Sunday, December 19, 2010

SEMUA SERBA WIRELESS, SERBA BLUETOOTH

Dalam sebuah perjalanan 'rush-hour' kereta bawah tanah Metro Subway, seorang pemuda kulit hitam berpenampilan rapi duduk disebelahku tiba-tiba berteriak serta mengumpat dengan gaya khas orang kulit hitam. Aku yang tadinya terkantuk-kantuk jadi kaget. Terus terang aku susah menangkap arti yang dia omongkan. Kulirik dia, kuperhatikan -- sesekali ia membetulkan sesuatu di telinga kirinya. Barangkali ia sedang telpon istrinya. Yah, Bluetooth memang bikin komunikasi makin praktis. Jaman makin modern, tangan kita tak perlu lagi bekerja mengangkat-angkat telpon atau memasang headset yang kabelnya bikin ribet. Kita tinggal ngomong langsung, seolah-olah sebuah monolog dalam pertunjukan teater.

Diantara kerumunan penumpang yang makin padat, si pemuda kulit hitam itu makin tak terkontrol nada bicaranya. Ia marah berat. Semua penumpang memandang dia dengan mimik terganggu, kemudian mengalihkan pandangan kepadaku. Terus terang aku punya pengalaman tak menyenangkan dengan seorang kulit hitam yang marah – marah hanya karena aku sedang melamun tapi dikiranya sedang memelototi dia. Umpatan kasar sampai caci maki khas “black-ghetto” mengalir deras sepertinya dia sedang nge'rap”. Akhirnya aku bangkit dari duduk dan menyelamatkan diri ke dekat pintu, berdiri bersama penumpang lain.

Ketika kereta berhenti di Metro Station kuperhatikan si pemuda kulit hitam itu turun sambil masih saja 'ngedumel'. Kuperhatikan di telinga kirinya ternyata tidak tergantung sebuah Bluetooth-pun. Aku salah sangka, ternyata ia seorang yang suka ngomong sendiri. Atau barangkali gila, atau stress, atau jangan – jangan dia pemain sandiwara yang sedang latihan? Ah 'ada ada saja'....


Janu Jolang
Catatan Saku Imigran Gelap Di Amerika

Wednesday, November 24, 2010

LELUCON IMIGRAN CHINA DI AMERIKA

Shelly si pelayan restoran dari Beijing menceritakan lelucon tentang imigran dari China, pasangan keluarga Sammy Wong yang kini tinggal di Amerika.

Ketika istrinya hamil anak pertama, Sammy Wong si suami merasa gembira. Ini adalah penantian yang cukup lama setelah mereka menikah. Dan ketika saat melahirkan tiba, hati Sammy Wong berdebar-debar campur gembira. Ia dengan setia menunggui istrinya di rumah sakit, bahkan menemaninya hingga detik-detik melahirkan tiba. Dan ketika dokter berhasil mengeluarkan bayinya, Sammy dibuatnya terkejut. Ternyata bayinya berkulit hitam, bermata 'belok' dan berambut keriting.

Akhirnya si ayah menamai bayinya dengan nama: Samting Wong ..... (Something Wrong) hi hi hi hi.


Janu Jolang
Catatan Saku Imigran Gelap Di Amerika

Saturday, October 9, 2010

MUSIM DINGIN HAMPIR TIBA

Ketika daun-daun mulai berguguran, hembusan angin kencang menggigilkan badan, dan udara beku terasa perih di hidung, aku selalu kembali teringat homeless-homeless yang terjebak diantara taman-taman kota, atau di gedung-gedung pencakar langit. Mereka itu gelandangan yang putus asa karena tak kebagian shelter yang jumlahnya sedikit. Sungguh menjadi gelandangan di Amerika amat berat. Selain faktor cuaca, hidup di jalanan juga penuh resiko. Mereka sering mengalami penganiayaan, pelecehan seksual, uangnya dicuri, dan kekurangan makanan. Sukur-sukur bisa bertahan hidup, kadang malah nyawa menjadi taruhannya.

Aku teringat cerpennya O Henry tentang Soapy, seorang gelandangan yang secara psikologis berpengalaman mensiasati penjara sebagai tempat berteduhnya selama musim dingin. Layaknya sebuah hotel, makan minum dan tidur gratis, Soapy selalu merancang beberapa taktik kejahatan ringan agar polisi memasukkannya ke dalam penjara.

Hari terakhir musim gugur. Sembari menyusuri daerah Madison Square Soapy memikirkan ide tentang makan di sebuah restoran mewah. Dalam bayangannya ia memesan roasted duck, sebotol anggur Chablis, dan begitu selesai tinggal bilang “nggak punya uang”. Mereka pasti memanggil polisi. Si Soapy optimis perjalanan tamasyanya ke hotel Prodeopun tinggal menunggu waktu saja.

Tapi nasib belum berpihak padanya. Ketika menginjakkan kakinya di restoran mewah itu, kepala pelayan curiga dengan penampilan dan sepatu butut si Soapy. Ia kemudian memanggil security dan menyeretnya keluar restoran.

