Thursday, November 26, 2009

KultuRantau: THANKSGIVING

Dahulu kala, diceritakan bahwa William Brewster, bersama sekitar seratus orang bersamanya, pergi, meninggalkan negeri Delf, Belanda untuk menuju ke suatu tempat, yang mereka tahu sebagai The New land, daerah baru, yang tentu saja dikabarkan sebagai daerah yang menjanjikan, dan lebih penuh harapan, ketimbang tanah tempat mereka tinggal waktu itu.

Untuk menuju The New World, digambarkan bahwa mereka benar-benar harus menerjang topan dan badai dengan gagah perkasa (seperti nyanyian, nenek moyangku orang pelaut..dan seterusnya..), berkendara kapal dari Plymouth, England, sekitar September 1620.

Pada bulan Desember, setelah melewati perjalanan yang sangat menyusahkan, sampailah mereka di Massachussetts, dan mereka berkeputusan, bahwa inilah The New World seperti yang mereka impikan.

Sampai di Massachussetts, dalam keadaan yang kurang menguntungkan karena perjalanan jauh dan penuh perjuangan itu, maka sebagian dari mereka, dalam hal ini diceritakan, mendapat musibah kekurangan makan, sakit, dan lain sebagainya, sehingga kira-kira separuh dari jumlah orang-orang yang bermigrasi ini meninggal sebelum musim semi tiba.

Singkat kata, akhirnya sisa-sisa imigran ini, bersama-sama dengan orang-orang Indian pada waktu itu, pada bulan Desember tahun 1621, mengadakan pesta syukur atas keselamatan yang diberikan oleh Tuhan pada mereka.

Secara nyata, itulah pertama kali "Thanksgiving" di rayakan di Massachussetts, Amerika,oleh orang-orang yang hijrah dari Defl, ke Massachussetts.

Di lain versi, disebutkan bahwa Thanksgiving sudah diselenggarakan oleh orang Amerika sebelum tahun 1621, dengan adanya Festival Thanksgiving, yang digelar pada tahun 1607 di Virginia.

Mana yang paling valid, para ahli di Amerika pun saling memegang hasil penelitian sejarahnya sendiri-sendiri..Jadi, ya sudahlah, kalau menelusuri jejak peristiwa, ya memang aku yang tidak pernah secara khusus mempelajari sejarah tentang Amerika pun, akan kesusahan..kedawan gagang alias kepanjangan cerita...

Seterusnya, perayaan ini, ucapan syukur ini, ungkapan terimakasih pada Tuhan ini, meliputi peristiwa-peristiwa yang mulai bervariasi, dari ungkapan terimakasih pada Tuhan atas keselamatan, atas hasil panen yang melimpah, atas kemenangan di medan perang, dan lain-lain. Itulah sekapur sirih, cerita yang aku dapat dari Wikipedia, dengan sangat berusaha dan terbata-bata, aku terjemahkan secara manual. Semoga, terjemahan ini, kalaupun ada melesetnya, mohon dimaafkan sedari awal. Intinya, aku hanya ingin menceritakan, apa dan bagaimana Thanksgiving, dari berbagai versi, termasuk versiku sendiri..hiks..hiks..

Thanksgiving, kawan-kawanku, membuat hampir semua kegiatan menjadi "abnormal" pada beberapa hari ini. Sejak hari Rabu ini, tanggal 25 November, anak-anak sekolah sudah libur, sampai tanggal 30 November. Besok, tanggal 25 November,ini yang dijadwalkan sebagai Hari Thanksgiving, kantor-kantor libur, pusat perbelanjaan tutup, restoran yang "mabluk" di Amerika pun, sebagian buesar, tutup. Bingung dah, orang-orang yang sehari-hari makan dengan mengandalkan restoran...

Dan, ini, menurut aku, bagaikan Hari Raya Idul Fitri di Indonesia, orang-orang pada mudik alias pulang kampungnya sendiri-sendiri. Sore tadi, di stasiun kereta bawah tanah Rosslyn, yang biasanya buat lalu lalang sebagian orang-orang yang berangkat dan pulang kerja pun, sudah tampak pemandangan yang berbeda, di mana penumpangnya, sebagian membawa tas besar-besar, tas pakaian mungkin, layaknya orang akan bepergian jauh.

Ya, dari stasiun kereta ini, memang bisa langsung menuju Bandar Udara Reagan. Mereka mungkin akan turun Reagan Airport, tinggal terbang ke kota tujuan mereka.Tapi yang jelas, jumlah penerbangan melambung pesat, dan mereka pengusaha jasa penerbangan sangat berusaha keras, untuk tetap menyediakan seat bagi calon pemudik ini...

Pada akhirnya, dari iklan-iklan di TV, aku menyimpulkan bahwa Thanksgiving ini, tetaplah ungkapan syukur, ucapan terimakasih individu, orang per orang, pada Tuhan. Atas apa..ya itu tadi, kembali pada diri orang masing-masing, sangat bervariasi, dan bebas-bebas aja, boo.., mau berterimakasih atas apa..Mungkin bersyukur baru dapat bayi, atau naik pangkat, atau dagangannya laku keras, atau baru beli rumah, atau dapat pacar baru, atau terima raport nilai A dan B semua, atau karunia atas kesehatan, atau..apa sajalah..monggo saja..

