Sunday, February 4, 2007

DIGREBEG FBI

Pagi-pagi jam tujuh Apartemen Kampoeng Melajoe geger. Dari lantai basement, Sony perantau asal Madura ditangkap di kamarnya. Proses penangkapan berlangsung cepat. Petugas yang mengaku dari FBI menggedor pintu. Empat orang penghuninya yang kesemua orang Indonesia terbangun.

Budi yang membuka pintu kaget ketika petugas menunjukkan lencananya. Mereka masuk dan menangkap Sony. Ia digelandang dengan tangan terborgol melewati lorong apartemen. Orang Indonesia yang berpapasan dengan Sony bertanya-tanya dalam hati. Setelah kejadian 911 semua yang berbau terorisme disikat habis. Pengawasan pada etnis Timur Tengah meningkat, juga yang beragama muslim dan juga para imigran gelap.
Aparat lantas naik ke lantai 5. Kamar Dony digrebeg, mereka lantas menanyai Dony. Ketika itu Dony sedang menjaga anaknya yang masih bayi, sedangkan istrinya sudah berangkat kerja. Paspor dan segala identitas diri Dony diperiksa. Petugas menanyakan sudah berapa lama tinggal di Amerika, tentang istrinya yang berjilbab, tentang anaknya, juga foto keluarga yang terpajang di ruang tamu. Tak berapa lama ketika Dony mau dibawa menolak dengan alasan tak ada yang menjaga bayinya yang masih mungil. Para petugas saling bisik-bisik rembugan dan setelah itu dengan alasan kemanusiaan penangkapan tertunda. Dony tetap boleh tinggal tapi nanti ketika istrinya sudah pulang proses pemeriksaan akan terus dilanjutkan.
Sony sudah berada di dalam mobil polisi yang terparkir di depan apartemen, ia bertanya-tanya dalam hati kenapa mobil polisi tak segera pergi, apalagi yang ditunggu? Ketika ia bertanya salahnya apa? Polisi tak mau menjelaskannya, nanti saja di kantor.
Setelah menunggu setengah jam mobil yang membawa Sony akhirnya berangkat. Sony menyadari ia ternyata dibawa ke kantor imigrasi bukan ke kantor polisi. Dia disuruh menunggu ketika polisi itu menemui petugas imigrasi. Lama ditunggu polisi yang membawanya tak tampak lagi. Kini Sony terkatung-katung di ruangan imigrasi selama berjam-jam.
Tak ada seorang petugas imigrasipun yang menanyai, ia dicuekin. Dan ketika ada seseorang petugas dan Sony menanyakan kepadanya -- si petugas itu tak tahu menahu kenapa Sony ditahan. Ia hanya bilang, "Someone gonna be with you."
Enam jam Sony dibiarkan terlantar dan akhirnya ada seorang petugas imigrasi yang mendatangi dan memprosesnya. Petugas imigrasi tak berbelit-belit, menanyakan paspor, form I-94 untuk ijin tinggal, alamat tinggal, dan tak berapa lama Sony dinyatakan "overstayed" alias melanggar batas ijin tinggal yang telah ditetapkan. Paspornya ditahan, Sony dilepas dan nanti beberapa minggu lagi akan dipanggil untuk hadir dalam sidang keimigrasian.
Malam itu Sony pulang ke Kampoeng Melajoe dengan gontai. Kami mendengarkan cerita Sony dengan seksama. Gosip yang beredar Sony dan Dony adalah korban salah tangkap. Usut punya usut petugas yang kata Budi dari FBI itu ternyata sedang memburu seorang buronan asal Indonesia bernama Dany yang melakukan tindak kejahatan Identity Theft, mencuri identitas pemilik Kartu Kredit dan digunakan untuk membeli barang-barang secara online. Oooh ... bahkan "detektif" Amerikapun masih bingung membedakan nama antara Dany, Sony, dan Dony.
Akhirnya tak pikir panjang keesokan harinya Sony langsung kabur ke New York, sedangkan Dony bersama istri dan anaknya malam itu juga langsung mengungsi ke rumah saudaranya di daerah pinggiran Maryland. Mereka tak pernah kembali lagi ke apartemen Kampoeng Melajoe.

 
Site Meter