Sampai di sudut Sixth Avenue Soapy mendapat ide baru ketika melihat toko yang gemerlapan dengan lampu neon. Diambilnya batu lantas Ia memecahkan kaca jendela toko itu.

“Siapa yang melakukan ini”, kata polisi.

Dengan ramah sembari membayangkan tempat pesiarnya di musim dingin si Soapy mengaku. Tapi si polisi tak menggubrisnya dan malah mencurigai dan mengejar seseorang yang lari kearah blok seberang. Si Soapy kecewa. Barangkali kalo pak polisinya orang Jawa akan berguman,“Endi ana maling ngaku” demikian kira-kira kalimat populer dalam bahasa Jawa, “Mana ada pencuri ngaku”.

Dengan gundah hati Soapy berjalan gontai di keramaian suasana Broadway. Ia melihat sebuah restoran di seberang jalan yang barangkali tak semewah tadi. Ia kemudian masuk, duduk dan memesan beefsteak, flapjacks, donat, dan pie. Disantapnya makanan di meja dengan lahap. Setengah langkah telah terlewati, pikirnya.

Dan giliran ditagih bayarannya, dengan lagak sombong Ia berkata, “Cepat telpon polisi. Jangan biarkan seorang gentelman menunggu terlalu lama.”

Lagi-lagi nasib tidak berpihak padanya. Alih-alih dipanggilkan polisi, si pelayan malah memanggil dua pelayan berbadan kekar menyeret si Soapy keluar dan melemparkannya ke trotoar. Seorang polisi yang berdiri tak jauh dari toko obat tertawa melihat adegan itu dan berjalan melenggang. Impian pesiar ke pulau impian pun sepertinya makin menjauh.

Lima blok Soapy berjalan hingga timbul semangatnya lagi untuk “ditangkap” polisi.

Didekatinya seorang wanita muda yang sedang melihat – lihat etalase toko. Tak jauh dari situ segerombolan polisi berjaga di keramaian suasana. Soapy mulai beraksi: berdehem, mengedipkan mata, tersenyum, dan merangsek wanita muda itu sambil matanya melirik ke arah gerombolan polisi yang sedang mengawasinya.

Si wanita muda itu bergeser selangkah. Soapy tak gentar dan ikut bergeser sembari mengangkat topinya dan berkata,” Maukah kamu datang dan bermain di pekarangan rumahku?”

Polisi masih mengawasi. Dalam bayangan Soapy ia sudah bisa merasakan hangatnya tidur di penjara. Tiba-tiba wanita muda itu menatapnya, mencengkeram lengan jaketnya dan berkata,” Tentu Mike. Kita bicarakan nanti, Polisi sedang mengawasi kita.”

“Gagal maning ...gagal maning ....”, demikianlah keluh Soapy ketika tahu si wanita muda itu jauh dari merasa dilecehkan. “Oalaaah arep mlebu penjara be angele pooor!!!”

Demikian singkat cerita, hingga si Soapy mencoba berlagak mabuk, membuat gaduh, dan seorang polisi menganggapnya wajar karena waktu itu bertepatan dengan selesainya pertandingan football dimana Yale mengalahkan Hartford College. Sampai usaha terakhir mencuri payung di sebuah toko rokok dan pemilik payung itu akhirnya mengiklaskan.

Soapy mati gaya, putus asa, impiannya berlibur di pulau impian gagal sudah. Di akhir cerita O Henry menggambarkan Soapy duduk terpekur di sebuah gereja tua. Saat itu malam telah larut, bulan di atas awan, udara dingin menusuk kulit, dan orang lalu lalang tinggal beberapa. Di sana ia mendengar dentingan organ gereja yang membawa suasana religi ke dalam hatinya. Ingatannya kembali ke masa kecil yang penuh dengan keindahan bersama keluarga dan teman-temannya. Masa dimana segala cita-cita, harga diri, dan optimisme jadi panglimanya.

Ia merasakan sebuah semangat hidup baru mengaliri nadinya. Suasana ini benar-benar membawa perubahan dalam jiwa Soapy. Mulai besok dia tak mau lagi menjadi gelandangan. Ia akan memerangi takdir kesengsaraan ini. Memerangi setan yang selalu membujuknya. Ia ingin meraih harga dirinya kembali sebagai laki-laki. Ia masih cukup muda. Besok Ia akan menghubungi seseorang yang pernah menawarkan pekerjaan untuk menjadi supir di perusahaan impor di daerah downtown. Dia akan menjadi seseorang (yang berguna) lagi di dunia ini....

Tiba-tiba Soapy merasakan seseorang menepuk pundaknya, ternyata seorang polisi. (O Henry sering membuat “twist” dalam ceritanya)

“ Sedang apa di sini? ” tanya Polisi.

“ Nggak ngapa-apa,” jawab Soapy

“ Ayo ikut,” kata Polisi.

“ Tiga bulan di pulau impian ,” kata hakim di pengadilan kepolisian keesokan harinya. (Untuk memecahkan kaca etalase toko)

Takdir sudah dibungkus, Soapy masuk penjara.