Jadi, ya layaknya orang pulang kampung, ketemu Ibu Bapaknya, saudara-saudaranya, dan mungkin keluarga besarnya..maka akan disambut dengan pesta keluarga. dan tentu saja masakan rumah beraneka rupa.., tapi yang paling terkenal adalah Turkey, si Ayam Kalkun, yang biasanya di panggang, diiris-iris, dimakan dengan saus Gravy..mbuh rasanya kayak apa, tapi kalau liat bumbu-bumbunya, kayaknya rasanya cenderung ke rasa asin..
Ya juga tentu saja banyak kue-kue, buah, dan lain-lain. Tak ubahnya Opor dan Ketupat di Indonesia, kue nastar, sagu keju, atau kastangels..(lah, nek ini ya bukan asli Indonesia to..adopsi,adaptasi, modifikasi...)

Tapi, ada yang ruar biasa..menurut, lagi-lagi, aku, yang perfect stranger ini di Amerika. Aku bertanya-tanya, atas apa yang diiklankan di TV tentang Black Friday..Eh, belum mudeng apa Black Friday, sudah nyusul tuh satu iklan Blue Friday.. Opo neh, iki.. Lah, podo wae, orang Amerika ki yo doyan slengekan..yang selama ini sudah mapan, dari tahun ke tahun ada yang disebut Black Friday, bosan kale mereka dengan ini, maka satu iklan pun "menyegarkan" suasana dengan sebuah tantangan, Blue Friday..

Black Friday, adalah sehari setelah Thanksgiving, dunia dagang, khususnya supermarket-supermarket besar seperti Macy, Wallmart, Sears, Best Buy, berlomba-lomba membuka pasarnya, dengan kondisi, yang sekali lagi, abnormal. Artinya, pada Kamis malam setelah jam 00.00, yang artinya sudah masuk hari Jumat, keesokan harinya, toko-toko yang biasanya buka setalah jam 9 atau 10 pagi, pada hari itu akan buka jam 5 a.m., atau jam 5 pagi, bahkan mungkin sedari jam 4 pagi..

Mau tahu abnormal selanjutnya? Gak tanggung-tanggung, boo, barang-barang yang mereka jual, akan didiskon, alias potong harga gila-gilaan, 50%, sampai 70%, dan bahkan mungkin, lebih. Apa lebih lanjut yang abnormal di Black Friday ini? Percaya gak, mereka, orang-orang ini, rela ngantri, layaknya ngantri formulir jaman Ujian Masuk Peguruan Tinggi, paman-paman kita dahulu..atau ngantri layaknya mau bikin visa di kedutaan besar Amerika, jaman beberapa tahun lalu (dulu, pada waktu proses bikin Visa masih manual, sekarang sudah on line, jadi ga heboh amat, orang datang ke kedutaan AS hanya pada waktu panggilan wawancara saja)..

Untuk menanti jam buka toko pada jam 4 atau 5 pagi itu, mereka bahkan rela dirikan tenda, untuk menginap di depan pintu masuk toko yang mereka tuju..,dan tentu saja mereka sudah mencanangkan barang pilihan yang akan mereka beli, dan yang jelas, bawa uang atau kartu bayar. Lha gimana, wong TV flat 32 inch yang biasanya harga sekitar $600 bisa jadi $ 200, jas-jas mlipit yang semula $550 bisa turun jadi $ 250an..apalagi barang-barang kecil macam baju, sepatu, panci, wajan...

Ketahuan kan, orang Amerika ini, pembeli-pembeli besar ini, adalah orang yang sangat pandai berhitung dan memperhitungkan uangnya. Bagi mereka, jangankan $1, bahkan 30 cent saja selisih, orang Amerika tidak akan rela.., Jadi jangan harap ada Supermarket yang bisa "ngutil" sepeser pun dari uang pembeli, jangan harap ada Supermarket yang memberi kembalian uang dengan sebuah atau dua buah permen, seperti di Indonesia, karena mereka gak punya uang kembalian 15 atau 20 rupiah. Nek bilang gak punya kembalian "ganjil" gitu, mangkanye jangan bikin harga yang "ganjil alias aneh" juga. Piye jal..gondok gak kalau kita dapat kembalian permen di Indonesia, memang bisa kita blanja lagi, bayar pake permen, karena kita gak punya recehan 25 perak? huhh!

Yaa.., itu orang Amerika, merayakan hari libur nasional yang dinamakan Thanksgiving, diteruskan dengan musim belanja yang diawali dengan Black Friday, dan akan berlanjut sampai perayaan Natal nanti..

Aku sih.., bukan orang Amerika, dan lagi gak perlu belanja Tivi 32 Inch, gak perlu beli laptop baru meski yang lama sudah rumpil casingnya akibat terjatuh, gak perlu beli jas mlipit wong bukan orang kantoran.., jadi ya nikmati aja hari-hari di rumah, karena anak-anak libur sekolah, suami bisa tambah hari liburnya.. Masak-masak sendiri, makan-makan bareng di apartemen, main game, ngobrol-ngobrol dalam keadaan sehat, dan lebih santai, lebih banyak waktu bebas...

Ini yang juga sangat aku syukuri. Ini Thangksgiving pertamaku di Amerika.. Hai Frenz.., nek neng kene, Amerika ini ruame menyongsong Black Friday, neng Indonesia rame Black opo kuwi sing jare merek handphone..sorry, aye katro nih.. Soale nek Blackberry di Amerika kuwi ya kancane Blackcurrent, Rasberry, Blueberry, Strawberry,..hoah..hoah..

Sekalian, mengucapkan Selamat Hari Raya Idhul Adha, semoga kita semua diberikan berkah segala kebaikan dari Allah Swt, InsyaAllah..Amin..

