Saturday, April 23, 2011

OJEK SETAN

AMAT SUSAH MENCERITAKAN LELUCON YANG BAGI AKU (ORANG INDONESIA) LUCU – TAPI TIDAK LUCU BAGI ORANG AMERIKA

Tadi malam aku online di Yahoo Messenger dengan teman-teman lama yang berada di Indonesia. Dalam chatting 'keroyokan' itu kita 'ngobrolin' cerita hantu yang mengerikan. Si Engki teman SMA-ku dulu itu memang orang yang suka bercerita, entah itu cerita jorok, lucu, atau yang sedih, si Engki senang mendramatisir cerita-ceritanya.

Tentang cerita hantu, si Engki cerita kalau akhir-akhir ini di Jakarta terutama di sekitar pasar Minggu sedang heboh berita OJEK SETAN yang bergentayangan. Ojek Setan itu sukanya memangsa ibu-ibu pada pagi hari menjelang subuh, selesai mereka belanja dari Pasar Minggu. Ciri Ojek Setan itu mengendarai Honda bebek buntung, 'ngetem' di tempat gelap, dan bunyi knalpotnya seperti peluit atau mirip suara penjual kue putu. Ojek Setan ditengarai keluar hanya kalau cuaca gerimis atau hujan.

Alkisah seorang ibu baru pulang belanja dari Pasar Minggu dan 'nyetop' si Ojek Setan. Subuh itu memang gerimis, berkabut, dan udara dingin. Setelah si ibu naik motor, si Ojek Setan langsung membawa motornya dengan kencang, tancap gas, terus tancap gas - sampai pol. Si ibu was-was ketakutan, “Bang, bawa motornya jangan kenceng-kenceng, dong”.

Si Ojek Setan tak peduli, biar jalan licin dia tetap tancap gas. Si ibu makin panik, konsentrasinya terpecah antara barang belanjaan dan keslamatannya. Dalam ketakutan si ibu bilang, “ Masya Allah!!, Bang pelan – pelan napa”

Si Ojek Setan itu tidak menggubris teriakan si ibu, Ia tetap melajukan motornya dengan kencang. Akhirnya si ibu saking jengkel bercampur takut mencubit pinggang si tukang ojek. Tak disangka-sangka si tukang ojek itu memperlambat laju motornya. Si ibu sedikit lega. Ia kemudia menepuk punggung si tukang ojek sambil menunjuk ke depan jalan untuk mengisyaratkan gang di depan belok kiri. Dalam hati si ibu membatin jangan-jangan si tukang ojek ini memang 'budeg' alias tuli.

Tak lama kemudian akhirnya motor sampai juga di tujuan. Barangkali si ibu tidak mengetahui kalau Si Ojek Setan memang suka beraksi ketika si korban sudah di depan rumahnya. Dan ketika si ibu sudah turun dari motor dan menanyakan kepada si Ojek Setan,”Berapa ongkosnya bang?”.

Si tukang ojek hanya diam saja, ia hanya mengisyaratkan pakai bahasa jari dengan menunjukkan 3 jarinya berulang – ulang kepada si ibu. Si ibu membatin jangan-jangan dia bisu juga. “3000 perak ongkosnya, bang?”, tanya si ibu lagi.

Si Ojek Setan mengulang isyarat 3 jarinya berulang – ulang tanpa ekspresi wajah samasekali. Si ibu kemudian mengeluarkan uang 10.000an dan menyerahkan kepada si tukang ojek. Setelah menerima uang dari si ibu, tanpa ba-bi-bu si tukang ojek langsung ngacir tancap gas.

Tinggal si ibu bengong, dan mengumpat, “DASAR... OJEK SETAAAAN!!!!”

Ha..ha...ha...ha. Cerita si Ojek Setan (bagiku) lucu. Ada sebuah pemahaman yang dibelokkan. Kalo orang Jogja bilang 'Plesetan”. Berawal dari persepsiku tentang kengerian sosok setan dan tiba-tiba berubah menjadi kekonyolan perilaku si tukang ojek yang 'ngemplang' duit kembalian dan dikata-katai 'setan' oleh si ibu.

Sungguh menceritakan lelucon di atas kepada orang Amerika amatlah susah. Barangkali mereka tak bisa memahami dimana letak kelucuannya. Mereka tidak takut setan karena kebanyakan orang Amerika tidak percaya setan. Juga tentang kelucuan umpatan si ibu menggunakan kata 'setan' juga tidaklah umum di sini. Biasanya mereka mengumpat pakai kata-kata: Mother f***ker, f*ck, shit, bitch, damn, bastard, dll. Lebih baik lelucon ini keceritakan saja kepada sesama orang Indonesia.


Janu Jolang
Catatan Saku Imigran Gelap Di Amerika

 
Site Meter