Oalaaah ... arep tobat we kok angele poooool (Waaaaah mau tobat aja kok susahnya minta ampun)

Janu Jolang
Catatan Saku Imigran Gelap di Amerika

Saturday, September 4, 2010

EduRantau: Summer Challenge

Liburan Musim Panas 2 bulan bagi anak-anakku bisa bikin “boring” kalau nggak ada kegiatan. Untung sekolahnya mengadakan Summer School dengan biaya terjangkau selama 1 bulan. Demikian pula -- sekolah “menantang” anak-anak untuk tetap belajar di rumah dengan iming-iming hadiah yang dibagikan ketika tahun ajaran baru dimulai.

Ya ...Summer Challenge, itu salah satu program yang ditawarkan guru kepada anak-anak. Mereka dibekali buku-buku bacaan, disuruh menceritakan isi buku itu ke dalam buku Journal Summer Challenge, ditambah tugas untuk menceritakan berbagai aktifitas si murid selama liburan summer, baik di dalam maupun diluar rumah.

Anakku yang baru 9 bulan pindah sekolah dari SDN Sokanegara 2 Purwokerto ke Barrett Elementary School Virginia nekat menerima “tantangan” Summer Challenge.

Kutahu si Alma yang baru kelas 3, bahasa Inggrisnya masih pas-pasan. Perbendaharaan kata alias “vocab”nya barangkali tak banyak bertambah dalam 1 tahun terakhir ini. Juga cara berpikirnya mungkin masih menggunakan logika dan cara dalam kultur bahasa Indonesia. Apalagi dalam bahasa cerita, sering kalimat harus taat pada "Tenses" yang bagiku sungguh memusingkan kepala. Ya itulah asumsiku. Apalagi ketika Ia menolak ketika buku jurnalnya kulihat, semakin kuatlah dugaanku kalau dia kesusahan dalam tugas "mengarang"nya.

Hingga suatu malam ketika dia sudah tertidur, kuhampiri buku jurnal berwarna kuning itu dan kubuka halaman pertama dan kubaca perlahan-lahan. Sampai beberapa halaman kubaca, aku baru tersadar bahwa kemarin ketika dia menolak aku ingin membaca hasil karangannya bukan berarti dia "malu" atau "takut" dinilai ortunya melainkan karena dia memang sedang asik mengarang dan ayahnya mengganggu. Beginilah anakku yang kelas 3 SD menuliskan karangannya:

Writing Entry 1

07/01/2010

Yesterday I went to the National Meuseum with my dad and my sister. In the Meuseum I saw many animals and dinosaurs fossils. There is also a miniature of dinosaurs.

I saw mamals like walrus, lion, zebra, heyna, and the other mamals, and I saw the real heights of a girrafe. I saw a T-Rex fossil. It was so so big, long, and tall. We saw people cleaning an old dinosaur bone with a tool from a dentist. I saw some fishes, too. I saw shark, octopus and the others.

Next we saw a movie inside the meuseum. It was called "Wild Oceans".We saw the movie with the 3-D glasses. The screen was 66 feet tall and 96 feet wide. The movie was about how a food chain was made.

Then we went home with a train. Next time in the meuseum I want to see a movie about dinosaurs and go to the gift shop. We rode a train to get home. I like to go to the meuseum, take pictures and see lots and lots of unique animals again.

Writing Entry 2

07/05/2010

Yesterday was my birthday. What I got from my birthday is hula-hoops, shoes, cake, and a library card. My parents took me to the Washington Monument to see parades and fire works. In the parades I saw Buz Bunny, Abraham Lincoln, and the other shaped ballons wears American flag clothes with stars and stripes. There's bands, groups of people from other country like Bolivia and India. The Indians brought a wood puppet that can wave with it two hands.

Next we went home to a little while, rest for a little while, and then go back to find a good place to saw the fireworks. It takes like two hours to get a good, perfect place to see it. We change places like 3 or 4 times. The first to third place is not great because the branch is covering the fireworks. Then the last place is not exactly perfect because its in the corner on a street. Then me and my dad go for a little walk to the street to see everybodys perfect place until the fireworks shows up. When the fireworks shows up all of the people stands up and cheering for the fireworks. Then we went home.

I love my birthday, not only my family celebrated it but all of the people celebrated it for me.

Friday, August 20, 2010

SENYUM DI AMERIKA AMAT MAHAL HARGANYA

Di Amerika tidak ada yang gratis, nothing is free, demikian orang-orang menyebutnya. Di dunia kapitalis ini bahkan sebuah senyuman amat mahal harganya.

Ini kualami sendiri kemaren, ya hari itu aku merasa menjadi orang yang paling sial se-restoran. Gigi depanku patah ketika aku terpeleset dan mulutku terantuk meja. Dengan mulut berdarah-darah, kulihat di kaca -- gigiku tinggal sedikit disekitar gusi. Bagaimanapun, kalau aku tertawa itu malah bikin teman kerjaku ketakutan. Lebih baik Aku tidak banyak bicara, senyumpun tak berani lebar-lebar – hanya segaris saja. Malam itu, Laury pelanggan tetap yang selalu duduk di sushi bar agak heran dengan sikap diamku.