Salam Blackberry...! Eh, salah, Salam Black Friday..!
Dan jangan lupa bersyukur pada Tuhan atas semua karuniaNya...

North Carlin Spring
Arlington, Virginia,

Dian,
Ini hari Kamis dini hari menuju Subuh, jam 4 pagi
Tanggal 26 November 2009

Sunday, November 22, 2009

EduRantau: NGINTIP

Mungkin teman-teman ga menduga, kalau di Amerika ini, di United State ini, bahasa Spanyol adalah bahasa kedua setelah bahasa Inggris. Malah kalau tak nilai-nilai, bahasa Spanyol lebih populer, lebih banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan, guru-guru di skul juga, kalau ngobrol, pake bahasa Spanyol.

Mungkin, ini berkaitan dengan sejarah jajah menjajah waktu jaman dulu (hiks..hiks.., ntar-ntar aku buka Wiki kalau ga Google untuk detilnya). Tapi intinya, bahasa Spanyol, it's most common lah.., gitu.

Dan tentu saja, terutama yang berkaitan dengan publik servis dan perdagangan, di mana ada keterangan dalam bahasa Inggris, pasti di bawahnya ditulis dalam bahasa Spanyol. Di sekolah juga demikian, apa pun, undangan, brosur, semua.., dalam bahasa Inggris, dan bahasa Spanyol.

Karena apa... Nah, ni beberapa cerita seputar bahasa, pengguna bahasa, dan aksen..Seperti sudah aku ceritakan pada Catatan terdahulu, bahwa Amerika adalah negara terbuka bagi multi bangsa dan multi ras, untuk masuk dan hidup di negara ini. Sebagian dari mereka adalah Legal Alien, masuk Amerika dengan prosedur lengkap, dan memiliki semua dokumen pribadi yang diperlukan untuk hidup, sekolah, dan bekerja di sini.

Tapi, sebagian lainnya, pemerintah Amerika pun menyadari, bahwa kurang lebih sekitar dua belas juta penduduknya adalah Ilegal Alien, alias masuk Amerika dengan berbagai cara yang tidak prosedural. Dan kabarnya, bagi Ilegal Alien ini, cukup aman lah, apabila mereka tidak melakukan tindakan kriminal, yang mengundang petugas berwenang, harus "menelusuri" asal muasalnya.

Bahkan kemarin aku lihat di TV, konggres pun menyebutkan perlindungan kesehatan warga, termasuk untuk kaum ilegal. Jadi, boleh dibilang, khususnya masalah sekolah dan kesehatan, Citizen (Warga Negara) maupun Ilegal Alien, adalah sama. Kalaupun ada yang membedakan, kemungkinan karena mereka "membeli" asuransi dari berbagai perusahaan, yang fasilitas bagi kliennya, sedikit banyak ada perbedaan. Kalau ini, masalahnya sudah masuk ke wilayah "dagang."

Masalah bahasa, sama, untuk anak-anakku yang berbicara asal bahasa Indonesia, pelajaran bahasa Inggrisnya dimasukkan dalam kategori LEP (Limited English Proficient), yang berarti bahwa anak-anakku diterima sebagai murid ESOL atau Speakers of Other Languages dan menerima fasilitas di kelas HILT (High Intensity Language Training), alias kursus bahasa Inggris tiap hari di skul, sampai dinyatakan bisa mengikuti kelas reguler.

Dua atau tiga tahun ke depan, diharapkan mereka akan sama mudengnya, sama cas cis cusnya, sama ngesesnya, dengan native, penduduk asli berbahasa Inggris. Di kelas ini anak-anakku sekelas dengan teman-teman pendatangnya, dari Afrika, negara Arab, Vietnam, India, dan lain-lain.

Makanya, aku pernah surprise, bahwa guru-guru di skul anak-anak, sangat "menghargai" bahasa Inggrisku yang terbata-bata dan non gramatikal, alias ga ngikutin aturan bentuk pertama, kedua, ketiga. Dan memang, sehari-hari di sini, juarang banget orang bicara bahasa Inggris dengan mengandalkan gramar atau tata bahasa yang tepat. santai boo, sama-sama kagak bisa bahasa Inggris ini.. Jadi bener Tukul, ngomong bahasa Inggris salah-salah, juga pede abiz..

Dan, kata orang yang sudah tinggal lama di sini, bilang, bahwa anak-anak kita yang sekolah itu, kursus bahasa Inggris itu, nantinya pasti jauh lebih pintar berbahasa Inggris, daripada emaknya dan bapaknya, yang di Indonesia pernah mati-matian kursus bahasa Inggris, bahkan sampai bertahun-tahun.

Ini sudah terbukti, sedikit banyak, anakku yang kelas tiga SD, sering membawa pulang vocab, yang sama sekali aku gak pernah pakai, dan aku harus bertanya padanya, "Artinya apa, Dek?"

Kadang pula, kita harus terkejut, dengan menyadari bahwa di Amerika ini, orang awam, banyak yang ga bisa bahasa Inggris. Nah lo.. gmana coba, hidup di Amerika kagak tahu bahasa Inggris?Banyak cerita, kalau kita lihat, banyak orang-orang Indonesia yang "nyasar" di Amerika ni. Aku bilang nyasar, karena, dari cerita mereka sendiri, bilang, bahwa semula, mereka adalah TKW yang dikirim ke negara -negara Arab, seperti Saudi Arabia dan Kuwait, kemudian majikannya pindah ke Amerika, dan ketika majikannya pulang kembali ke negara Arab, si Mbak-mbak ni dah kagak mau ikut Tuannya ke sana. Mereka sudah pintar membedakan, "lebih enak di Amerika daripada di negara Arab, lebih butuh dollar daripada dinar."

