus mengisi "Read Log" dari sekolah, yang keesokan harinya akan diperiksa oleh Gurunya, dan diparaf oleh beliau..

Lain waktu, aku akan tulis tentang budaya membaca, apa dan bagaimana, peran sekolah di Amerika dalam mewujudkan kebudayaan ini. Mereka sangat concern, peduli banget untuk "menghalau" anak-anak agar menggantikan waktu nonton Tvnya buat membaca. Di sini ada himbauan, nonton TV tidak lebih dari 2 jam buat anak sekolah...

Halow..Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak teman aye di Indonesiee.., kebetulan ini tentang anak-anak perempuan, bagaimana dengan anak laki-laki..? Yang punya pengalaman, baik tentang anak perempuan maupun laki-laki.., share ya..ditunggu dengan sangat dan hangat...Terimakasih banyak sebelumnya..


North Carlin spring,Arlington, Virginia
Dian
Di sini jam 12.11 siang, hari Jumat, 11 Desember 2009
Real Winter..brrr..deh ! Suhu sekian derajat di bawah nol skala Celcius..

Wednesday, December 9, 2009

EduRantau: ANAKKU BERKUNJUNG KE WHITE HOUSE

Ketika dapat selebaran dari sekolahnya SD Barret, kalau Ia kepilih sebagai salah satu murid yang akan mengunjungi White House, anakku bertanya," White House itu rumahnya Pak Obama ya?"

Aku menjawab," Iya."

" Apa dulu Pak Obama sekolah di Indonesia?", tanya anakku lagi.

" Iya."

Lantas aku meneruskan," Al, nanti kalau di White House ketemu Pak Obama, coba tanya dia, dia kan bisa bahasa Indonesia, tanyanya gini, Pak Obama, apa di White House ada bakso dan rambutan?"

Dan anakku menjawab sekenanya dengan logat banyumasan yang kental," Lah embuuuh lah, ngawur..."

Lho Pak Obama kan selalu bilang kangen makanan abang bakso dan nasi goreng keliling jaman dulu.

Anakku menimpali lagi, " Lah embuh ra ngerti."

Demikian sepenggal percakapan sebelum dia berangkat ke White House.

****

Dari website sekolahan anakku, kudapatkan informasi yang ditulis oleh bu gurunya yang cantik Miss Molly Toussan tentang kunjungan mereka ke White House:

This past week we visited the White House in Washington, D.C. While we didn't see President Obama, who was in Asia, we learned a lot and saw many of the rooms in East Wing of the White House.

Students wrote that they learned that John Adams was the first President to live in the White House; Dolly Madison saved the portrait of George Washington from fire during the War of 1812; and there are WAY more bathrooms in the White House than we would ever want to clean!

We also loved the plush red velvet of the China Room, the view from the Green Room, and the patient and knowledgeable staff at the White House who answered so many of our questions. Please note: President Obama does not play video games--he prefers basketball





Anakku berpose dengan baju pink kesukaannya

Friday, December 4, 2009

KultuRantau: YANG ADA..YANG SAMA..YANG BEDA..

Ini cerita-cerita kecil di sini,di negara bernama Amerika, masih dalam penangkapan mata dan nalarku, seorang perfect stranger, yang lumayan katro, tentang hal-hal yang ringan..

1. Tas Kresek
Sebagai orang yang memperhatikan dan menggiati masalah kuliner dan seninya, mungkin perasaan kita akan serupa : benci banget pada yang namanya tas kresek berwarna hitam. Apalagi, di Indonesia, negeri tercintaku itu, acapkali tas kresek hitam, bila diendus, akan berbau seperti bahan kimia yang cukup menyengat. Tentu saja ini tidak tepat untuk membungkus makanan, meski makanan itu sendiri sudah dikemas plastik atau kertas. Tampak mata, juga gak ada manis-manisnya tuh yang namanya tas kresek hitam.

Di Amerika sini ini, tak satu groseri pun, tak satu counter makanan pun yang memberiku tas kresek hitam sebagai pembungkus. Smua tas kresek, hampir berwarna bening, dan ketika aku endus, tak ada bau bahan kimia..

2. Daun Yang Luruh
Di Indonesia, pohon Jati meluruhkan daunnya untuk bertahan di musim kemarau, menanti musim hujan. Di negara 4 musim, pepohonan meluruhkan daunnya untuk bertahan di musim salju, menanti musim semi..

3. Korupsi dan Perang
Di Indonesia, orang ribut tentang uang negara yang dikorupsi oleh..tentu saja, Koruptor. Teriakan wong cilik dalam hal ini, "Mending buat kasih makan rakyat kecil, atau untuk memajukan kesejahteraan wong cilik.."

Di Amerika, pak Obama banyak mendapat kecaman dari berbagai pihak, ketika menyampaikan pidatonya yang gamblang, sistematis, pintar, tapi cukup membodohi orang Amerika sendiri, ketika mengatakan alasan, mengapa Amerika tetap mengirim,30 ribu tentaranya ke Afghanistan.., selain keberatan tentang mengirim ribuan makhluk bernyawa, yang mungkin akan gugur di medan "perang".., juga dikritisi soal bujet yang tinggi..(Soal "membodohi" ini, aku gak pengen bahas di sini..sekali lagi, ini Politis, dan juga mungkin sedikit SARA..gak usah ya..yang pis-pis aja lah..)

4. Makan di Food Court atau Restoran
Jika kita membeli makanan, biasanya makan besar yang bejibun di tiap tempat keramaian, seperti fried chicken, masakan Meksiko, makanan Chinese, makanan Thailand..apa pun, biasanya disajikan dalam piring atau mangkuk, dan gelas styrofoam, dan kita membawanya duduk di bangku-bangku di sekitarnya..lalu menikmati hidangan tersebut..ingatlah, bahwa setelah makan, kita harus membersihkan meja kita dari semua sampah sisa makan. Mengemasinya, dan membuangnya sendiri ke kotak sampah yang banyak disediakan di sekitar bangku-bangku tersebut.

Bener-bener self service, mandiri, dan disiplin..pesan sendiri, tunggu, bayar, bawa sendiri ke meja, makan, dan bersihkan sendiri..

Lain lagi kalau kita makan di restoran yang ada pelayannya, dihidangkan, bukan dengan menggunakan peralatan styrofoam, melainkan piring, mangkuk, dan gelas beneran..maka, bolehlah kita bak tuan-tuan yang dilayani para waiters..tapi..jangan lupa sediakan tip, minimal 10% dari harga makanan yang kita bayar.

Ya, 10% adalah minimal, kalau kita sering makan di satu restoran dan hanya kasih tip 10% mlulu, boleh jadi kita akan dihapalin, dianggap kaum yang..lumayan pelit..karena umumnya tip diberikan, sedikit lebih dari 10% harga makanan..

Mengapa memberi tip ini wajib? Karena di beberapa restoran, menerapkan sistem, di mana waiters TIDAK DIGAJI oleh pemilik restoran, tapi benar-benar mendapat penghasilan dari tip-tip pengunjung. Tapi itupun, oleh para waiters ini sudah diperhitungkan benar, bahwa dalam sekian jam kerja per bulannya, uang yang diterima dari tip para pengunjung, adalah, cukup memenuhi kebutuhannya. Dan meski gak digaji oleh pemilik restoran, profesi sebagai waiters ini cukup prestisius dan diminati, bukan cuma oleh para Imigran terang maupun Imigran Gelap, tapi juga orang bule kebanyakan..

5. Berkendara di Jalan Raya dan Parkir
Kalau di Indonesia, boleh dong kita curi-curi kesempatan buat nrobos lampu merah. Artinya, lampu merah yang terjemahannya adalah BERHENTI, kita paksa untuk dibaca JALAN AJA GA ADA POLISI inih.. Ya, paling apes, kalau ternyata sekitar traficlight ada Polisi ngumpet, maka dikejarlah kita, ditilang, sidang atau "selesai ditempat."

Di amerika, jangan coba-coba,karena meski ga ada Polisi ngumpet, ternyata banyak kamera yang ngumpet, alias kita ga sadar ternyata di mana-mana terpasang kamera yang mengintip kita, bahkan jauh lebih jeli dari mata beberapa Polisi Patroli Jalan Raya.Kalau kita berani melanggarnya,sebentar lagi kita pasti akan mendapat surat,tagihan tilang..bla..bla..bla..

Juga masalah parkir, kalau bertamu di apartemen kawan, dan kita tidak punya tanda parkir di tempat itu (seperti name tag yang ditempel di kaca mobil), lebih baik parkir di pinggir jalan. Karena kalau kita berani melanggar, salah-salah mobil kita kena Tow, ditowing, alias diderek, dibawa ke suatu tempat yang diurus oleh suatu Biro. Kalau mau ambil, ya.., bayar dulu dendanya..Dan dendanya bisa cukup nyekek saku..

Aku sering tertawa geli liat orang-orang Black mengumpat, ketika mobilnya kena Tow..ada di TV, nama acaranya Parkir War, settingnya di Philadelphia...tahu sndiri dah..orang Black tuh jago ngumpat, ngeyel juga, ngawur pun iya..meski, ya, betul, mereka manusia-manusia unik yang penuh nada irama..

6. Iklan
Ini juga gara-gara gak paham bahasa Inggris percakapan yang sebenarnya. Maksudnya, kalau kita kursus bahasa Inggris, biasanya kan ya gitu2 aja..How are You.. Fine, thank you.., and how are You..gitu kan..Padahal yang terjadi di sini, ucapan itu malah ga pernah aku dengar. Yang paling umum bagi kesopanan, basa-basi, paling gak "howdy.." artinya ya "how are you doing" Jawabnya biasanya "good.." dengan alunan yang panjang dan ramah, dan kita balik bertanya hal yang senada.

Nah, ada satu iklan mobil di TV, yang dipajang adalah mobil merek Honda, ada 6 atau 7 buah seri mobil Honda.., tapi kok mobil yang terakhir mereknya Chevy..Ini iklan bersama atau gimana seeh..

Usut punya usut, ternyata si Mas di iklan itu bilang, kurang lebih kayak gini, " boleh jadi mobil Honda bentuknya manis, boleh jadi warnanya bagus (sambil jalan pelan menunjukkan sederetan mobil Honda, dan terakhir berhenti di ujung, di mana satu mobil Chevy terparkir..), tapi Chevy lah yang paling unggul dan tangguh, maka, pilihlah Chevy.." gitu iklannya.

Atau iklan sebuah provider Teknologi Koneksi dan Komunikasi Modern, langsung aja ngiklaninya gini nih, "Pakai VERIZON...huh, paling dikit-dikit terputus koneksinya, lagian, gak njangkau banyak wilayah kok..pakai dong COMCAST, sudah murah, nyambung terus tanpa putus, dan jangkauannya..luas, boo.." gitu.