Ya. Senyum Menawan itulah yang diiklankan para dokter gigi kosmetik di sini (dan ternyata mahal harganya). Hal itu kutahu ketika keesokan harinya kuperiksakan, si dokter gigi itu menawarkan prosedur 'implant' yang menghabiskan biaya 5000 an dollar untuk gigi depanku. Si dokter akan mencabut sisa gigiku, mengebor tulang gusi, menanamkan sekrup metal sebagai dudukan, dan memasangkan 'crown' gigi yang terbuat dari porselen. Berhubung aku tak punya asuransi, tentu biaya itu harus kubayar penuh.

Cara lainnya, si dokter akan menanamkan jarum metal pada sisa gigiku, tapi sebelum itu harus terlebih dulu dilakukan perawatan syaraf atau 'root canal'. Setelah itu baru dipasang 'crown' gigi. Biayanya 1800 an dollar untuk satu gigi.

Dari kedua cara itu, dua – duanya amat memberatkan diriku. Ketika kutanyakan berapa biaya untuk memasang gigi palsu di Indonesia, ibuku di kampung menjawab hanya 2 juta saja. Jauuuuh mbok !!!! Dengan 5000an dollar aku bisa langsung melunasi cicilan rumahku di kampung. Apalagi sebagai pendatang gelap kita tidak pernah membawa uang cash banyak-banyak. Selain kita kesulitan membuka rekening bank, begitu gajian (untuk amannya) kita langsung mengirim uang itu ke Indonesia. Jadi tak ada duit buat ke dokter gigi.

Pikir punya pikir akhirnya kubiarkan saja gigiku ompong. Toh semua manusia yang beranjak tua secara alamiah akan kehilangan giginya satu persatu. Lama – lama aku akan terbiasa untuk tersenyum (tidak menawan) tanpa rasa malu. Yang penting, “TERSENYUMLAH DENGAN TULUS”. Itu yang sulit kita temui di dunia Kapitalis ini.


Janu Jolang
Catatan Saku Imigran Gelap Di Amerika

Friday, July 16, 2010

PENGEMIS AMERIKA KALAH KREATIF DENGAN PENGEMIS INDONESIA

Kalau kubanding-bandingkan, ternyata pengemis Indonesia lebih kreatif dibandingkan pengemis Amerika. Pengemis di Indonesia -- khususnya di Jakarta tak pernah 'mati gaya'. Selalu ada cara – cara baru dalam 'mengemis', sedangkan pengemis Amerika gayanya 'garing' dan itu-itu saja.

Yang paling sering kujumpai adalah gaya 'terus-terang' alias nodong kita. Beberapa kujumpai di pertokoan daerah kota tua Georgetown, diantara turis maupun pengunjung yang lewat. Mereka duduk dengan tangan mengacungkan gelas plastik bekas air soda dan mengemis,” Give me a change ... give me a change.” Atau lebih sopan, “ Spare your quarter please ..” Atau,” Spill little help...Spill little help...” Atau dengan sedikit maksa,” Hey man, can you help me two dollars?”

Lain lagi, seorang pengemis kulit hitam yang suka mangkal di daerah P Street yang bergaya sok akrab, Ia melihat lawan bicaranya, menebak darimana berasal, lantas ngajak ngobrol kita dengan nada bicara seolah – olah kita adalah kawan lama,” Hey man, I aint racist. You know what I'm saying, It's okay about Spanish people, Asia, Japan, Chinese, Jacky Chan, I'm cool. Give me 5 dollar. “

Cara lainnya, mengemis dengan sedikit menghibur, salah satunya pengemis yang suka mangkal di trotoar Dupont Circle, Ia sering melontarkan komentar – komentar lucu bermaksud menghibur orang – orang. Terutama malam Minggu dan banyak gadis – gadis cantik lewat, si pengemis itu berkomentar,” Hey Young ladies don't break so many hearts tonight!!”

Atau di sebelahnya, di toko CVS. Seorang pengemis berlagak seolah-olah Ia seorang 'doorman' sebuah hotel yang selalu membukakan pintu kepada pengunjung sambil 'tak lupa' meminta uang recehan. Tapi ketika polisi datang diapun lari tunggang langgang.

Adalagi pengemis yang menurutku paling percaya diri. Dia seorang wanita muda yang cukup cantik, berpenampilan model punk, biasanya duduk di trotoar dengan ekspresi wajah cuek seolah tak butuh apapun di dunia ini. Di depannya, terpajang kertas bertuliskan kalimat dengan ukuran besar ( kedengarannya cukup punya rima):

WHAT THE FUCK !
ITS JUST A BUCK!

Barangkali kalau orang Surabaya tapi lama berdomisili di Jakarta 'misuh' yang artinya kira-kira begini:

JANCUK!
CUMAN CEPEK AJA!

Demikian gambaran cara pengemis Amerika meminta uang. Kalau di Indonesia ada pengemis yang mengekploitasi kekurangan atau kecacatan fisiknya, di Amerikapun kujumpai hal semacam itu. Pengemis yang cukup menggetarkan hati adalah seorang pria tengah baya bertampang Timur Tengah yang berpenyakit beri-beri dengan kaki bengkak persis seperti kaki gajah, sambil memegang kertas bertuliskan (barangkali) permohonan bantuan, diam terpaku dengan ekspresi sedih. Orang yang iba dengan kondisinya pasti merogoh saku atau membuka dompet untuk memberikan uangnya.