Jadilah si Mbak-mbak ini tinggal di Amerika, kerja pada orang-orang bule, dan menurut mereka, ini lebih baik.Kebanyakan mereka senang bekerja sebagai nanny, pemomong anak. Katanya, santai, ya bisa dibilang ga butuh skil,dan modal mereka cuma bilang "Dont eat..!" ketika anak momongannya mau menggigit sesuatu yang tidak boleh dimasukkan mulut. Cukup... Ga perlu tahu banyak kata, vocab..he..he..

Lucu lagi ketika aku ngantar anakku yang sekolah di SD, 10 menit jalan kaki dari apartemen. Memang sebagian dari mereka adalah orang-orang yang berasal dari Bolivia, Meksiko, Jamaica, Salvador, yang asli mati : berbahasa Spanyol!Kenapa aku bilang asli mati, coba?

Gini ni critanya...Pas aku datang ke skul, mau ngganti baju anakku dengan baju daerah untuk Parade waktu itu, aku nanya ke seorang Ibu, "where's the assembly room?" (maksudnya ruang ganti, untuk berdandan anak-anak).

Apa yang terjadi? si Ibu nyolek anaknya yang juga baru kelas tiga, dugaanku, si Ibu bilang sama anaknya, "Nduk, apakah kamu tahu apa yang Ibu ini (aku) bilang? Dia pakai bahasa Inggris, Mamahmu ini ga tau sama sekali, tolong jawablah..."Kemudian si Anak bilang padaku, "Maaf, Mamahku cuma bicara Spanyol. Oh, ruang asembli ada di ruang No. 1.." Aku bilang, "Terima kasih banyak, manis.."

Bukankah itu sama saja, tanpa bermaksud merendahkan bangsa kita sendiri, ketika seorang Jawa Tengah nggunung ketemu dengan orang Sunda udik... Sama-sama cuma bisa bahasa Jawa Tengah, dan cuma bisa bahasa Sunda totok, tapi ga bisa bahasa Indonesia...

Yang paling "indah" adalah kaum Black (jangan pernah sebut kata negro, karena ini artinya budak). Di Amerika, kaum Black cukup dominan jumlahnya. Lihat saja iklan-iklan di TV, kebanyakan modelnya orang Black. Mereka juga punya channel TV sendiri untuk acara-acara mereka. Black pun, akhirnya, kita bisa membedakan, dari bentuk tubuh dan bentuk mukanya, mereka itu Black dari mana. Black Afrika, Jamaica, Ethiopia, dan lain-lain..Dan kalau diamati bener-bener, kaum Black tuh wajahnya manis-manis, lho..He2, bener tuh kata orang Jawa, Hitam manis..hitam manis, yang hitam manis...(nyanyi mbuh lagune sopo...).

Soal orang Black, aku punya pengalaman yang cukup mengejutkan.. Pertama, ketika duduk-duduk di taman, "memburu matahari" ketika hari itu Arlington sunny day (ga tiap hari ketemu matahari, boo..).Waktu itu ada pemuda Black, berdiri, sambil berayun-ayun tubuh, tangan,kepala, dan juga kakinya "mincek-mincek" bagaikan ada pernya, sambil nyrocos berirama. Aku pikir, dia lagi ngerap, ber-acapela, tanpa penonton,..tapi kok terus nadanya tinggi, agak marah-marah, dan sedikit kata-kata kotor (macam F word gitu)...

Ealah, ternyata mas Black ni sedang bicara di telpon, pakai headset. Headsetnya ga kliatan, karena kabelnya berwarna hitam, sehitam warna tubuhnya. Maap lah, mas..jadi ga kliatan ni kalau pake headset.

Beberapa kali kemudian, aku perhatikan, lha memang orang Black itu, mungkin darah dalam tubuhnya penuh irama, jadi bicara apa pun, suasana gimana pun, mereka "ekspresif', dengan tubuh yang meliuk-liuk, tangan berayun, leher menggeleng, mincek-mincek dan seterusnya. Pokoknya, suara dan tubuhnya full irama lah.Jadi, rapper-rapper terkenal itu, rasanya ga perlu latihan banyak menari, karena sehari-hari, mereka sudah "menari."

Satu lagi, ketika aku di toko Marshall, huih, tokone guedene puol, sepanjang mata memandang adalah deretan -deretan pakaian tergantung. Puyeng aku, tenan... Di Indonesia pun aku benci masuk toko yang rumet penuh barang gini. Salah-salah bisa pingsan nih aye..

Sementara suami dan anak-anakku di deretan lautan baju, aku mojok di counter kelompok art, pernik-pernik, gitu, tapi ya deket juga sama deretan baju-baju bayi.
Lha kok aku dengar orang bicara, yang aku duga pasti bicara per telpon, sambil cegukan. Cegukannya gak tanggung-tanggung, nyekek banget, layaknya penyanyi dangdut memainkan cengkok dalam lagunya, tapi juga agak-agak "tersiksa".

Aku deg-degan, karena aku pikir perempuan itu, jangan-jangan perlu pertolongan. Bukankah kita bisa dipersalahkan, bila mengetahui orang lain dalam bahaya, tapi kita diam saja?