Coba, di Indonesia boleh gak, "Ngapain pake Simpati, mahal, fiturnya gak komplet.., pakai dong Indosat, murah, meriah, kite-kite bangets.." Gak boleh kan..he..he.. (Maap pak Simpati dan Pak Indosat.., cuma mencontohkan saja.., not really real..)

7. Mobil Stir Kiri
Kalau di Indonesia, mobil stir kanan, jalan di sebelah kiri.., kebalikan di Amerika, mobil stir kiri, jalan di sebelah kanan. Bagi orang-orang yang susah meng-adjust motorik di otaknya seperti aku nih..hal kayak gini termasuk trouble juga..Lha kewalik grembyang..piye ki..

Makanya ketika suamiku bilang, "Kamu ambil Learning Permit dulu, boleh nyetir dengan didampingi orang yang sudah punya SIM, nanti baru ambil SIMnya..'

Lah..aku keder nih.., dan sampai hari ini aku belum "Iya-in" ambil Learning Permit.. Ngko ndisit, tek pikir- pikir sit, tek rasak-rasakna sit (Nanti dulu, aku pikir-pikir dulu, aku rasa-rasakan dulu..maksudnya, dihayati dulu..katro lah..)

"Lho, waktu kamu di Indonesia, bilang, di Amerika kamu pengen jadi sopir thriler, sopir mobil kontainer kayak film BJ and the Bear, lha kok suruh ambil Learning Permit aja keder.."
"He.eh.., iya.., bentar lagi deh..besok-besok.., tapi beli Jeep merah kayak gitu, ya, seken juga gak papa.." kataku sambil nunjuk Jeep Wrangler 4x4 yang lagi jalan..

"Wah..kuwi larang, mahal, meski seken, dan boros.., cc-nya lumayan gede.."Wooh.., tak pikir, terjangkau kayak mini Jeepku di Indonesia, si Red Ngatini alias Katana merahku..

"Gimana..masih pengen jadi sopir thriler..? Kalau gak, ya, sopir bis sekolah aja.." Eh, iya juga tuh, bis sekolah yang warnanya kuning itu, sopirnya rata-rata perempuan..mungkin biar ga ngebut..
(Kali ini yang aku pikir, yang aku banyangkan cuma satu.., jangan-jangan kakiku ga sampai buat nginjak pedal gas bis sekolah.., mengingat dulu di Indonesia, aku punya satu mobil Built up yang tidak pernah berhasil aku kendarai..gara-gara kakiku pendek, cuma ujung jari kaki saja yang nyentuh pedal gas dan kopling.., jadi harus diganjel bantal tuh joknya..mana nyaman..ya gak..? )

Heleh..ada-ada saja..adjust..dan harus selalu adjust..
Salam.., salam kangen.., buat semua teman di Indonesie tercinte..

North Carlin SpringArlington, Virginia
Dian
Di sini jam 12.56 siang, hari Jumat tanggal 4 Desember 2009
Ranting sudah gundul semua, kecuali keluarga Cemara dan perdu pagar yang helai daun-daunnya tebal, mereka bertahan dengan hijaunya..

Thursday, November 26, 2009

KultuRantau: THANKSGIVING

Dahulu kala, diceritakan bahwa William Brewster, bersama sekitar seratus orang bersamanya, pergi, meninggalkan negeri Delf, Belanda untuk menuju ke suatu tempat, yang mereka tahu sebagai The New land, daerah baru, yang tentu saja dikabarkan sebagai daerah yang menjanjikan, dan lebih penuh harapan, ketimbang tanah tempat mereka tinggal waktu itu.

Untuk menuju The New World, digambarkan bahwa mereka benar-benar harus menerjang topan dan badai dengan gagah perkasa (seperti nyanyian, nenek moyangku orang pelaut..dan seterusnya..), berkendara kapal dari Plymouth, England, sekitar September 1620.

Pada bulan Desember, setelah melewati perjalanan yang sangat menyusahkan, sampailah mereka di Massachussetts, dan mereka berkeputusan, bahwa inilah The New World seperti yang mereka impikan.

Sampai di Massachussetts, dalam keadaan yang kurang menguntungkan karena perjalanan jauh dan penuh perjuangan itu, maka sebagian dari mereka, dalam hal ini diceritakan, mendapat musibah kekurangan makan, sakit, dan lain sebagainya, sehingga kira-kira separuh dari jumlah orang-orang yang bermigrasi ini meninggal sebelum musim semi tiba.

Singkat kata, akhirnya sisa-sisa imigran ini, bersama-sama dengan orang-orang Indian pada waktu itu, pada bulan Desember tahun 1621, mengadakan pesta syukur atas keselamatan yang diberikan oleh Tuhan pada mereka.

Secara nyata, itulah pertama kali "Thanksgiving" di rayakan di Massachussetts, Amerika,oleh orang-orang yang hijrah dari Defl, ke Massachussetts.

Di lain versi, disebutkan bahwa Thanksgiving sudah diselenggarakan oleh orang Amerika sebelum tahun 1621, dengan adanya Festival Thanksgiving, yang digelar pada tahun 1607 di Virginia.

Mana yang paling valid, para ahli di Amerika pun saling memegang hasil penelitian sejarahnya sendiri-sendiri..Jadi, ya sudahlah, kalau menelusuri jejak peristiwa, ya memang aku yang tidak pernah secara khusus mempelajari sejarah tentang Amerika pun, akan kesusahan..kedawan gagang alias kepanjangan cerita...

Seterusnya, perayaan ini, ucapan syukur ini, ungkapan terimakasih pada Tuhan ini, meliputi peristiwa-peristiwa yang mulai bervariasi, dari ungkapan terimakasih pada Tuhan atas keselamatan, atas hasil panen yang melimpah, atas kemenangan di medan perang, dan lain-lain. Itulah sekapur sirih, cerita yang aku dapat dari Wikipedia, dengan sangat berusaha dan terbata-bata, aku terjemahkan secara manual. Semoga, terjemahan ini, kalaupun ada melesetnya, mohon dimaafkan sedari awal. Intinya, aku hanya ingin menceritakan, apa dan bagaimana Thanksgiving, dari berbagai versi, termasuk versiku sendiri..hiks..hiks..

Thanksgiving, kawan-kawanku, membuat hampir semua kegiatan menjadi "abnormal" pada beberapa hari ini. Sejak hari Rabu ini, tanggal 25 November, anak-anak sekolah sudah libur, sampai tanggal 30 November. Besok, tanggal 25 November,ini yang dijadwalkan sebagai Hari Thanksgiving, kantor-kantor libur, pusat perbelanjaan tutup, restoran yang "mabluk" di Amerika pun, sebagian buesar, tutup. Bingung dah, orang-orang yang sehari-hari makan dengan mengandalkan restoran...

Dan, ini, menurut aku, bagaikan Hari Raya Idul Fitri di Indonesia, orang-orang pada mudik alias pulang kampungnya sendiri-sendiri. Sore tadi, di stasiun kereta bawah tanah Rosslyn, yang biasanya buat lalu lalang sebagian orang-orang yang berangkat dan pulang kerja pun, sudah tampak pemandangan yang berbeda, di mana penumpangnya, sebagian membawa tas besar-besar, tas pakaian mungkin, layaknya orang akan bepergian jauh.

Ya, dari stasiun kereta ini, memang bisa langsung menuju Bandar Udara Reagan. Mereka mungkin akan turun Reagan Airport, tinggal terbang ke kota tujuan mereka.Tapi yang jelas, jumlah penerbangan melambung pesat, dan mereka pengusaha jasa penerbangan sangat berusaha keras, untuk tetap menyediakan seat bagi calon pemudik ini...

Pada akhirnya, dari iklan-iklan di TV, aku menyimpulkan bahwa Thanksgiving ini, tetaplah ungkapan syukur, ucapan terimakasih individu, orang per orang, pada Tuhan. Atas apa..ya itu tadi, kembali pada diri orang masing-masing, sangat bervariasi, dan bebas-bebas aja, boo.., mau berterimakasih atas apa..Mungkin bersyukur baru dapat bayi, atau naik pangkat, atau dagangannya laku keras, atau baru beli rumah, atau dapat pacar baru, atau terima raport nilai A dan B semua, atau karunia atas kesehatan, atau..apa sajalah..monggo saja..

Jadi, ya layaknya orang pulang kampung, ketemu Ibu Bapaknya, saudara-saudaranya, dan mungkin keluarga besarnya..maka akan disambut dengan pesta keluarga. dan tentu saja masakan rumah beraneka rupa.., tapi yang paling terkenal adalah Turkey, si Ayam Kalkun, yang biasanya di panggang, diiris-iris, dimakan dengan saus Gravy..mbuh rasanya kayak apa, tapi kalau liat bumbu-bumbunya, kayaknya rasanya cenderung ke rasa asin..
Ya juga tentu saja banyak kue-kue, buah, dan lain-lain. Tak ubahnya Opor dan Ketupat di Indonesia, kue nastar, sagu keju, atau kastangels..(lah, nek ini ya bukan asli Indonesia to..adopsi,adaptasi, modifikasi...)

Tapi, ada yang ruar biasa..menurut, lagi-lagi, aku, yang perfect stranger ini di Amerika. Aku bertanya-tanya, atas apa yang diiklankan di TV tentang Black Friday..Eh, belum mudeng apa Black Friday, sudah nyusul tuh satu iklan Blue Friday.. Opo neh, iki.. Lah, podo wae, orang Amerika ki yo doyan slengekan..yang selama ini sudah mapan, dari tahun ke tahun ada yang disebut Black Friday, bosan kale mereka dengan ini, maka satu iklan pun "menyegarkan" suasana dengan sebuah tantangan, Blue Friday..

Black Friday, adalah sehari setelah Thanksgiving, dunia dagang, khususnya supermarket-supermarket besar seperti Macy, Wallmart, Sears, Best Buy, berlomba-lomba membuka pasarnya, dengan kondisi, yang sekali lagi, abnormal. Artinya, pada Kamis malam setelah jam 00.00, yang artinya sudah masuk hari Jumat, keesokan harinya, toko-toko yang biasanya buka setalah jam 9 atau 10 pagi, pada hari itu akan buka jam 5 a.m., atau jam 5 pagi, bahkan mungkin sedari jam 4 pagi..

Mau tahu abnormal selanjutnya? Gak tanggung-tanggung, boo, barang-barang yang mereka jual, akan didiskon, alias potong harga gila-gilaan, 50%, sampai 70%, dan bahkan mungkin, lebih. Apa lebih lanjut yang abnormal di Black Friday ini? Percaya gak, mereka, orang-orang ini, rela ngantri, layaknya ngantri formulir jaman Ujian Masuk Peguruan Tinggi, paman-paman kita dahulu..atau ngantri layaknya mau bikin visa di kedutaan besar Amerika, jaman beberapa tahun lalu (dulu, pada waktu proses bikin Visa masih manual, sekarang sudah on line, jadi ga heboh amat, orang datang ke kedutaan AS hanya pada waktu panggilan wawancara saja)..