Terakhir, menurutku cara yang paling kreatif dalam mengemis adalah cara para homeless dan pengemis yang menjajakan 'koran jalanan' Street Sense, sebuah koran dua mingguan berharga 1 dollar bertiras 12 ribuan yang punya ide menggugah kesadaran publik tentang isu orang miskin perkotaan, pengemis, dan homeless. Hasil penjualan koran tersebut sekaligus sebagai sumber penghasilan bagi mereka. Setidaknya, mereka bekerja ..... Ada sebuah usaha ....tidak sekedar meminta-minta.


Janu Jolang
Catatan Saku Imigran Gelap Di Amerika

Monday, June 7, 2010

TEMAN DARI TEMANKU “BERAK” DI MANA – MANA

Soni temanku punya teman bernama Dudi. Mereka dulu tinggal bersama di sebuah apartemen yang cukup elit dekat White House dan disewa atas nama Dudi. Satu tahun yang lalu Dudi pulang ke Indonesia 'for good' istilah untuk nggak balik lagi ke Amerika.

Setelah 10 tahun bekerja di Amerika, barangkali si Dudi punya tabungan lebih dari cukup untuk memulai bisnis, atau menjalani 'program pensiun dini' di Indonesia. Aku juga mengenal Dudi. Anaknya 'perlente', selalu memperhatikan penampilan. Pokoknya mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki selalu mendapatkan perhatian yang berlebih. Mulai tata rambut yang 'kinclong', kemeja segala merk dan suasana: dari Armani Exchange hingga Calvin Klein, jam tangan bermerk khas anak muda, celana ketat maupun baggy, sampai sepatu jenis 'sneaker' hingga sepatu kulit berujung persegi. Tak ketinggalan, wangi parfum di tubuhnya selalu berganti-ganti mulai dari Hugo Boss, Polo, Versace, hingga Armani.

Bergaulnyapun Dudi lebih memilih ke anak-anak Indonesia yang eksklusif, yang tiap akhir pekan selalu punya acara 'dugem' di klab malam atau diskotik. Ketika DJ kondang Tiesto datang ke salah satu klab di DC, ia dan teman - temannya antusias merogoh kocek ratusan dollar untuk melihat aksinya di atas meja DJ.

Untuk mendukung pola hidup 'glamor'nya, tentu (dalam bayanganku) membutuhkan 'modal' yang tidak sedikit. Isi dompetnya terselip semua jenis kartu kredit mulai dari Discover, Amex, Mastercard dan Visa. Dari pekerjaannya yang terbilang cukup bagus sebagai 'waiter', barangkali Dudi bisa menutup pengeluaran tiap bulannya. Untungnya lagi - Dudi masih 'single' jadi tak perlu repot-repot memikirkan kiriman uang ke Indonesia.

Sepeninggalan Dudi, Soni tetap tinggal di apartemen dengan 'roommate' baru bernama Awan, teman kerjanya di restoran Zingbiz. Mereka berbenah, menata ulang apartemen dengan membeli futon
baru yang bisa berubah tempat tidur, mengganti karpet, mengecat ulang, hingga melengkapi peralatan Audio Visual mereka dengan perangkat 'home theater' keluaran terbaru.

Beberapa bulan berlalu, barulah terkuak cerita di balik cerita dari si Dudi ini. Soni bilang kalau di apartemennya kedatangan bill – bill tagihan kartu kredit. Tercatat tagihan dari Amex, Discover, Visa, dan Mastercard yang total sekitar USD 40an ribu. Kalau dikurs dengan rupiah 10.000 per dollar kira-kira tagihan si Dudi sebesar 400an juta rupiah. Rupanya segala penampilan perlente si Dudi selama ini dimodali dengan 'kemplangan' utang kartu kredit.

Saya kasihan melihat Soni dan Awan. Bukannya apa-apa, berhubung kamar tersebut masih atas nama Dudi, maka status mereka berdua hanyalah 'menumpang'. Si bapak kosnya masih tetap si Dudi. Wajar mereka berdua merasa ketakutan karena tiap minggu selalu diteror oleh kedatangan surat tagihan utang. Salahsatunya bahkan dengan status yang sudah dialihkan kepada perusahaan 'debt collector' sehingga dalam bayangan mereka muncul seorang berbadan kekar, mengancam, mengintimidasi, atau main hakim seperti yang kerap terjadi di Indonesia.

Akhirnya dengan segala keterpaksaan, mereka berdua cepat-cepat mengemasi barang – barang dan siap-siap kabur. Aturan pertama pendatang gelap untuk bisa 'survive' adalah selalu 'Tiarap' ( istilah dalam perang gerilya) alias jangan sampai terlihat 'musuh'. Jadi jangan sekali-kali Kita bertindak yang 'nyrempet – nyrempet' bahaya, ataupun berada dalam kondisi yang membahayakan. Lebih baik menjauhi hal-hal yang berurusan dengan hukum. Maka mereka mematuhi aturan itu.