Ni aku contohin dia ngomongnya, dalam bahasa Indonesia, "Hei, broe.. (brother), aku lagi di Marshall nih (ceguk..), Iya, aku lagi mau cari baju hangat buat bayiku (ceguk..), ohh, tidak..tidak, hanya beberapa baju (ceguk..), oke lah tak mengapa, sebentar juga selesai (ceguk..)

Cepat-cepat aku masuk ke lorong di mana perempuan itu berada, dari jarak beberapa langkah aku perhatikan, ga langsung aku tanya kenapa cegukan, apa butuh pertolongan...He..he.., dasar Black! Dasar manusia penuh irama! Bener dah, dia baik-baik saja, kagak cegukan, tapi memang aksen bicaranya, kayak orang cegukan. Huahh..huahh..cepek pula daku ni..


Salam Black!North Carlin Spring
Arlington, Virginia,
Dian
Di sini jam 11.59, Dzuhur, hari Kamis 12 November 2009
Sisa Fall menuju Winter

Wednesday, November 11, 2009

DuniaIbuAnak: SI PEREKAM YANG HEBAT

Anak-anak, mereka punya media rekam yang luar biasa dalam otaknya, khususnya dalam masa perkembangan usia balita. Secara umum, kita sudah sampai pemahaman bahwa para anak ini, mampu belajar, bahkan sejak dalam kandungan ibunya.

Dan sebagai Ibu, yang sangat tertarik pada makhluk yang namanya 'anak', syukurlah, aku pun sedikit banyak, 'merekam' perkembangan mereka, khususnya anak-anak yang kukandung, dan kulahirkan. Puji Tuhan juga, aku punya pengalaman melahirkan dengan 2 jalan, satu anak lahir dengan proses normal,3.6 kg, satu anak lahir dengan proses seksio Sesar, 2.6 kg (bukan karena bayinya terlalu besar tapi karena posisi 'sungsang').

Aku yakin, Ibu-ibu di Indonesia, pada jaman sekarang, sudah sangat banyak mendapatkan pencerahan tentang apa dan bagaimana memandang anak dan segala masalahnya. Banyak aku lihat ibu-ibu muda, mungkin juga banyak diantara mereka adalah wanita bekerja di luar rumah, ketika hamil, mereka penuh semangat (bahkan mungkin malah jadi punya semangat'lebih') menjalani semua peran dalam hidupnya. Berangkat kerja, bahkan di kota besar macam Jakarta, bagi yang tidak terlalu beruntung, ibu-ibu hamil ini harus turun naik ganti kendaraan umum,sedikit mengejar bus agar tidak tertinggal, berdiri di bus karena tak kebagian tempat duduk, dan tentu saja bekerja, di tempat mereka sehari-hari bergelut mencari nafkah. Dalam kesibukan dan perjuangan yang demikian tinggi, para ibu hamil ini tetap sangat memelihara janin dalam kandungannya, dengan berusaha makan dengan nutrisi cukup, meski banyak diantara mereka yang terkena sindrom muntah-muntah berlebihan,kehilangan selera makan, dan lain-lain.

Mereka juga tak segan-segan membawa mesin kecil pemutar musik, dengan headset tertempel di telinga, memutar musik Mozart untuk janin di perutnya, atau musik-musik lain, tergantung selera..,konon kabarnya, musik semacam 'musik klasik', bila diperdengarkan pada ibu hamil, akan mampu merangsang pertumbuhan kecerdasan otak sang janin. Atau, sang calon ibu, sesekali akan mengelus perutnya, seolah dia membelai bayinya, sambil mengajak sang bayi 'bicara'. "Nak, ini naik metro mini, gak enak ya, ngebut ni supirnya.., sumpek, penumpang penuh.., maaf ya, sabar, sebentar lagi sampai rumah, kita mandi, makan, dan santai, deh," itu salah satu kalimat yang aku lontarkan pada janin usia 6 bulan di perutku, yang 'berontak' ketika aku ajak naik metro mini yang memang, tidak nyaman. Ibu-ibu hamil juga disarankan, peduli pada suasana 'mental' dirinya sendiri, karena hal itu akan sangat mempengaruhi perasaan si janin.

Suasana mental-pengertiannya sangat luas- harus didorong untuk selalu 'positif', bahkan Kakekku dulu bilang begini, "Orang hamil, hatinya harus selalu suci. Tidak boleh jahat pada siapapun. Jangankan jahat, berpikir jahat pun tidak boleh. Harus selalu berserah diri dan berdoa, bla-bla-bla..."

Pokoknya, pada intinya, hamil itu suatu kebaikan yang sangat istimewa, maka harus dijalani dengan segala sesuatu, lahiriah maupun batiniah, yang istimewa pula, karena kita semua mengharapkan, bayi kita berkembang secara istimewa, kan? Bukankah semua orang tua mengharapkan bayi yang sempurna? Sehat lahir batin, dan seterusnya...

So, dalam perkembangannya, meskipun belum bisa bicara, bahkan sejak bayi lahir, dia akan langsung 'merekam untuk belajar apa pun'..hebat bukan ? Yang ingin aku sampaikan di sini, bahwa kita, para orang tua, dan lingkungannya harus tetap menjaga agar anak, berkembang sesuai dengan haknya.

Dalam perkembangannya, bayi, anak-anak, akan belajar. Dalam belajar itu, ada unsur disiplin, kasih sayang, pengakuan terhadap harga diri, dan lain-lain. Sekali lagi, tolong selalu ingat, janin, bayi, anak-anak, adalah perekam yang sangat hebat..., pembelajar yang sangat progresif.., dengan daya serap tinggi, mereka akan melihat, mendengar, merasa, berpikir, bereaksi, dan mengeksplore terhadap apa pun yang diterimanya, hal-hal baik, maupun hal-hal yang tidak baik.
Itu yang mereka belum mampu bedakan, baik dan tidak baik, boleh dan tidak boleh.., pelajaran mereka belum sempurna untuk mengerti norma.