Untuk menanti jam buka toko pada jam 4 atau 5 pagi itu, mereka bahkan rela dirikan tenda, untuk menginap di depan pintu masuk toko yang mereka tuju..,dan tentu saja mereka sudah mencanangkan barang pilihan yang akan mereka beli, dan yang jelas, bawa uang atau kartu bayar. Lha gimana, wong TV flat 32 inch yang biasanya harga sekitar $600 bisa jadi $ 200, jas-jas mlipit yang semula $550 bisa turun jadi $ 250an..apalagi barang-barang kecil macam baju, sepatu, panci, wajan...

Ketahuan kan, orang Amerika ini, pembeli-pembeli besar ini, adalah orang yang sangat pandai berhitung dan memperhitungkan uangnya. Bagi mereka, jangankan $1, bahkan 30 cent saja selisih, orang Amerika tidak akan rela.., Jadi jangan harap ada Supermarket yang bisa "ngutil" sepeser pun dari uang pembeli, jangan harap ada Supermarket yang memberi kembalian uang dengan sebuah atau dua buah permen, seperti di Indonesia, karena mereka gak punya uang kembalian 15 atau 20 rupiah. Nek bilang gak punya kembalian "ganjil" gitu, mangkanye jangan bikin harga yang "ganjil alias aneh" juga. Piye jal..gondok gak kalau kita dapat kembalian permen di Indonesia, memang bisa kita blanja lagi, bayar pake permen, karena kita gak punya recehan 25 perak? huhh!

Yaa.., itu orang Amerika, merayakan hari libur nasional yang dinamakan Thanksgiving, diteruskan dengan musim belanja yang diawali dengan Black Friday, dan akan berlanjut sampai perayaan Natal nanti..

Aku sih.., bukan orang Amerika, dan lagi gak perlu belanja Tivi 32 Inch, gak perlu beli laptop baru meski yang lama sudah rumpil casingnya akibat terjatuh, gak perlu beli jas mlipit wong bukan orang kantoran.., jadi ya nikmati aja hari-hari di rumah, karena anak-anak libur sekolah, suami bisa tambah hari liburnya.. Masak-masak sendiri, makan-makan bareng di apartemen, main game, ngobrol-ngobrol dalam keadaan sehat, dan lebih santai, lebih banyak waktu bebas...

Ini yang juga sangat aku syukuri. Ini Thangksgiving pertamaku di Amerika.. Hai Frenz.., nek neng kene, Amerika ini ruame menyongsong Black Friday, neng Indonesia rame Black opo kuwi sing jare merek handphone..sorry, aye katro nih.. Soale nek Blackberry di Amerika kuwi ya kancane Blackcurrent, Rasberry, Blueberry, Strawberry,..hoah..hoah..

Sekalian, mengucapkan Selamat Hari Raya Idhul Adha, semoga kita semua diberikan berkah segala kebaikan dari Allah Swt, InsyaAllah..Amin..

Salam Blackberry...! Eh, salah, Salam Black Friday..!
Dan jangan lupa bersyukur pada Tuhan atas semua karuniaNya...

North Carlin Spring
Arlington, Virginia,

Dian,
Ini hari Kamis dini hari menuju Subuh, jam 4 pagi
Tanggal 26 November 2009

Sunday, November 22, 2009

EduRantau: NGINTIP

Mungkin teman-teman ga menduga, kalau di Amerika ini, di United State ini, bahasa Spanyol adalah bahasa kedua setelah bahasa Inggris. Malah kalau tak nilai-nilai, bahasa Spanyol lebih populer, lebih banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan, guru-guru di skul juga, kalau ngobrol, pake bahasa Spanyol.

Mungkin, ini berkaitan dengan sejarah jajah menjajah waktu jaman dulu (hiks..hiks.., ntar-ntar aku buka Wiki kalau ga Google untuk detilnya). Tapi intinya, bahasa Spanyol, it's most common lah.., gitu.

Dan tentu saja, terutama yang berkaitan dengan publik servis dan perdagangan, di mana ada keterangan dalam bahasa Inggris, pasti di bawahnya ditulis dalam bahasa Spanyol. Di sekolah juga demikian, apa pun, undangan, brosur, semua.., dalam bahasa Inggris, dan bahasa Spanyol.

Karena apa... Nah, ni beberapa cerita seputar bahasa, pengguna bahasa, dan aksen..Seperti sudah aku ceritakan pada Catatan terdahulu, bahwa Amerika adalah negara terbuka bagi multi bangsa dan multi ras, untuk masuk dan hidup di negara ini. Sebagian dari mereka adalah Legal Alien, masuk Amerika dengan prosedur lengkap, dan memiliki semua dokumen pribadi yang diperlukan untuk hidup, sekolah, dan bekerja di sini.

Tapi, sebagian lainnya, pemerintah Amerika pun menyadari, bahwa kurang lebih sekitar dua belas juta penduduknya adalah Ilegal Alien, alias masuk Amerika dengan berbagai cara yang tidak prosedural. Dan kabarnya, bagi Ilegal Alien ini, cukup aman lah, apabila mereka tidak melakukan tindakan kriminal, yang mengundang petugas berwenang, harus "menelusuri" asal muasalnya.

Bahkan kemarin aku lihat di TV, konggres pun menyebutkan perlindungan kesehatan warga, termasuk untuk kaum ilegal. Jadi, boleh dibilang, khususnya masalah sekolah dan kesehatan, Citizen (Warga Negara) maupun Ilegal Alien, adalah sama. Kalaupun ada yang membedakan, kemungkinan karena mereka "membeli" asuransi dari berbagai perusahaan, yang fasilitas bagi kliennya, sedikit banyak ada perbedaan. Kalau ini, masalahnya sudah masuk ke wilayah "dagang."

Masalah bahasa, sama, untuk anak-anakku yang berbicara asal bahasa Indonesia, pelajaran bahasa Inggrisnya dimasukkan dalam kategori LEP (Limited English Proficient), yang berarti bahwa anak-anakku diterima sebagai murid ESOL atau Speakers of Other Languages dan menerima fasilitas di kelas HILT (High Intensity Language Training), alias kursus bahasa Inggris tiap hari di skul, sampai dinyatakan bisa mengikuti kelas reguler.

Dua atau tiga tahun ke depan, diharapkan mereka akan sama mudengnya, sama cas cis cusnya, sama ngesesnya, dengan native, penduduk asli berbahasa Inggris. Di kelas ini anak-anakku sekelas dengan teman-teman pendatangnya, dari Afrika, negara Arab, Vietnam, India, dan lain-lain.

Makanya, aku pernah surprise, bahwa guru-guru di skul anak-anak, sangat "menghargai" bahasa Inggrisku yang terbata-bata dan non gramatikal, alias ga ngikutin aturan bentuk pertama, kedua, ketiga. Dan memang, sehari-hari di sini, juarang banget orang bicara bahasa Inggris dengan mengandalkan gramar atau tata bahasa yang tepat. santai boo, sama-sama kagak bisa bahasa Inggris ini.. Jadi bener Tukul, ngomong bahasa Inggris salah-salah, juga pede abiz..

Dan, kata orang yang sudah tinggal lama di sini, bilang, bahwa anak-anak kita yang sekolah itu, kursus bahasa Inggris itu, nantinya pasti jauh lebih pintar berbahasa Inggris, daripada emaknya dan bapaknya, yang di Indonesia pernah mati-matian kursus bahasa Inggris, bahkan sampai bertahun-tahun.

Ini sudah terbukti, sedikit banyak, anakku yang kelas tiga SD, sering membawa pulang vocab, yang sama sekali aku gak pernah pakai, dan aku harus bertanya padanya, "Artinya apa, Dek?"

Kadang pula, kita harus terkejut, dengan menyadari bahwa di Amerika ini, orang awam, banyak yang ga bisa bahasa Inggris. Nah lo.. gmana coba, hidup di Amerika kagak tahu bahasa Inggris?Banyak cerita, kalau kita lihat, banyak orang-orang Indonesia yang "nyasar" di Amerika ni. Aku bilang nyasar, karena, dari cerita mereka sendiri, bilang, bahwa semula, mereka adalah TKW yang dikirim ke negara -negara Arab, seperti Saudi Arabia dan Kuwait, kemudian majikannya pindah ke Amerika, dan ketika majikannya pulang kembali ke negara Arab, si Mbak-mbak ni dah kagak mau ikut Tuannya ke sana. Mereka sudah pintar membedakan, "lebih enak di Amerika daripada di negara Arab, lebih butuh dollar daripada dinar."

Jadilah si Mbak-mbak ini tinggal di Amerika, kerja pada orang-orang bule, dan menurut mereka, ini lebih baik.Kebanyakan mereka senang bekerja sebagai nanny, pemomong anak. Katanya, santai, ya bisa dibilang ga butuh skil,dan modal mereka cuma bilang "Dont eat..!" ketika anak momongannya mau menggigit sesuatu yang tidak boleh dimasukkan mulut. Cukup... Ga perlu tahu banyak kata, vocab..he..he..

Lucu lagi ketika aku ngantar anakku yang sekolah di SD, 10 menit jalan kaki dari apartemen. Memang sebagian dari mereka adalah orang-orang yang berasal dari Bolivia, Meksiko, Jamaica, Salvador, yang asli mati : berbahasa Spanyol!Kenapa aku bilang asli mati, coba?

Gini ni critanya...Pas aku datang ke skul, mau ngganti baju anakku dengan baju daerah untuk Parade waktu itu, aku nanya ke seorang Ibu, "where's the assembly room?" (maksudnya ruang ganti, untuk berdandan anak-anak).

Apa yang terjadi? si Ibu nyolek anaknya yang juga baru kelas tiga, dugaanku, si Ibu bilang sama anaknya, "Nduk, apakah kamu tahu apa yang Ibu ini (aku) bilang? Dia pakai bahasa Inggris, Mamahmu ini ga tau sama sekali, tolong jawablah..."Kemudian si Anak bilang padaku, "Maaf, Mamahku cuma bicara Spanyol. Oh, ruang asembli ada di ruang No. 1.." Aku bilang, "Terima kasih banyak, manis.."

Bukankah itu sama saja, tanpa bermaksud merendahkan bangsa kita sendiri, ketika seorang Jawa Tengah nggunung ketemu dengan orang Sunda udik... Sama-sama cuma bisa bahasa Jawa Tengah, dan cuma bisa bahasa Sunda totok, tapi ga bisa bahasa Indonesia...