Berita itu cepat menyebar dalam komunitas orang Indonesia. Beberapa menyayangkan tindakan si Dudi yang membiarkan Soni dan Awan terkena getahnya. Masalah ngemplang utang urusan pribadi. Tapi dengan membiarkan temannya dalam kondisi bahaya? Salah satu temanku Rudi berkomentar,”Wah... payah nih si Dudi, 'berak' di mana-mana - ninggalin tai!!!”.


Janu Jolang
Catatan Saku Imigran Gelap Di Amerika

Thursday, May 13, 2010

MR WANG CHUAN SI PENGANTAR MAKANAN MENERANGKAN TEORI DARWIN

Mr Wang Chuan si 'delivery man' berperawakan sedang, ukuran kepalanya besar, berkacamata minus, serta fasih dan jelas berbahasa Inggris. Ia adalah orang yang suka ngobrol, juga suka membaca. Ia tak pernah lupa membawa 'e-reader' bikinan China yang ukurannya setebal buku novel ke restoran. Ada kebiasaan unik ketika membaca, ia selalu meencari tempat yang remang-remang. Ketika kutanyakan, ia menjawab - sudah kebiasaan. Lantas ia bercerita - waktu kecil dulu keluarganya di China tak mampu berlangganan listrik sehingga kalau belajar ia hanya memakai lampu teplok. Kebiasaan itu akhirnya terbawa sampai sekarang. Entah cerita itu benar atau bohong, sambil menunggu order delivery datang – ia menghabiskan waktunya dengan membaca.

Suatu sore ketika sedang rehat makan malam, Wang Chuan ngobrol tentang kuatnya tradisi bangsa Eropa dan Amerika dalam mendokumentasikan penelitian-penelitian ilmiah mereka. Salah satunya mengenai karya Darwin, tentang teori evolusi yang sangat kontroversial. Pernah sekilas kudengar, antara ilmuwan dan agamawan berbeda pendapat tentang asal – usul manusia pertama yang ada di bumi.

Hal yang kusuka dari Wang Chuan, ia selalu menggunakan perumpamaan sederhana untuk menjelaskan teori-teori berat macam itu. Mengenai Seleksi Alamnya Darwin, Siapa yang kuat akan terus melangsungkan hidupnya, Wang Chuan mengambil contoh seekor induk harimau yang menggiring anak-anaknya meninggalkan daerah tandus - musim panas di Afrika. Karena panas terik yang menyengat serta tidak menemui buruan, maka dalam perjalanan si induk harimau itu mati. Bagaimana nasib anak-anaknya? Karena hukum alam, anak-anak harimau itu juga akan mati. Mereka masih tergantung kepada induknya, belum dibekali naluri untuk mempertahankan hidup, untuk mencari mangsa, atau menghindar dari keadaan bahaya.

Adaptasi dengan lingkungan adalah faktor penting dalam kelangsungan hidup makhluk hidup. Seperti halnya jerapah yang berleher panjang karena (ada dugaan) mereka beradaptasi dengan pohon-pohon sumber makanannya. Demikian pula Beruang Kutub yang mempunyai kaki lebih kuat untuk berjalan di atas es sekaligus untuk berenang, juga bulunya lebih tebal untuk menahan dingin, serta berleher lebih panjang untuk mencari buruan di dalam lubang persembunyian.

Demikian pula ketika Wang Chuan mencontohkan bahwa gempa bumi yang terjadi di kota kelahirannya, Sichuan Mei 2008, dan mengakibatkan ribuan nyawa melayang - adalah salah satu bentuk dari seleksi alam. Dalam nada bicaranya tak kudengar nuansa kesedihan sedikitpun tentang korbannya (barangkali saudaranya). Seolah gempa bumi adalah sebuah kejadian natural yang terjadi karena pergeseran atau patahan dalam lempeng bumi. Barangkali kalau gempa bumi itu terjadi di Indonesia, tentu persepsi kita akan langsung tertuju pada keberadaan Sang Pencipta. Sebuah konsep “Kehendak Mutlak” yang tak bisa ditawar – tawar. Selanjutnya, ada sebagian masyarakat yang menilai gempa bumi itu sebagai sebuah “Cobaan” dan sebagian lain menterjemahkannya sebagai “Kutukan”.

Kembali pada si tukang antar makanan, Wang Chuan kemudian berbicara pada titik kontroversinya: kalau kita percaya teori evolusinya Darwin, bahwa manusia adalah evolusi dari bangsa kera, lantas yang jadi pertanyaannya adalah: Ada satu titik, satu masa, dimana kera itu berubah jadi manusia. Kapankah itu?

Sebuah pertanyaan yang susah untuk menjawabnya. Hingga kinipun, ilmuwan belum bisa menemukan mata rantai yang terputus antara kera dan manusia. Aku yang hanya pembuat sushi jelas tak mampu menjawabnya. Menurut yang aku tahu, manusia pertama yang ada di bumi adalah Adam dan Hawa. Itu yang diceritakan guru agamaku waktu sekolah dulu.

Akhirnya (ketika melihat aku bengong saja) Wang Chuan menjawab pertanyaan kontroversialnya tadi, dengan nada dan intonasi yang seolah meyakinkanku,
” Ada satu masa, satu waktu, ketika kera itu sedang duduk di atas bukit, menatap indahnya panorama sore hari, dan bertanya pada dirinya sendiri,” Who am I ? ” Siapakah Saya.