Kemarin dulu, aku sempat membaca satu kalimat seperti ini, "Tahukah anda, seringkali anak-anak akan melupakan apa yang anda PERBUAT, tapi, anak-anak tidak akan pernah melupakan apa yang DIA RASAKAN ketika kita melakukan perbuatan terhadap mereka..."

Jantungku terasa berdegup sangat berat untuk sesaat.., dan menengok banyak ke belakang.., kira-kira, yang kita PERBUAT terhadap anak-anak, lebih banyak baiknya atau bagaimana? Kira-kira, yang DIRASAKAN anak-anak atas perbuatan kita terhadap mereka, lebih banyak baiknya, atau macam mana?

Dari kilas balik yang sangat-sangat banyak itu, ada satu hal yang sangat membuatku menangis, bahkan sampai hari ini..

Begini ceritanya, ketika anakku kedua lahir, aku memutuskan untuk jadi ibu pengurus anak sepenuhnya, hal pertama yang aku lakukan adalah berhenti bekerja di luar rumah, karena inilah faktor utama, yang menyebabkan aku jadi tidak punya banyak waktu bertemu anak-anak (Dulu aku masih di Jakarta, boo, brangkat jam 6 pagi, pulang sudah jam 7 malam, belum lagi macet, bla-bla-bla...).

Dalam perkembangannya, secara umum, anak-anakku normal, tapi, satu hal yang keduanya cukup mengesalkan, adalah, masih harus disuapi ketika makan nasi. Mending ga makan dari pada harus makan sendiri.Jadilah aku harus sering mengalah untuk satu hal ini, daripada mereka terus-teruan ngemil ketika lapar. Ini terjadi sampai anakku yang kecil usia sekitar 5 tahun.

Susahnya, jam lapar mereka tidak sama, ketika kakaknya lapar, adiknya masih full, dan seterusnya. Jadi sering kali, aku suapi kakaknya duluan. Dan sering makan si kakak tidak habis, biasanya yang tersisa adalah nasinya. Karena sayang, sesering itu pula makanan sisa ini aku simpan, dan nanti ketika adiknya lapar, biasanya aku berikan pada adiknya, kadang aku tambahkan sayur atau lauknya.

Bagi aku, hal ini masih masuk akal, karena nasi yang sisa yang aku simpan adalah nasi 'kering', bukan yang sudah terendam kuah sayur dan lain-lain. Tapi sadarkah anda, "si Perekam Hebat"ini, anak-anak ini, menyimpan hal itu dalam memorinya, dengan sangat kuat?

Ketika kira-kira satu jam setelah si Kakak selesai makan, kemudian aku tawarkan makan pada sang Adik, "Dek, makan ya..."
Jawabnya, "gak, ah, belum lapar.."
"Tapi Adek belum makan dari tadi, ayo Mamah suapin..."
"Gak mau lah, ntar aja," jawabnya agak ngeyel. "Aku ntar bilang kalau sudah lapar."
Ketika itu si Adik sedang duduk di kursi nonton Tom and Jerry, aku sedikit memaksa, "Ayolah, Mamah suapin, oke?"

Si Adik memandangku sambil bilang begini, datar-datar saja ngomongnya,tapi rasanya bagaikan terhunus pedang di ulu hati, "Memang ada nasi sisa Kakak...?" (Aku terpaku menatapnya tak berkedip...)

Ya Tuhanku, tolong ampuni aku.., aku langsung simpuh dan menjatuhkan kepalaku di pangkuan Si Adik, aku tidak ingin menangis. Adik tidak senang melihat Ibunya menangis. Aku cuma memeluknya, beberapa detik kemudian kulepaskan ketika si Adik bilang, "Sumpek lah Mah, aku lagi nonton TV ni..."

Aku ke kamar mandi , "Tuhan, betapa tidak adilnya aku pada anak-anakku. Aku sudah melukai PERASAAN si Adik..." Aku menangis sampai puas.., cuci muka dan lain sebagainya, kemudian aku samperin lagi si Adik, aku simpuh sambil bilang, "Adek tidak harus nunggu sisa Kakak ketika mau makan.., semua makanan boleh dimakan Kakak dan Adek. Maafin Mamah ya, Mamah gak punya maksud kasih Adek makanan sisa Kakak...Sekarang, Adek sudah lapar belum? Pengen makan apa?"

Si Adik memandangku, memegang mukaku, dan menciumiku (itu memang kebiasaannya), "Aku gak pengen makan nasi, aku mau makan bakso."
"Oke, kam on girls.., kita beli bakso..," seruku.
Dan dua gadis kecilku berebutan mencarikan Kethu Lettoku, kacamata, dompet, dan kunci mobil. Empat hal itu harus selalu ada ketika aku akan mengendarai si Ngatini, Katana merahku, Kethu Letto berfungsi untuk melindungi rambutku agar yang sudah keriting ini tidak semakin gimbal ketika tersapu angin (buka kaca, ga pake AC, ngirit bensin, kek..kek..kek..), dompet, ada STNk dan SIM, dan duit, boo.., kacamata, ya memang sudah sangat minus dari jaman kapan tau,dan kunci mobil tentu saja. 4 hal utama, dan keempat-empatnya, amat sangat sering aku lupa, di mana naruhnya.., he-he, sdikit tua, pikun, dan yang jelas (ssstt...malu sama anak-anak), kurang disiplin meletakkan barang-barang.