Yang paling "indah" adalah kaum Black (jangan pernah sebut kata negro, karena ini artinya budak). Di Amerika, kaum Black cukup dominan jumlahnya. Lihat saja iklan-iklan di TV, kebanyakan modelnya orang Black. Mereka juga punya channel TV sendiri untuk acara-acara mereka. Black pun, akhirnya, kita bisa membedakan, dari bentuk tubuh dan bentuk mukanya, mereka itu Black dari mana. Black Afrika, Jamaica, Ethiopia, dan lain-lain..Dan kalau diamati bener-bener, kaum Black tuh wajahnya manis-manis, lho..He2, bener tuh kata orang Jawa, Hitam manis..hitam manis, yang hitam manis...(nyanyi mbuh lagune sopo...).

Soal orang Black, aku punya pengalaman yang cukup mengejutkan.. Pertama, ketika duduk-duduk di taman, "memburu matahari" ketika hari itu Arlington sunny day (ga tiap hari ketemu matahari, boo..).Waktu itu ada pemuda Black, berdiri, sambil berayun-ayun tubuh, tangan,kepala, dan juga kakinya "mincek-mincek" bagaikan ada pernya, sambil nyrocos berirama. Aku pikir, dia lagi ngerap, ber-acapela, tanpa penonton,..tapi kok terus nadanya tinggi, agak marah-marah, dan sedikit kata-kata kotor (macam F word gitu)...

Ealah, ternyata mas Black ni sedang bicara di telpon, pakai headset. Headsetnya ga kliatan, karena kabelnya berwarna hitam, sehitam warna tubuhnya. Maap lah, mas..jadi ga kliatan ni kalau pake headset.

Beberapa kali kemudian, aku perhatikan, lha memang orang Black itu, mungkin darah dalam tubuhnya penuh irama, jadi bicara apa pun, suasana gimana pun, mereka "ekspresif', dengan tubuh yang meliuk-liuk, tangan berayun, leher menggeleng, mincek-mincek dan seterusnya. Pokoknya, suara dan tubuhnya full irama lah.Jadi, rapper-rapper terkenal itu, rasanya ga perlu latihan banyak menari, karena sehari-hari, mereka sudah "menari."

Satu lagi, ketika aku di toko Marshall, huih, tokone guedene puol, sepanjang mata memandang adalah deretan -deretan pakaian tergantung. Puyeng aku, tenan... Di Indonesia pun aku benci masuk toko yang rumet penuh barang gini. Salah-salah bisa pingsan nih aye..

Sementara suami dan anak-anakku di deretan lautan baju, aku mojok di counter kelompok art, pernik-pernik, gitu, tapi ya deket juga sama deretan baju-baju bayi.
Lha kok aku dengar orang bicara, yang aku duga pasti bicara per telpon, sambil cegukan. Cegukannya gak tanggung-tanggung, nyekek banget, layaknya penyanyi dangdut memainkan cengkok dalam lagunya, tapi juga agak-agak "tersiksa".

Aku deg-degan, karena aku pikir perempuan itu, jangan-jangan perlu pertolongan. Bukankah kita bisa dipersalahkan, bila mengetahui orang lain dalam bahaya, tapi kita diam saja?

Ni aku contohin dia ngomongnya, dalam bahasa Indonesia, "Hei, broe.. (brother), aku lagi di Marshall nih (ceguk..), Iya, aku lagi mau cari baju hangat buat bayiku (ceguk..), ohh, tidak..tidak, hanya beberapa baju (ceguk..), oke lah tak mengapa, sebentar juga selesai (ceguk..)

Cepat-cepat aku masuk ke lorong di mana perempuan itu berada, dari jarak beberapa langkah aku perhatikan, ga langsung aku tanya kenapa cegukan, apa butuh pertolongan...He..he.., dasar Black! Dasar manusia penuh irama! Bener dah, dia baik-baik saja, kagak cegukan, tapi memang aksen bicaranya, kayak orang cegukan. Huahh..huahh..cepek pula daku ni..


Salam Black!North Carlin Spring
Arlington, Virginia,
Dian
Di sini jam 11.59, Dzuhur, hari Kamis 12 November 2009
Sisa Fall menuju Winter

Wednesday, November 11, 2009

DuniaIbuAnak: SI PEREKAM YANG HEBAT

Anak-anak, mereka punya media rekam yang luar biasa dalam otaknya, khususnya dalam masa perkembangan usia balita. Secara umum, kita sudah sampai pemahaman bahwa para anak ini, mampu belajar, bahkan sejak dalam kandungan ibunya.

Dan sebagai Ibu, yang sangat tertarik pada makhluk yang namanya 'anak', syukurlah, aku pun sedikit banyak, 'merekam' perkembangan mereka, khususnya anak-anak yang kukandung, dan kulahirkan. Puji Tuhan juga, aku punya pengalaman melahirkan dengan 2 jalan, satu anak lahir dengan proses normal,3.6 kg, satu anak lahir dengan proses seksio Sesar, 2.6 kg (bukan karena bayinya terlalu besar tapi karena posisi 'sungsang').

Aku yakin, Ibu-ibu di Indonesia, pada jaman sekarang, sudah sangat banyak mendapatkan pencerahan tentang apa dan bagaimana memandang anak dan segala masalahnya. Banyak aku lihat ibu-ibu muda, mungkin juga banyak diantara mereka adalah wanita bekerja di luar rumah, ketika hamil, mereka penuh semangat (bahkan mungkin malah jadi punya semangat'lebih') menjalani semua peran dalam hidupnya. Berangkat kerja, bahkan di kota besar macam Jakarta, bagi yang tidak terlalu beruntung, ibu-ibu hamil ini harus turun naik ganti kendaraan umum,sedikit mengejar bus agar tidak tertinggal, berdiri di bus karena tak kebagian tempat duduk, dan tentu saja bekerja, di tempat mereka sehari-hari bergelut mencari nafkah. Dalam kesibukan dan perjuangan yang demikian tinggi, para ibu hamil ini tetap sangat memelihara janin dalam kandungannya, dengan berusaha makan dengan nutrisi cukup, meski banyak diantara mereka yang terkena sindrom muntah-muntah berlebihan,kehilangan selera makan, dan lain-lain.

Mereka juga tak segan-segan membawa mesin kecil pemutar musik, dengan headset tertempel di telinga, memutar musik Mozart untuk janin di perutnya, atau musik-musik lain, tergantung selera..,konon kabarnya, musik semacam 'musik klasik', bila diperdengarkan pada ibu hamil, akan mampu merangsang pertumbuhan kecerdasan otak sang janin. Atau, sang calon ibu, sesekali akan mengelus perutnya, seolah dia membelai bayinya, sambil mengajak sang bayi 'bicara'. "Nak, ini naik metro mini, gak enak ya, ngebut ni supirnya.., sumpek, penumpang penuh.., maaf ya, sabar, sebentar lagi sampai rumah, kita mandi, makan, dan santai, deh," itu salah satu kalimat yang aku lontarkan pada janin usia 6 bulan di perutku, yang 'berontak' ketika aku ajak naik metro mini yang memang, tidak nyaman. Ibu-ibu hamil juga disarankan, peduli pada suasana 'mental' dirinya sendiri, karena hal itu akan sangat mempengaruhi perasaan si janin.

Suasana mental-pengertiannya sangat luas- harus didorong untuk selalu 'positif', bahkan Kakekku dulu bilang begini, "Orang hamil, hatinya harus selalu suci. Tidak boleh jahat pada siapapun. Jangankan jahat, berpikir jahat pun tidak boleh. Harus selalu berserah diri dan berdoa, bla-bla-bla..."

Pokoknya, pada intinya, hamil itu suatu kebaikan yang sangat istimewa, maka harus dijalani dengan segala sesuatu, lahiriah maupun batiniah, yang istimewa pula, karena kita semua mengharapkan, bayi kita berkembang secara istimewa, kan? Bukankah semua orang tua mengharapkan bayi yang sempurna? Sehat lahir batin, dan seterusnya...

So, dalam perkembangannya, meskipun belum bisa bicara, bahkan sejak bayi lahir, dia akan langsung 'merekam untuk belajar apa pun'..hebat bukan ? Yang ingin aku sampaikan di sini, bahwa kita, para orang tua, dan lingkungannya harus tetap menjaga agar anak, berkembang sesuai dengan haknya.

Dalam perkembangannya, bayi, anak-anak, akan belajar. Dalam belajar itu, ada unsur disiplin, kasih sayang, pengakuan terhadap harga diri, dan lain-lain. Sekali lagi, tolong selalu ingat, janin, bayi, anak-anak, adalah perekam yang sangat hebat..., pembelajar yang sangat progresif.., dengan daya serap tinggi, mereka akan melihat, mendengar, merasa, berpikir, bereaksi, dan mengeksplore terhadap apa pun yang diterimanya, hal-hal baik, maupun hal-hal yang tidak baik.
Itu yang mereka belum mampu bedakan, baik dan tidak baik, boleh dan tidak boleh.., pelajaran mereka belum sempurna untuk mengerti norma.

Kemarin dulu, aku sempat membaca satu kalimat seperti ini, "Tahukah anda, seringkali anak-anak akan melupakan apa yang anda PERBUAT, tapi, anak-anak tidak akan pernah melupakan apa yang DIA RASAKAN ketika kita melakukan perbuatan terhadap mereka..."

Jantungku terasa berdegup sangat berat untuk sesaat.., dan menengok banyak ke belakang.., kira-kira, yang kita PERBUAT terhadap anak-anak, lebih banyak baiknya atau bagaimana? Kira-kira, yang DIRASAKAN anak-anak atas perbuatan kita terhadap mereka, lebih banyak baiknya, atau macam mana?

Dari kilas balik yang sangat-sangat banyak itu, ada satu hal yang sangat membuatku menangis, bahkan sampai hari ini..

Begini ceritanya, ketika anakku kedua lahir, aku memutuskan untuk jadi ibu pengurus anak sepenuhnya, hal pertama yang aku lakukan adalah berhenti bekerja di luar rumah, karena inilah faktor utama, yang menyebabkan aku jadi tidak punya banyak waktu bertemu anak-anak (Dulu aku masih di Jakarta, boo, brangkat jam 6 pagi, pulang sudah jam 7 malam, belum lagi macet, bla-bla-bla...).

Dalam perkembangannya, secara umum, anak-anakku normal, tapi, satu hal yang keduanya cukup mengesalkan, adalah, masih harus disuapi ketika makan nasi. Mending ga makan dari pada harus makan sendiri.Jadilah aku harus sering mengalah untuk satu hal ini, daripada mereka terus-teruan ngemil ketika lapar. Ini terjadi sampai anakku yang kecil usia sekitar 5 tahun.

Susahnya, jam lapar mereka tidak sama, ketika kakaknya lapar, adiknya masih full, dan seterusnya. Jadi sering kali, aku suapi kakaknya duluan. Dan sering makan si kakak tidak habis, biasanya yang tersisa adalah nasinya. Karena sayang, sesering itu pula makanan sisa ini aku simpan, dan nanti ketika adiknya lapar, biasanya aku berikan pada adiknya, kadang aku tambahkan sayur atau lauknya.