Sungguh jawaban itu diluar dugaanku. Barangkali Wang Chuan ingin menegaskan bahwa kera itu sudah mulai bertanya-tanya siapa sebetulnya dirinya. Bukankah itu sebuah esensi kehidupan manusia? Mempertanyakan jati dirinya? Eksistensi dirinya? Dalam alur berpikirnya, Wang Chuan selalu menyisakan sebuah sarkasme yang kental dalam tema-tema yang diceritakannya. Sebuah humor yang disertai ironi. Apapun itu, saya selalu menunggu Wang Chuan menceritakan hal-hal menarik dan lucu. Alih-alih untuk mengusir suasana jenuh bekerja seharian di restoran.


Janu Jolang
Catatan Saku Imigran Gelap Di Amerika

Saturday, May 1, 2010

CerpenRantau: Istri yang Merantau

(Oleh: Janu Jolang)
Angin musim gugur sore itu berhembus kencang melewati pilar - pilar kokoh monumen Lincoln, desirnya masuk ke dalam gedung. Lastri duduk di undakan tangga menggigil kedinginan. Rono kemudian mendekap dari belakang untuk memberi kehangatan. Lastri agak kikuk, ingin menolak tapi kemudian membiarkan saja. Beberapa turis sibuk bergaya di depan tustel, dan yang lain seksama mengamati patung marmer Abraham Lincoln sembari mengingat jasa-jasanya. Di bawah, pada pelataran kolam pantul terlihat keluarga Afrika - Amerika sedang berfoto dengan gaya ceria. Lastri tidak menghiraukan tingkah laku mereka. Ia tengah hanyut dalam masalah yang menguras perasaannya. Ia bingung ketika Rono membisikkan kata cinta di telinganya. Ia sudah menikah, demikian pula Rono. Walau suami dan istri mereka berada jauh di Indonesia.

Lastri sudah menolak secara halus tapi Rono tetap ngotot, seolah Rono bisa melihat kedalaman dirinya. Ya, tatapan sendu Lastri menjelaskan geliat kesepian di hatinya. Barangkali perpisahan dengan suaminya selama bertahun - tahun tanpa disadari telah mempengaruhi keteguhan hati wanita itu sebagai istri yang merantau.

Dan setelah pertemuan - pertemuan yang dilakukan mereka berdua, kini amat sulit bagi Lastri untuk memahami apa yang sebenarnya ada di kedalaman hatinya: cinta atau nafsu? Rasanya dua hal itu sudah membaur jadi satu. Bagi dirinya yang pernah mengalami cinta pertama, kali ini perasaan cintanya terhadap Rono lain. Tak ada rasa berdebar hebat ketika ia berjumpa dengannya kecuali Rono membelai-belai tangannya, tak ada rasa cemburu buta biar kata Rono bercerita tentang istrinya, tapi ia akan merasa gelisah jika tak bertemu Rono barang sehari. Rasanya ada sebuah kenikmatan tertunda yang selalu menghantui.

Lastri yang mendengar pengakuan cinta Rono diam tak menjawab. Wajahnya tunduk tersipu, rona merah tampak pada pipinya. Ia tetap diam, nyata kedalaman hatinya berbunga-bunga. Dibiarkan Rono terlunta - lunta tanpa jawaban, harap - harap cemas. Sejujurnya, pengakuan Rono itu telah lama ditunggu - tunggu. Ya, Rono telah mencuri hatinya, Rono yang begitu baik, perhatian dan dewasa, Rono yang mapan penghasilannya, Rono yang selalu memenuhi lamunannya sepanjang hari. " Salahkah aku jatuh cinta?", Lastri selalu bertanya - tanya dalam hati. Apakah benar Gusti Allah yang memberikan perasaan cinta ini? Tapi aku sudah menikah, apakah boleh orang sudah menikah jatuh cinta lagi? Kini dilihatnya Rono diam terpaku, malu - malu, tanpa daya, rasanya seperti bocah kecil yang baru saja kepergok memainkan kemaluannya. Berani - beraninya dia menyatakan cinta.

Lastri terkejut dari lamunan ketika tangannya digenggam erat Rono, seolah - olah ia menginginkan kepastian secepatnya. Lastri diam saja, kini kebimbangan merasuki hatinya. Ia lantas teringat pada Jiman. Ya, Jiman suaminya, pemuda lugu yang ditinggal merantau selama 4 tahun, Jiman yang terpisah ribuan kilometer, Jiman yang kini masih setia tinggal di dusun, bersama Menik - anak perempuanya, di kaki gunung Merapi ditepian kali Krasak. Rasa - rasanya ia tak tega untuk mengkhianati suami dan anaknya dengan berpaling pada cinta Rono. Mereka tidak bersalah, tak ada satu alasanpun yang bisa membuat ia meninggalkan mereka. Tapi Rono kini telah mencuri hatinya. Ia jadi bingung.