Aku nyetir pelan sambil bernyanyi bersama anak-anak, lagu-lagu 'ngawur' yang kadang membuat anak-anakku terganggu dan protes. Si Kakak, biasanya tidak akan terlalu berkomentar, karena dia kurang memperhatikan hal-hal detil, tapi si Adik akan bilang begini, "Mamah ni kalau nyanyi, nadanya bener tapi kata-katanya salah semua.." begitu komentarnya ketika aku nyanyi.

Aku menatap dua gadis kecilku dari kaca spion, damai melihat mereka begitu riang.., sambil aku berkata dalam hati, "Maafin Mamah ya, Kakak, Adik, Mamah pasti sangat banyak kekurangan, mungkin juga sering gak sengaja melukai perasaan kalian. Mamah tau, seorang anak, sangat wajar jika salah, tapi kalau mamah-mamah, sebaiknya berpikir ulang untuk melakukan banyak hal, ya kalau bisa jangan sampai salah terhadap anak-anak. Mamah akan berusaha untuk lebih baik untuk kalian. Tuhan tolong bantu kuatkan aku, Amin..."

"Hue.., jangan ucek-ucek kepala Mamah, sayang, lagi nyetir nihhh...," teriakku bercanda ketika si Adik ucek-ucek kepalaku, dia berdiri dan bilang, "I love you, Mamahku yang baiiikkk.."

Nah, lo, malu kagak sama anak sekecil itu, yang setiap saat dia bisa menghargai dan menyentuh perasaan kita dengan hal-hal kecil yang mengejutkan macam ini?

"Aku juga sayang Mamah," itu suara si Kakak, yang gak mau kalah sama adiknya...
"I love Youuuu, all...!"

(Terimaksih Tuhanku, ini pastilah "SURGAKU" yang Kau anugerahkan padaku...)

North Carlin Spring
Arlington, Virginia,
Dian Di sini jam 5.33 sore, hari Minggu, tanggal 26 Oktober 2009
Musim Gugur, pohon-pohon sudah hampir botak semua..

Wednesday, November 4, 2009

EduRantau: Intake Center

Ini cerita, ketika anak-anakku menjalani proses pendaftaran sekolah di Amerika, alias pindah dari Indonesia. Proses pembuatan surat pindahnya pun, di Purwokerto, kota tempat anak-anak bersekolah di Indonesia, sudah cukup membuat Dinas Pendidikan setempat menggelar "Rapat Mendadak", dengan alasan belum pernah memberikan rekomendasi pindah ke luar negeri, mereka bilang "belum ada format surat pindah ke luar negeri." Ya wes, nganah lah, sana lah, rapat ndisit.. maturnuwun...Sampai akhirnya mereka bilang, surat yang sudah di setujui dari Dinas Pendidikan Kabupaten, harus dibawa ke Provinsi, dan kemudian ke Departemen Pendidikan di Jakarta. Alamak.., mana sempat, waktuku untuk berangkat tinggal 1 minggu. Ya, aku cuex ajalah, tenang-tenang aja, gimana nanti lah, gitu pikirku.

Singkat cerita, sampai di Amerika, untuk anak-anak yang berbahasa asal (bahasa utama negara) bukan bahasa Inggris, harus melalui lembaga yang bernama INTAKE CENTER. Eeh.., ternyata bener, di sini tidak ditanyakan surat pindah apa pun, ga ditanyakan rapor kelas berapa pun. Hanya ditanyakan passpor, Birth Certificate alias akta kelahiran, dan secara lisan ditanyakan, "Di Indonesia kelas berapa?"..tok!Kemudian anak-anak di tes bahasa Inggris dan matematika, ini penting karena akan digunakan sebagai dasar penempatan di sekolah, karena sistem sekolah di sini bukan mutlak, "kelas berapa kamu", tapi lebih dari itu,"seberapa jauh kemampuanmu". Nantinya, boleh jadi anak kelas 6, karena kemampuan Matematika dan Bahasa Inggrisnya lebih, maka dia akan mengikuti pelajaran Matematika dan Bahasa Inggris di kelas 7, dan seterusnya. Sebaliknya, bagi yang kemampuannya di bawah standard kelasnya, maka dia akan 'turun' ke kelas di bawahnya. Jadi mereka akan seperti anak kuliahan, pindah-pindah ruangan kelas...

Setelah selesai tes tertulis, mereka di cek mengenai imunisasi dan vaksin yang sudah dan belum diberikan ketika di Indonesia. Setau aku, mereka sudah diberikan vaksin dan imunisasi "wajib" bagi anak2, di Rumah Sakit Internasional di Jakarta sebelum berangkat, karena hal ini sangat ketat di Amerika. Tapi apa kata Virginia, Lady paramedis di INTAKE CENTER ini mendata kembali, dan bilang, "Mereka akan menerima 7 suntikan hari ini sebelum bisa masuk sekolah." Tujuh suntikan, gila, boo! Ketika aku mengabarkan hal ini pada anak-anak, kontan aja mereka teriak "Gak mauuuu!" Si Lady Paramedis terkejut dan bertanya, "What they say?" Aku bilang, "mereka ga mau 7 suntikan, mbak..Apakah ini wajib?" Jawabnya, "Ya wajib, tapi kalau anda keberatan, ada 3 yang paling wajib yang harus di terima hari ini. Measles Mump Rubella (MMR), Varecella (Chickenpox alias cacar air) and DPT tahap lanjutan. No shots no school!" Wuih, gile, ga suntik, ga boleh skul!Pelan-pelan aku coba menerangkan pada anak-anak tentang "No shots no skul".., dan akhirnya mereka pasrah menerima 3 suntikan.

