Thursday, March 10, 2011

KUDA LARI

Hari ini aku mendengar kabar dari Salwa, kalau kamar 127 ditinggal kabur penghuninya. Kebetulan yang menempati Melly anak Indonesia. Salwa ditanya oleh Mrs. Linda, manager gedung yang galak tentang keberadaan si Melly. Salwa yang kenal baik dengan si Melly menjawab tidak tahu. Untuk urusan minggat, Melly tak pernah menyinggung-nyinggung sedikitpun. Gosipnya, si Melly pulang ke Indonesia.

Ketika aku berangkat kerja, memang benar kulihat dua orang pegawai apartemen sedang mengangkuti barang – barang dari kamar si Melly dan meletakkannya di trotoar pinggir jalan. Ada selimut, rak buku, tape compo, beberapa buku (kulihat salah satunya kumpulan resep masakan Indonesia), dan cd – cd dangdut koplo bajakan.

Terus terang hatiku rada was – was ketika ada anak Indonesia yang tinggal di apartemen berulah atau melakukan hal – hal yang 'nyerempet – nyerempet' bahaya. Bukannya apa – apa, statusku yang sesama orang Indonesia dan sekaligus pendatang gelap membuatku ketakutan kalau – kalau ada aparat yang menyelidik lebih jauh.

Istilah “kuda lari” untuk sebutan minggat tanpa bayar sudah berulangkali dilakukan oleh anak – anak Indonesia. Kadang aku tak habis mengerti, apakah mereka – mereka itu tidak memikirkan dampaknya bagi kita – kita yang masih tinggal di apartemen. Masuk akal jika pihak manajemen gedung akhirnya mencap kita sebagai orang -orang yang bercitra buruk, curang, atau kriminal. Ujung - ujungnya, setiap langkah dan gerak – gerik kita selalu diawasi dengan tatapan mata curiga.

Janu Jolang
Catatan Saku Imigran Gelap di Amerika

 
Site Meter