Bagi aku, hal ini masih masuk akal, karena nasi yang sisa yang aku simpan adalah nasi 'kering', bukan yang sudah terendam kuah sayur dan lain-lain. Tapi sadarkah anda, "si Perekam Hebat"ini, anak-anak ini, menyimpan hal itu dalam memorinya, dengan sangat kuat?

Ketika kira-kira satu jam setelah si Kakak selesai makan, kemudian aku tawarkan makan pada sang Adik, "Dek, makan ya..."
Jawabnya, "gak, ah, belum lapar.."
"Tapi Adek belum makan dari tadi, ayo Mamah suapin..."
"Gak mau lah, ntar aja," jawabnya agak ngeyel. "Aku ntar bilang kalau sudah lapar."
Ketika itu si Adik sedang duduk di kursi nonton Tom and Jerry, aku sedikit memaksa, "Ayolah, Mamah suapin, oke?"

Si Adik memandangku sambil bilang begini, datar-datar saja ngomongnya,tapi rasanya bagaikan terhunus pedang di ulu hati, "Memang ada nasi sisa Kakak...?" (Aku terpaku menatapnya tak berkedip...)

Ya Tuhanku, tolong ampuni aku.., aku langsung simpuh dan menjatuhkan kepalaku di pangkuan Si Adik, aku tidak ingin menangis. Adik tidak senang melihat Ibunya menangis. Aku cuma memeluknya, beberapa detik kemudian kulepaskan ketika si Adik bilang, "Sumpek lah Mah, aku lagi nonton TV ni..."

Aku ke kamar mandi , "Tuhan, betapa tidak adilnya aku pada anak-anakku. Aku sudah melukai PERASAAN si Adik..." Aku menangis sampai puas.., cuci muka dan lain sebagainya, kemudian aku samperin lagi si Adik, aku simpuh sambil bilang, "Adek tidak harus nunggu sisa Kakak ketika mau makan.., semua makanan boleh dimakan Kakak dan Adek. Maafin Mamah ya, Mamah gak punya maksud kasih Adek makanan sisa Kakak...Sekarang, Adek sudah lapar belum? Pengen makan apa?"

Si Adik memandangku, memegang mukaku, dan menciumiku (itu memang kebiasaannya), "Aku gak pengen makan nasi, aku mau makan bakso."
"Oke, kam on girls.., kita beli bakso..," seruku.
Dan dua gadis kecilku berebutan mencarikan Kethu Lettoku, kacamata, dompet, dan kunci mobil. Empat hal itu harus selalu ada ketika aku akan mengendarai si Ngatini, Katana merahku, Kethu Letto berfungsi untuk melindungi rambutku agar yang sudah keriting ini tidak semakin gimbal ketika tersapu angin (buka kaca, ga pake AC, ngirit bensin, kek..kek..kek..), dompet, ada STNk dan SIM, dan duit, boo.., kacamata, ya memang sudah sangat minus dari jaman kapan tau,dan kunci mobil tentu saja. 4 hal utama, dan keempat-empatnya, amat sangat sering aku lupa, di mana naruhnya.., he-he, sdikit tua, pikun, dan yang jelas (ssstt...malu sama anak-anak), kurang disiplin meletakkan barang-barang.

Aku nyetir pelan sambil bernyanyi bersama anak-anak, lagu-lagu 'ngawur' yang kadang membuat anak-anakku terganggu dan protes. Si Kakak, biasanya tidak akan terlalu berkomentar, karena dia kurang memperhatikan hal-hal detil, tapi si Adik akan bilang begini, "Mamah ni kalau nyanyi, nadanya bener tapi kata-katanya salah semua.." begitu komentarnya ketika aku nyanyi.

Aku menatap dua gadis kecilku dari kaca spion, damai melihat mereka begitu riang.., sambil aku berkata dalam hati, "Maafin Mamah ya, Kakak, Adik, Mamah pasti sangat banyak kekurangan, mungkin juga sering gak sengaja melukai perasaan kalian. Mamah tau, seorang anak, sangat wajar jika salah, tapi kalau mamah-mamah, sebaiknya berpikir ulang untuk melakukan banyak hal, ya kalau bisa jangan sampai salah terhadap anak-anak. Mamah akan berusaha untuk lebih baik untuk kalian. Tuhan tolong bantu kuatkan aku, Amin..."

"Hue.., jangan ucek-ucek kepala Mamah, sayang, lagi nyetir nihhh...," teriakku bercanda ketika si Adik ucek-ucek kepalaku, dia berdiri dan bilang, "I love you, Mamahku yang baiiikkk.."

Nah, lo, malu kagak sama anak sekecil itu, yang setiap saat dia bisa menghargai dan menyentuh perasaan kita dengan hal-hal kecil yang mengejutkan macam ini?

"Aku juga sayang Mamah," itu suara si Kakak, yang gak mau kalah sama adiknya...
"I love Youuuu, all...!"

(Terimaksih Tuhanku, ini pastilah "SURGAKU" yang Kau anugerahkan padaku...)

North Carlin Spring
Arlington, Virginia,
Dian Di sini jam 5.33 sore, hari Minggu, tanggal 26 Oktober 2009
Musim Gugur, pohon-pohon sudah hampir botak semua..

Wednesday, November 4, 2009

EduRantau: Intake Center

Ini cerita, ketika anak-anakku menjalani proses pendaftaran sekolah di Amerika, alias pindah dari Indonesia. Proses pembuatan surat pindahnya pun, di Purwokerto, kota tempat anak-anak bersekolah di Indonesia, sudah cukup membuat Dinas Pendidikan setempat menggelar "Rapat Mendadak", dengan alasan belum pernah memberikan rekomendasi pindah ke luar negeri, mereka bilang "belum ada format surat pindah ke luar negeri." Ya wes, nganah lah, sana lah, rapat ndisit.. maturnuwun...Sampai akhirnya mereka bilang, surat yang sudah di setujui dari Dinas Pendidikan Kabupaten, harus dibawa ke Provinsi, dan kemudian ke Departemen Pendidikan di Jakarta. Alamak.., mana sempat, waktuku untuk berangkat tinggal 1 minggu. Ya, aku cuex ajalah, tenang-tenang aja, gimana nanti lah, gitu pikirku.

Singkat cerita, sampai di Amerika, untuk anak-anak yang berbahasa asal (bahasa utama negara) bukan bahasa Inggris, harus melalui lembaga yang bernama INTAKE CENTER. Eeh.., ternyata bener, di sini tidak ditanyakan surat pindah apa pun, ga ditanyakan rapor kelas berapa pun. Hanya ditanyakan passpor, Birth Certificate alias akta kelahiran, dan secara lisan ditanyakan, "Di Indonesia kelas berapa?"..tok!Kemudian anak-anak di tes bahasa Inggris dan matematika, ini penting karena akan digunakan sebagai dasar penempatan di sekolah, karena sistem sekolah di sini bukan mutlak, "kelas berapa kamu", tapi lebih dari itu,"seberapa jauh kemampuanmu". Nantinya, boleh jadi anak kelas 6, karena kemampuan Matematika dan Bahasa Inggrisnya lebih, maka dia akan mengikuti pelajaran Matematika dan Bahasa Inggris di kelas 7, dan seterusnya. Sebaliknya, bagi yang kemampuannya di bawah standard kelasnya, maka dia akan 'turun' ke kelas di bawahnya. Jadi mereka akan seperti anak kuliahan, pindah-pindah ruangan kelas...

Setelah selesai tes tertulis, mereka di cek mengenai imunisasi dan vaksin yang sudah dan belum diberikan ketika di Indonesia. Setau aku, mereka sudah diberikan vaksin dan imunisasi "wajib" bagi anak2, di Rumah Sakit Internasional di Jakarta sebelum berangkat, karena hal ini sangat ketat di Amerika. Tapi apa kata Virginia, Lady paramedis di INTAKE CENTER ini mendata kembali, dan bilang, "Mereka akan menerima 7 suntikan hari ini sebelum bisa masuk sekolah." Tujuh suntikan, gila, boo! Ketika aku mengabarkan hal ini pada anak-anak, kontan aja mereka teriak "Gak mauuuu!" Si Lady Paramedis terkejut dan bertanya, "What they say?" Aku bilang, "mereka ga mau 7 suntikan, mbak..Apakah ini wajib?" Jawabnya, "Ya wajib, tapi kalau anda keberatan, ada 3 yang paling wajib yang harus di terima hari ini. Measles Mump Rubella (MMR), Varecella (Chickenpox alias cacar air) and DPT tahap lanjutan. No shots no school!" Wuih, gile, ga suntik, ga boleh skul!Pelan-pelan aku coba menerangkan pada anak-anak tentang "No shots no skul".., dan akhirnya mereka pasrah menerima 3 suntikan.

Lain hari, anak-anak dites secara fisik oleh dokter, dan apabila perlu, anak akan direkomendasikan ke dokter spesialis yang diperlukan. Misalnya anak dengan gigi tidak sehat, dia langsung diberikan pada dokter gigi yang berpraktek di wilayah tempat si anak tinggal, untuk diberikan perawatan, bebas biaya.Setelah itu, tanpa diminta, orang-orang INTAKE CENTER memberikan banyak rekomendasi, yang intinya, asuransi untuk anak-anak, sekolah, makan di sekolah, bus sekolah dan lain-lain, semua gratis..

Aku jadi ingat, bahwa di Indonesia sering terjadi wabah penyakit. Mungkin bukan penyakit berat, saat ini pastilah sudah mudah ditangani, seperti cacar, dan flu. Bahkan kira-kira dua bulan sebelum anak-anak pindah ke Amerika, Alma, kelas 3 SD, pernah aku "ground'kan, alias bolos 4 hari, bukan karena dirinya sakit, tapi karena teman-temannya banyak yang tidak masuk kelas (26 anak dalam satu kelas dalam hari yang sama!), karena cacar dan flu.Ya, kalau sudah begini memang kegiatan belajar mengajar pasti terganggu. Secara finansial, orang tua juga harus mengeluarkan uang untuk pergi ke dokter demi kesembuhan anaknya. Belum lagi minimnya pemahaman tentang masa inkubasi suatu kuman penyakit, yang sakit cacar, 4 hari kemudian sudah masuk kelas.., lha yo kuwi sing marai nular-nulari kancane...Kerugian yang dialami akan semakin meluas menyentuh berbagai lini kehidupan. Piye neh...

Amerika, negeri ini sangat peduli untuk membuat rakyatnya tidak sakit "yang ga perlu". Artinya, orang-orang di sini tidak perlu sakit semacam flu, cacar, campak, dan lain-lain, di mana sudah disediakan vaksin maupun imunisasinya. Apalagi untuk anak-anak sekolah. Untuk itu, setiap sekolah punya "nurse" di UKSnya (Unit Kesehatan Sekolah). Tugas nurse ini bukan semata-mata merawat anak-anak yang tiba-tiba pusing di sekolah, atau yang semacam itu, tapi dia adalah pelaksana seluruh program kesehatan yang ada di sekolah. Jadi, bagi anak-anak yang belum lengkap imunisasi dan vaksinnya, akan diberikan di sekolah, gratis. Bahkan untuk anak perempuan, sampai dengan imunisasi untuk pencegahan kanker serfix! Wajib hukumnya! Juga flu H1N1, yang kabarnya sudah ditemukan vaksinnya, besok tanggal 26 Oktober ini, anak-anak akan mendapatkannya di sekolah.