Lain hari, anak-anak dites secara fisik oleh dokter, dan apabila perlu, anak akan direkomendasikan ke dokter spesialis yang diperlukan. Misalnya anak dengan gigi tidak sehat, dia langsung diberikan pada dokter gigi yang berpraktek di wilayah tempat si anak tinggal, untuk diberikan perawatan, bebas biaya.Setelah itu, tanpa diminta, orang-orang INTAKE CENTER memberikan banyak rekomendasi, yang intinya, asuransi untuk anak-anak, sekolah, makan di sekolah, bus sekolah dan lain-lain, semua gratis..

Aku jadi ingat, bahwa di Indonesia sering terjadi wabah penyakit. Mungkin bukan penyakit berat, saat ini pastilah sudah mudah ditangani, seperti cacar, dan flu. Bahkan kira-kira dua bulan sebelum anak-anak pindah ke Amerika, Alma, kelas 3 SD, pernah aku "ground'kan, alias bolos 4 hari, bukan karena dirinya sakit, tapi karena teman-temannya banyak yang tidak masuk kelas (26 anak dalam satu kelas dalam hari yang sama!), karena cacar dan flu.Ya, kalau sudah begini memang kegiatan belajar mengajar pasti terganggu. Secara finansial, orang tua juga harus mengeluarkan uang untuk pergi ke dokter demi kesembuhan anaknya. Belum lagi minimnya pemahaman tentang masa inkubasi suatu kuman penyakit, yang sakit cacar, 4 hari kemudian sudah masuk kelas.., lha yo kuwi sing marai nular-nulari kancane...Kerugian yang dialami akan semakin meluas menyentuh berbagai lini kehidupan. Piye neh...

Amerika, negeri ini sangat peduli untuk membuat rakyatnya tidak sakit "yang ga perlu". Artinya, orang-orang di sini tidak perlu sakit semacam flu, cacar, campak, dan lain-lain, di mana sudah disediakan vaksin maupun imunisasinya. Apalagi untuk anak-anak sekolah. Untuk itu, setiap sekolah punya "nurse" di UKSnya (Unit Kesehatan Sekolah). Tugas nurse ini bukan semata-mata merawat anak-anak yang tiba-tiba pusing di sekolah, atau yang semacam itu, tapi dia adalah pelaksana seluruh program kesehatan yang ada di sekolah. Jadi, bagi anak-anak yang belum lengkap imunisasi dan vaksinnya, akan diberikan di sekolah, gratis. Bahkan untuk anak perempuan, sampai dengan imunisasi untuk pencegahan kanker serfix! Wajib hukumnya! Juga flu H1N1, yang kabarnya sudah ditemukan vaksinnya, besok tanggal 26 Oktober ini, anak-anak akan mendapatkannya di sekolah.

Ya, beda tempat akan beda budaya, itu pasti. Contohnya gini, di Indonesia, ketemu orang flu yang bersin-bersin, batuk-batuk, dan mungkin suhu banadnya tinggi, ya..., apes-apesnya yang kita pikirin, paling ketularan..gitu kan.Naa, di Amrik ini, ketemu orang kudisan sepanjang badan, bagi mereka masih jauh lebih baik daripada harus ketemu orang flu...Mereka akan pelan-pelan menjauh (Iii aku alami ketika ngantri kasir di swalayan, ktika aku bersin-bersin dan keluarin tisu dari tas untuk ngelap hidung..., orang-orang di sekitarku pindah ke kasir lain..., he2, maap ya bapak2 ibu2, ini mah biasa di negeri aye...Soalnya mereka langsung akan berpikir, ni bukan orang bule, pasti pendatang yang bisa jadi bawa flu burung atau flu babi dari negaranya...atau dapat di pesawat..Hahh..hahh..hahh). Tapi dari hari itu, aku langsung konsumsi makanan dan banyak vitamin, agar tidak kena flu dan "mengkhawatirkan' banyak orang...

Demikianlah cerita ndaftar skul.., sekarang Alma tetap kelas 3 dan Cedar kelas 6 Middle School (setara SMP) karena di Amrik, SD mung tekan kelas 5, cuma sampai kelas 5. Dan dengan kebisaan mereka berbahasa Inggris yang tidak terlalu banyak, mereka bisa langsung merasa nyaman sekolah di sini, bahkan berani bilang "Lebih senang sekolah di Amerika.""Lebih senang" ini akan aku "selidiki" lebih lanjut, karena bagi aku agak aneh. Dulu di Indonesia, tidak ada kendala bahasa, pulang jam setengah 12 siang aja mereka sudah bener-bener bete, dan sampai rumah langsung tidur, bahkan ga sempat makan siang saking capeknya.Malamnya jam 8 atau 9 juga sudah merem lagi. Lha ini pulang jam 3 sore kok masih pada sumringah, melek fesbukan, ngerjain PR, dan tidur jam 10an malam...Oke, mulai hari ini akan terus aku gali, mengapa mereka bilang "Sekolah di sini lebih menyenangkan..."

North Carlin Spring, Arlington, Virginia
Dian ibu dari dua anak
Di sini jam 7.05 malam, tanggal 22 Oktober 2009

 
Site Meter