Ya, beda tempat akan beda budaya, itu pasti. Contohnya gini, di Indonesia, ketemu orang flu yang bersin-bersin, batuk-batuk, dan mungkin suhu banadnya tinggi, ya..., apes-apesnya yang kita pikirin, paling ketularan..gitu kan.Naa, di Amrik ini, ketemu orang kudisan sepanjang badan, bagi mereka masih jauh lebih baik daripada harus ketemu orang flu...Mereka akan pelan-pelan menjauh (Iii aku alami ketika ngantri kasir di swalayan, ktika aku bersin-bersin dan keluarin tisu dari tas untuk ngelap hidung..., orang-orang di sekitarku pindah ke kasir lain..., he2, maap ya bapak2 ibu2, ini mah biasa di negeri aye...Soalnya mereka langsung akan berpikir, ni bukan orang bule, pasti pendatang yang bisa jadi bawa flu burung atau flu babi dari negaranya...atau dapat di pesawat..Hahh..hahh..hahh). Tapi dari hari itu, aku langsung konsumsi makanan dan banyak vitamin, agar tidak kena flu dan "mengkhawatirkan' banyak orang...

Demikianlah cerita ndaftar skul.., sekarang Alma tetap kelas 3 dan Cedar kelas 6 Middle School (setara SMP) karena di Amrik, SD mung tekan kelas 5, cuma sampai kelas 5. Dan dengan kebisaan mereka berbahasa Inggris yang tidak terlalu banyak, mereka bisa langsung merasa nyaman sekolah di sini, bahkan berani bilang "Lebih senang sekolah di Amerika.""Lebih senang" ini akan aku "selidiki" lebih lanjut, karena bagi aku agak aneh. Dulu di Indonesia, tidak ada kendala bahasa, pulang jam setengah 12 siang aja mereka sudah bener-bener bete, dan sampai rumah langsung tidur, bahkan ga sempat makan siang saking capeknya.Malamnya jam 8 atau 9 juga sudah merem lagi. Lha ini pulang jam 3 sore kok masih pada sumringah, melek fesbukan, ngerjain PR, dan tidur jam 10an malam...Oke, mulai hari ini akan terus aku gali, mengapa mereka bilang "Sekolah di sini lebih menyenangkan..."

North Carlin Spring, Arlington, Virginia
Dian ibu dari dua anak
Di sini jam 7.05 malam, tanggal 22 Oktober 2009

Saturday, October 31, 2009

EduRantau: ITU ADALAH BENTUK DARI BULLYING ...

Wednesday, October 28, 2009 at 3:22pm
Dear Parents of Barrett Students, Our Traditional Halloween Parade is Friday, October 30, 2009We will assembly on the blacktop in the back of the school yard at 1:15p.m. We will be calling by grade level to line up starting with Pre-k through grade 5 if the weather is good. In the event of inclement weather we'll parade throughout the school.again, children can bring costumes in their backpacks to dress for the parade, but:* No weapons are allowed and no red dye as blood* Nothing that resembles a weapon - not a toy gun, sword, knife, bow and arrow, or harpoonIf you would like to participate in this event, please come and join us!Sincerely,Theresa D. Bratt, Principal




Halloween.., Halloween, apa maning kiye..,

Banyak cara orang bersenang-senang. Pesta Halloween, setahu aku, hubungannya dengan Pumpkin, Waluh, basa Jawane. Selain itu, kostum aneka ragam, lebih hebohnya lagi mungkin yang selama ini kita tahu, kostum-kostum yang scary.., menakut-nakutkan.. Kemudian, mereka yang berkostum akan berkeliling ke tetangga-tetangga, ntar dikasih permen, deh..


Yah, atau modifikasi lain dari acara ini, tergantung usia yang menyelenggarakan pesta juga, mungkin anak SD akan lain dengan anak SMP, SMA, orang tua, dan seterusnya.


Na, sudah sebulan ini, di Amerika, spanjang swalayan, toko, restoran, kedai.., semuaaa.., berdandan menyambut Halloween. Union Jack Bar, memasang 2 balon kucing hitam yang menyeramkan, yang bisa bergerak tengak tengok. Swalayan Hariss Teeter,memajang Pumpkin kecil-kecil yang sudah dilukis gambar aneka rupa, sebuah counter baju memasang boneka sawah (kalau di Indonesia, yang takut sama boneka sawah, ya burung-burung kecil pemakan padi, itupun kalau digoyang-goyangkan, kalau diem aja, burungnya ya EGP, Emang Gue Pikirin...).Oya, hampir semua berwarna orange Pumpkin dan hitam...




Ngeri di dunia anak-anak, mungkin ngeri yang mengundang degup jantung berpacu sedikit lebih cepat, dan kengerian ini, akan berubah menjadi kegembiraan, karena mereka menyadari, "ini cuma maen-maen kok, biar perayaan Halloween jadi tampak lebih hebat.., Huray..!" anak-anak bersorak.. sensasi yang didapatkan adalah rasa gembira bersama-sama.




Sebab aku menangkap, ada rasa ngeri yang sifatnya lebih tajam, keras, dan tentu saja, sensasi yang didapatkan adalah, salah satunya, trauma...dan seterusnya. Seperti apa ? Buanyak... Mari kita tengok hal-hal sederhana, tentang apa dan bagaimana, anak kita menerima rasa ngeri, dan akhirnya menyimpan trauma yang mendalam bagi mereka. Dan itu, seratus persen aku bilang, JANGAN TERJADI. Tolong, lindungi anak-anak di manapun mereka berada.




Anak-anakku, perempuan. Sejak kecil, bahkan ketika masih balita, ketika mereka aku dandani pakai rok, aku selalu kasih celana dobel untuk underwearnya. Maksudnya, setelah celana dalam, kasih lagi tu celana pendek. Buat apa? Ga sumuk, apa? Gak, tuh.., anak-anakku nyaman-nyaman aja, mungkin karena sudah dibiasakan sejak kecil.




Ya, buat apa celana dobel-dobel gitu? Buanyak, lho manfaatnya.., Salah satunya, melindungi paha dan pantat anak-anak dari debu, karena anak-anak kecil suka ndeprok sana ndeprok sini sesuka hati. Iya gak?Slain itu.., risih gak, ngliat anak perempuan, kecil pun, kelihatan celana dalamnya ketika memakai rok? Hei, lihat, mereka sudah sangat lucu dengan rok warna-warni, tapi ketika naik tangga mau prosotan, di taman atau sekolah TK, waduhh, pengantri lain yang dibawah tangga, bisa melihat dengan jelas, paha si anak, celana dalam si anak perempuan...Kalau pengantrinya cowok (meski kecil tetep disebut cowok, kan?)...Trus, dimalu-maluin dah, "Ehh, kliatan tu celana dalamnya..."




Hmm.., sayang sekali.., kasihan anak perempuan kita, keliatan dalemannya. Kasihan juga cowok kecil ini, sedikit banyak pasti terobsesi untuk "melihat lebih dalam".., sesuai kodrat. Apalagi, anak-anak kecil umumnya sudah tahu, bahwa alat kelamin antara anak perempuan dengan laki-laki, berbeda. Itu saja yang mereka tau, belum mengarah pada hal yang "saru". Tapi, pemikiran, "kok punyaku gak kayak punyamu.." itu yang memicu anak, dalam beberapa contoh kasus, terjadi peristiwa "cocok-cocokan", saling ingin menunjukkan" bahwa mereka "berbeda."




Pernah dengar kasus seperti itu, kan Bu, Pak? Tapi, tolong, jangan hardik mereka dengan kata-kata "keji", sebab mereka akan tambah bingung, alias ga nyandak, alias ga klop dengan tuduhan orang dewasa.. Bapak dan Ibu harus bisa menerangkan hal ini dengan lebih "keilmuan". Hal ini, sangat pantas diterangkan, karena ini memang fakta, mendasar, dan harus disadari sejak dini, bahwa "Aku ni siapa? Ohh, aku anak perempuan. Ohh, aku anak laki-laki.."




Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak sekaliyaaannn...,Itu tadi lho Bu, Pak.., hal-hal kecil yang nampaknya remeh, ternyata kok bisa berkembang menjadi hal besar yang cukup menakutkan...




Kasus ketika anakku TK, (heranku, kok ya di setiap angkatan di TK, selaluuu saja ada"regenerasi" yang jelek-jelek gini), anakku bilang, "Tadi Lani nangis." "Kenapa?" tanyaku spontan. "Roknya disingkap sama Akbar. Sebenere aku juga sih, tapi kan aku pake celana dua (anakku menyebut celana pendek dobelan sebagai celana dua), jadi ya gak kliatan dalamnya""Lha Adek marah gak, digituin sama Akbar ?" tanyaku lagi."Wo.., ya marahlah Mah.., aku kejar, aku omelin... Trus anak-anak perempuan bilang ke Bu Guru.." "Oke, gud job, my girl..kamu harus bilang bu Guru kalau ada yang saru" kataku.




(SARU ARTINYA -kurang lebih- TIDAK SOPAN YANG MENGARAH PADA PELECEHAN YANG BERBASIS JENDER! he2, bahasanya medeni bangets!)




Ada lagi ni, masih di Tk, namanya si Arya (he2, gak pake si, cuma Arya, gt..maap ya, Mamahe arya)..Kalau ke skul bawa mainan mlulu. mainannya juga serem-seremmmm, maksudnya, tiruan palu, tiruan pistol..ahh, sebutannya ga asyik, gini, palu-paluan, pistol-pistolan, pedang-pedangan..., nah, gitu-gitulah..Saat istirahat, dia akan berciat-ciat bak pendekar memecundangi teman-temannya, apalagi yang badannya lebih kecil...Yang aku liat kemudian, dia bagaikan Penguasa, Ketua Gang yang ditakuti, punya anak buah.., uhh, gile..gile.. Tentu saja beberapa temannya kadang menangis kena jatah "kekerasan" si Arya. Sampai-sampai, para ibu saling beradu mulut, saling marahan gara-gara soal anak-anak ini..Wuih, cepek dehhhh...




Lain hari, anakku yang lebih gede, kelas 3 SD waktu itu melaporkan dirinya padaku sepulang sekolah, "Mah, tadi Edo pukul-pukul pantat anak perempuan." Aku langsung nyolot, "Sapa aja?" "Ya, Nia, aku, Dea.." "Trus, Kakak bilang apa?" cecarku."Aku teriakain, aku marahin...""Doang ?" desakku lagi."Lha trus, mesti gmana? Edo kan memang nakal, Mah...""Bilang bu Guru atau pak Guru" jawabku tegas."Itu tidak baik, tidak sopan, pelecehan, dan seterusnya..!" "Ah, bu Guru dan pak Guru cuex aja kalo kita lapor...""Ohh, kalo gitu, besok Mamah temui Kepala Sekolah.Mamah harus diskusi.""Jangan Mah, ntar aku malu, dikira ngadu...""Ehh, mang kamu ngadu, dan itu hukumnya wajib. Dan Guru harus tahu, ini tidak boleh dibiarkan, ntar habis tepuk pantat, lain lagi yang dicolek laki-laki kecil itu. No Way alias kagak bisa Mamah diam. Ini bukan hanya buat kamu, tapi buat semua anak perempuan, dan kebaikan Edo sendiri. Santai, neng, Mamahmu kan 'hopeng' (akrab) sama Bapak Ibu Guru, ini bukan masalah adu mengadu, oke?". Anakku yang ini agak 'jaim' pengennya sok manis di depan siapa pun, bukan pengadu, dst..,huhh, sdikit keliru kaprah ni anak!(bukan salah, tapi keliru, ini bisa diperbaiki, dengan mengajari dan memberi pengertian lebih lanjut)




Kasus lain, aku dengar ada seorang Ibu yang tanpa basa basi, "mencabut" anaknya pindah sekolah. Pagi itu, dengan muka murka dia menemui Kepala sekolah, "Tolong tandatangani surat pindah anak saya!" Weishhh, ini mah perintah, bukan tolong. Ketika Kepsek mencoba bertanya apa dan bagaimana, si Ibu langsung teriak, "anak saya dipalakin temannya di sekolah, dan ga ada guru yang tahu? Lha panjenengan pada kemana hari-harinya?" Di sudut kelas 3, aku liat Dewi si 'TERTUDUH' pemalakan, nangis bombay. Ketika aku tanya, "knapa, sayang?" Sambil terisak, dia bilang "telponin Mamahku, aku dimarahin Mamahnya Ami..huu..." Ami,anak yang kabarnya dipalakin Dewi, dan Ibunya marah2 kepada Kepala sekolah, minta pindah.




Waduh, kok jadi main hakim sendiri gini jadinya? Ami kena palak Dewi. Ibunya Ami datang ke skul langsung nyari Dewi dan marah-marah (dengan muka kejam kale ya.., sampai si Dewi histeris gitu), dan nyabut anaknya pindah skul.Oo..lha piye to iki Bapak-bapak Ibu-ibu, itu namanya menyembuhkan luka lama dengan menimbulkan luka baru. Aminya merasa dibela, Dewinya merasa dianiaya..Buuu, ini di skullll, tolong dong, lapor dulu ke Bapak Ibu Guru.., jangan langsung marahin anak orang..Kagak bener ni...belum tentu juga kasusnya benar-benar nyata...




Ada lagi yang gak mau masuk sekolah, mogok, karena apaaaa? Karena bu Gurunya mengatakan sesuatu yang menyakitkan hati si anak. Lha bagaimanaaaaa?Yang ini ceritanya gini, sudah 3 kali berturutan, Afi telat masuk kelas. Bu Guru bertanya, "Rumahmu mana?" Afi menjawab, "Dukuhwaluh, Bu.." "Ohh, pantas telat terus, apa di sekitar Dukuhwaluh tidak ada sekolah? Kenapa harus sekolah jauh-jauh di sini?" cerca si Ibu Guru.Haa.., kok pertanyaannya gitu, bukan ditanya, "Kenapa 3 hari ini terlambat terus ?"... Pasti Afi tidak akan sakit hati, dan gak harus mogok sekolah.Lha trus pirwe kiye lah...Tenang Bu, Pak, jangan panik. Mari kita urai sedikit demi sedikit benang kusut ni, moga-moga berhasil.Gak sadar ya, bahwa sebenarnya, anak-anak yang demikian itu, sedikit banyak adalah buah dari kekurangwaspadaan kita. Dari tayangan televisi, banyak film-film, bahkan film kartun yang kerjaannya ciat-ciat melulu, tentu saja menggunakan pedang, tali laso, parang, panah, anak panah, pistol.., yaa.., semuanya mainan sih, tapi esensinya kan, berantem, kekerasan berperang, kekuatan, kalah menang, menimbulkan rasa berkuasa di satu pihak dan kelemahan, kekalahan, ketakutan, rasa tertekan, dan mengecilkan hati di pihak lain. Ingat, Bu, Pak, anak-anak adalah PEREKAM YANG HEBAT, Reaksi yang akan muncul kemudian di antara anak-anak antara lain adalah meniru adegan, menyakiti teman lain, timbulnya rasa dendam, pengen membalas. gak terima, dan, makin hari "kekerasan" yang timbul pada jiwa anak-anak, akan makin tinggi, tinggi, dan tinggi..Tanpa ingin bilang ini baik itu tidak baik-monggo lah, panjenengan bisa menilai sendiri- saya hanya ingin mengabarkan bahwa di Amerika yang film dewasanya sering dar der dor.., ternyata untuk anak-anak, mereka peduli sekali. Sangat peduli, bahwa anak-anak tidak boleh diajarkan pada kekerasan.Berkali-kali aku ke mal, sampai hari ini jarang sekali aku liat mainan macam pedang-pedangan, pistol-pistolan, panah, dan seterusnya.Tayangan kartun anak-anak, juga "manis" dan "mendidik" macam Dora si Explorer, Mickey Mouse Club yang mengajarkan bagaimana menggunakan mesin pembuat jus, bagaimana memanaskan roti untuk sarapan, bagaimana menyapu dedaunan di halaman, yah.., gitu2lah.Soal senjata mainan ini, juga pernah aku 'keluhkan' pada teman di Kunci D (Komunitas Cinta Drum Band), di Purwokerto, yang aktif melatih Marching Kids,(halo, Kakak Deni...), waktu itu aku bilang, "Kak, sayang ya, TK X itu musiknya bagus, kostumnya menarik, koreografi CG (Color Guard-penari dengan memainkan bendera dan dikombinasikan dengan alat-alat lain seperti tongkat, dan alat mainan yang lain) lumayan.., tapi kok pake senjata pedang.., hitam lagi.., sayang sekali..."Dan ternyata benar, meski permainannya bagus, TK ini malah menduduki peringkat terakhir di kelompoknya, ketika lomba waktu itu.. (Makasih Juri-juri, pasti anda person-person yang memahami psikologi anak...).Dan.., lihat undangan untuk Perayaan Halloween ini, perayaan yang scary-scary-an (maksudnya menakut-nakutkan, menyeram-nyeramkan).., ternyata GAK BOLEH PAKE SENJATA (MAINAN) MACAM PEDANG, PISTOL, SENAPAN, TRISULA ATAU TOMBAK BERMATA TIGA, PISAU, DAN WARNA MERAH SEOLAH-OLAH DARAH.. GAAAK BOOO-LEHHH. ITU NGERI YANG MENIMBULKAN IMAGINASI TENTANG KEKERASAN.....Trus pirwe kiye, bakul-bakul senjata mainan yang bahkan sering nongkrong di skul, ga boleh jualan ya? Toko-toko yang jual mainan, ga boleh majang senjata mainan juga? Trus tanyangan di TV.., sensor, boo! Satu lagi, aku ingat salah satu famili yang dengan bangganya "mempersenjatai" anak lakinya berusia 2 tahun dengan sebilah pedang mainan, di mana tiap saat anak tersebut diputarkan DVD kartun Ciat-ciat, kemudian si anak memperagakan ciat-ciat,.."We, Le, lha kowe kok wes pinter men lehe dadi pendekar..," dengan ketawa-ketawa bangga si Ibu dan Bapaknya mengomentari anak ini... Padahal, anak perempuan kecilku yang sudah berumur 7 tahun, langsung meledak tangisnya sambil pegangi dahinya, yang ternyata memerah dan benjol..."Mamah aku di sabet pedang, Huaa...huaa... (Hualah, Nduk..,Nduk, piye to tante dan pamanmu itu,wong bikin anak lain nangis kok malah bangga pada sabetan pedang anaknya... hii..hi...hi...)




North Carlin Spring,Arlington, Virginia,Dian,


Di sini jam 3.10 sore, hari Rabu, tanggal 28 Oktober 2009




Tulisan ini terinspirasi dari tulisan seorang teman di wall FaceBooknya, yang berbunyi :




1. Perlakuan buruk spt ditendang, dipukul,dipalak, ditampar, dijegal, dipermalukan, dihina, dicaci, disoraki,diancam & dilecehkan adalah bentuk dr BULLYING yg hampir sbagian besar terjadi di sekolah.Ortu harus tanggap bila beberapa hari anak tiba2 diam, murung,menutup diri & malas sekolah. Sudah banyak korban..jangan lagi terjadi pada kita..dan,




2. Lady Concelor di INTAKE CENTER, seorang Dokter yang memberi bimbingan dan konseling fisik pada kedua anak perempuanku.waktu itu beliau, sambil menyentuh pantat, dada, dan daerah kelamin anak-anak perempuanku, bilang, "Ini daerah privat, tak seorang pun boleh memegangnya. Bila suatu saat ada yang melakukannya pada kalian, maka kalian harus TERIAK, LARI MENJAUH DARI ORANG TERSEBUT, MENDEKAT KE ARAH GURU, ORANG TUA, POLISI...dst, untuk minta PERLINDUNGAN. Hal ini TERLARANG, tidak boleh dilakukan di negara ini, bahkan bila teman-temanmu membuat ini sebagai candaan atau lelucon... TIDAK BOLEHHHH!

Tuesday, October 27, 2009

EduRantau: United Nations Day...

All student are invited to wear typical outfit from another country where some of their ancestor came from to be part of the Parade.., begitu undangan yang aku terima, seminggu sebelum tanggal 23 Oktober 2009, dari SD Barret.

Beberapa hari yang lalu, juga sudah aku terima pemberitahuan, tentang Hispanic Heritage Musseum, intinya, anak-anak di SD Barrett akan menyelenggarakan in house musseum, bertempat di perpustakaan sekolah. Dan untuk menyelenggarakan musseum ini, anak-anak diminta untuk meminjamkan barang-barang yang berasal dari negaranya, atau negara-negara yang pernah dikunjungi, atau barang-barang yang merupakan oleh-oleh dari negara lain. Tuliskan apa nama subjeknya, tuliskan negara asalnya, dan tuliskan siapa pemiliknya.., demikian dicantumkan dalam pemberitahuan tersebut.

Walahh, ngerti gitu kemaren dulu aku bawa tu wayang kulit, tembikar, bla-bla-bla... Saking inginnya
berpartisipasi, akhirnya kutemukan secarik selendang batik, dan selembar kain songket. Cuma itu barang
etnik Indonesia yang aku bawa...

United Nations Day, benar-benar buta daku tentang sejarah Amerika...Tolooong..., aku mesti search di
Google, atau Wikipedia untuk tau apa dan bagaimana, siapa, kapan, dan mengapa, hingga Amerika menjadi negara yang kayak gini ini.., negara multi ras, negara multi bangsa.
Sebelum search tentang sejarah Amerika, aku ceritakan 'live' nya aja ya, acara tadi pagi. Tapi baiklah,
sebelumnya ada cerita-cerita yang mungkin ga pernah kalian bayangkan, tentang Amerika ini. Bener-bener, boo...negara terbuka dengan multi bangsa dan multi kemampuan!
Ingat ga, sekitar 30 tahun lalu (kalau lo pade usia sepantar gue, men, women, skitar 40an geto), ada tokoh kartun dari suku Indian, namanya Hiawata. Adik perempuannya yang berkucir dua di bahu, aku lupa namanya.

Tapi yang juga tidak aku lupa, bapaknya Hiawata, kalau ga salah ingat disebut Kepala Suku Perut Buncit, yang suka mengundang pesta Hisap Cangklong alias Hisap Pipa Perdamaian (tolong koreksi kalau daku salah ingat, ya...). Naah, itu dia, di SD Barret ni memang whuampuh, alias ampuh bangets...Jan, membuatku merasa hidup jadi lebih hidup karena banyak terkaget-kaget.

Jangan bayangkan di SD Barrett ni isinya 'bule'. Kalau dihitung, paling bulenya cuma 20%. Bule Inggris,
bule Jerman, bule Perancis, bule Swedia, dan yang kayak gitu-gitulah, yang secara awam, kita di Indonesia menyebutnya, bule.

Lha yang lain siapa? Yang lain adalah orang Mexico, Spanyol, sedikit Asia, seperti Vietnam, Jepang, Black, India,Indonesia, China.., dan yang spektakuler adalah...Puji Tuhan..., anakku sekolah bareng dengan orang-orang Indian, boo! What's an amazing... Setiap antar dan jemput skul, aku mlototin, mana kira-kira yang mirip Hiawata. Tapi, tanpa ingin bermaksud melecehkan, akan akau ceritakan.., tentang, ingatkah wahai kawan-kawan,dalam cerita Hiawata itu, disebutkan suku Perut Buncit, suku Pipi Tembam.., dan itu memang bukan rekaan. Secara genetik, orang-orang Indian ini memang berwajah seperti di gambar yang dikartunkan, ada yang berpipi tembam, ada yang berperut buncit, dan ada yang 'muka garis keras'. Penampilan mereka juga masih "Indian'(jangan bayangin pake baju kulit dan bulu-bulu atau coreng moreng di muka mereka...). Maksudnya, masih cukup sederhana dari cara pemilihan jenis kain yang dipakai untuk baju, sandal, sepatu, dan.., yang paling indah adalah cara mereka menggendong balita di punggung, masih memakai kain, seperti kain tenun yang hangat, sampai si balita ga kliatan sama sekali. Yang aku pikirkan cuma satu, apa bayinya ga susah nafas, ya...(Pas mau aku foto, mereka bilang, "no picture", sambil ketawa memperlihatkan gigi-gigi emasnya,ketika aku bilang, 'I love the way you caring your baby.., may I take your photo?'...Ah, si Ibu Indian ga mau difoto, ya sudah...lain kali aku mau jadi paparazi, tembak jarak jauh).

United Nations Day,a Celebration... (sejarahnya kapan-kapan aku tulis lagi, ya, sebagai 'catatan
kaki'..kaki yang panjaaang...).., jam 9 pagi aku datang kembali ke skul untuk dandani Alma memakai kostum Indonesia, seadanya, (Lo percaya ga, kebaya yang dipakai Alma ni adalah kebayaku waktu menikah! Summ..pahhh! dan skarang dipakai anakku yang kelas 3 SD.., lha mbiyen ki awakku sing kurus apa sekarang anakku yang kegemukan? Mbuh lah, tapi itu fakta...)
Di ruang perpustakaan, kira-kira 40 anak sudah siap dengan kostumnya (tidak semua anak memakai kostum hari ini, karena ini sifatnya permintaan untuk partisipasi, bukan paksaan, bukan harus), yang tidak memakai kostum, akan 'simpuh' di lantai sebagai penonton.
Di ruang teater yang tidak terlalu besar, anak-anak dengan kostum berparade, dan sampai stage, memperagakan "We speak many languages" dengan mengucapkan "salam" dalam berbagai bahasa..., whoa..., hebats...
(Aku gak iso nirokke kabeh to, pokoke ya ada yang ala Jepang, ala arab, ala India, ala Bolivia, ala
Salvador, ala Mexico, ala Spanyol, ala Cina, ala Indonesia, ala Mali...wuakeh.., bikin aku menangis..,
lihatlah, di manapun tempat di dunia ini, anak-anak, anak siapa pun, memang menakjubkan, miracle...).
"Hola, i'm from Mexico, Halo, i'm from..." bla-bla-bla, yang jelas tertangkap kupingku ya, "selamat Pagi,
saya dari Indonesia.." itu suara anakku, satu-satunya makhluk Indonesia di SD Barrett ini.

Acaranya sederhana, salah satu guru, Lady Narator (aku belum tau namanya), berpakaian seperti koboi
perempuan di Teksas, pidato begini, kurang lebih, "Halo, anak-anak semua, para guru, dan tamu yang hadir.., hari ini kita merayakan United Nations Day (terus terang aku ga pasti, sbenere perayaannya tu tanggal hari ini, 23 Oktober apa besok, 24 Oktober.., ga bgitu penting lah yauw). Kalian tahu, anak-anak, bahwa Amerika memang mengundang semua orang dari bangsa manapun, untuk tinggal dan hidup bersama di negeri ini. Lihatlah, kita memang berbeda, ada yang kurus, gemuk, rambut lurus, kriting, hitam, putih, kuning.., indah bukan karunia Tuhan ini? Bisakah kalian bayangkan, bila kita semua sama? Tak ada beda..., apa bagusnya? Yang penting kita di sini berpikir, bahwa perbedaan akan membawa warna hidup, bahwa meski kita berbeda, tapi dengan kebersamaan, kita akan kuat.., untuk berjuang demi anak-anak, agar lebih maju, lebih berkembang, dan tetap bahagia..." (Bagi aku, pidato ini huebats!).

Kemudian, diselingi dengan anak-anak nyanyi bersama, kadang karaoke, kadang dengan iringan musik, kadang dengan acapela, dipandu 2 guru, satu cowok dan satu cewek. Pastilah tidak semua anak bisa melafalkan syairnya, tapi kok nyanyian mereka, lagi-lagi membuatku menangis..., mereka pasti bernyanyi dengan jiwa dan hatinya..(ada yang syairnya gini, "Aku akan menjadi kawanmu, kapan pun, tak peduli, meski kaos kaki pinkmu bau, meski kau tak pernah sikat gigi...he2...)

Nah, ini lagi yang membuatku salut, di antara nyanyian yang didendangkan bersama oleh anak-anak, diputar video tentang True Story, 3 guru senior (aku juga belum hapal nama-nama mereka, maaf Mam, bukan ga hormat, bener -bener karena belum sempat gaul aja sama penjenengan sami...).
Masing-masing guru senior itu, menjadi narator bagi video True Storynya sendiri-sendiri. Dua orang di
antaranya,long-long time ago,adalah Imigran dari daerah di luar Amerika, yang sesuai jamannya, adalah
keluarga besar, 12 bersaudara, 6 bersaudara. Mereka, dengan bukan maksud menyombongkan diri, menceritakan, bagaimana sulitnya hidup waktu itu, tapi karena para orang tua mereka berpikiran maju, dibela-belain dah, kluarga besar itu pindah dari satu tempat ke tempat lain, dan akhirnya ke Amerika, untuk bisa belajar, dan sekolah lebih baik. Dan yang ke tiga, seorang guru asli Amerika, yang pada jamannya, Bapak dan Ibunya, mau ga mau harus ikut Wajib Militer...bla-bla-bla..., intinya mereka bertiga mempunyai kesadaran untuk berjuang dan terus belajar. Terakhir narasi, mereka, dengan bahasa yang hampir serupa, bilang, "Sekarang, aku di sini, di SD Barrett, dengan cinta dan hati, ingin mendampingi kalian berkembang jadi lebih maju..."

Whoah..., ini SD Barrett, ini di Amerika, tapi anak-anak ini, siswa-siswanya sangat menakjubkan, ada anak orang pas-pasan, ada anak yang homeless yang ga punya rumah, ada anak yang diberi gratisan smua fasilitasnya kayak anakku, ada anak-anak Indian yang benar-benar masih sangat sederhana..., tentu saja ini akan kalah hebat dengan sekolah-sekolah Internasional di Indonesia, dengan kurikulum ketat, dengan pengantar bahasa Inggris, dengan pengajar yang kebanyakan native alias orang asli dari negara bule..., pastilah kalah kita-kita ini, boo!

Tapi, lihatlah anak-anak ini, aku akan dan sangat percaya, KEMATANGAN EMOSIONAL mereka akan berkembang dengan baik, karena kurikulum di sini "njlimet", digodog dengan berbasis ilmu Psikologi. Ya Psikologi anak, keilmuan, pendidikan, dan seterusnya.., bukan hanya penyampaian ilmu murni. Singkat kata, sistem pembelajaran di SD ini sangat persuasif, merangsang kreatifitas, penghargaan terhadap orang lain yang demikian tinggi...

"Oke, anak-anak, waktunya istirahat", begitu kata Narator, ketika mengakhiri acara United Nations Day, satu-satu, anak-anak berjalan berbaris dengan santai, didampingi gurunya masing-masing. Setelah ganti kostum, anakku lari ke "backyard" menyusul guru dan teman-temannya, "Daahhh, Mamah, aku mau naik tangga tambang dan prosotan..." Wo, lha dirimu ki SD po Kindergarten, to, Nok? Kok masih pake prosotan, dan guru kelasnya mendampingi bahkan sampai ke backyard.., Lha kuwi salah satu nilai tambahnya, knapa anakku berani bilang, "Skolah di sini lebih enak..," bahkan sejak hari pertama mereka masuk sekolah.
Ternyata Amerika bilang, "Bocah ki yo tetep bocah, di mana aja, selain belajar, disiplin, kasih sayang, ..tentu saja, boo, mereka perlu, dan senang bermain!"

Nah..,lo... Halow, bapak ibu guru teman-teman ane..., what will you say about thissss? Heh..heh..heh..heh..
Salam Hiawata!!!

North Carlin Spring
Arlington, Virginia

Dian,
Di sini jam 9.38 malam, hari Jumat tanggal 23 Oktober 2009, musim Gugur

 
Site Meter