Ingatan Lastri kembali pada saat - saat indah 10 tahun yang lalu di desa, ketika ia dan Jiman dimabuk asmara. Ia begitu tergetar melihat Jiman sebagai pemain utama dalam kesenian rakyat Kubrosiswo, yang menari dengan gagah bak punggawa perang dalam perayaan 17 Agustus-an. Semenjak itu mereka memutuskan untuk menikah pada usia muda. Kala itu, banyak pemuda desa yang bekerja di kota merasa kecewa mendengar berita itu. Jiman hanyalah pemuda lugu di dusunnya, dan dialah sedikit dari pemuda yang tidak meninggalkan dusunnya. Tapi sedikitnya Jiman rajin dan ulet, ia bekerja menambang pasir di hilir kali Krasak, memecah batu gunung menjadi kerikil, dan menjualnya pada truk - truk pasir yang lalu lalang.
Lastri ingat ketika ia jadi manten, jadi ratu semalam, dengan kain batik dan baju kebaya bak putri kraton. Ia berikrar untuk taat dan berbakti kepada suami, itu muncul dari lubuk hati yang terdalam. Ketika Jiman menginjak sebutir telur dalam upacara adat Jawa, maka saat itu juga ia ikhlas, Jiman telah memiliki kesucian dirinya, Jiman telah memecahkan selaput daranya. Kemudian ia membasuh kaki suaminya tanda ia bakti dan tunduk pada suaminya.

Lastri tersadar dari lamunan, dari anak tangga di atasnya kini Rono mendekap tubuhnya lebih erat, kemudian mencium pipinya. Lastri tak kuasa menolak, dilihatnya kini tatapan mata Rono berubah yakin, sepertinya Rono akan mampu membereskan semua aral melintang di depannya.

" Kamu mau menerima cintaku, Las?", desak Rono.

" Tapi mas, sampeyan kan sudah beristri ..", Lastri mengelak, dibiarkannya pelukan Rono erat mendekap dadanya. Dalam hatinya ia ragu untuk menjawab, barangkali lebih aman untuk berkata demikian.

" Ya, kenyataannya memang aku menikah.," suara Rono tersekat, " aku harus bilang apa lagi untuk meyakinkanmu ." Sejenak mereka terdiam, bisu, hanya angin - angin yang berhembus memainkan nada - nadanya, menerobos sela - sela ranting pohon tak berdaun, menerobos pilar - pilar kokoh bangunan, mendesau datang dan pergi.

" Lastri.., kalau aku mau berbohong sejak awal, aku pasti mengaku bujang atau duda padamu. Tapi itu tidak kulakukan, aku mau hubungan kita jujur sejak awal."
" Dan kini Lastri..., " Rono berpindah posisi dan menggenggam erat tangannya, " istriku telah mengijinkan aku untuk menikah lagi. Aku sudah bilang tentangmu."

" Mbak Sumi mengijinkan?," tanya Lastri kurang percaya, " trus apa katanya, mas?"

" Ya daripada aku terlanjur berbuat zina di perantauan, ia akhirnya mengijinkan aku untuk menikah lagi. "

Lastri tersenyum, dalam hatinya ia tertawa getir, alasan yang sama selalu diucapkan kebanyakan lelaki beristri, mereka sepertinya kompak walau tak saling kenal. Istri - istri mereka mengijinkan suaminya menikah lagi. Ya seperti itu alasan mereka, seolah - olah istri mereka digambarkan oleh sang suami sebagai istri yang telah puas limpahan kasih sayang, istri yang gairah syahwatnya sudah meredup, istri yang sedia berbagi, dan barangkali istri sholehah yang mengijinkan suaminya di perantauan beristri lagi. Alasan - alasan itu tak pernah ditelusuri kebenarannya oleh Lastri. Mungkin mereka berbohong. Sesungguhnya, mereka tak pernah berterus terang pada istrinya untuk menikah lagi.

" Bagaimana Lastri?", desak Rono lagi. Kini ia merasa barangkali kesabarannya mulai diuji.
Lastri diam terpaku, pandangannya terarah pada kolam pantul di depannya, beberapa unggas asik berenang di kejauhan, tampak deretan ranting - ranting pepohonan membayang pada kedua sisi kolam itu. Tiba - tiba Lastri bersuara lirih," Aku masih bersuami, mas Rono."

" Aku tahu Lastri, tapi ..apakah kamu .. ", tiba - tiba kalimat Rono dipotong suara Lastri. " Tapi,..entahlah mas, rasanya ., aku bingung mas .", Lastri membenamkan kepalanya pada dekapan lututnya, isak tangis terdengar lirih.

" Kamu masih mencintai suamimu, Las?", tanya Rono.

Lastri tak menjawab. Empat tahun berpisah dari suami diakuinya menimbulkan sebuah jarak dalam hati. Ia tak bisa memungkiri, sosok suaminya tak pernah lagi hadir dalam benaknya. Rasanya keseharian yang dialami di Amerika tidak lagi berpusat pada sosok suaminya, pada alam pedukuhannya, pada adat istiadat yang melingkupinya. Apalagi dengan kehadiran Rono di sisinya, duh . maafkan aku kang Jiman.

Ya, rasa cinta yang dulu menggelora kini surut sudah. Kadang ia bertanya-tanya dalam hati: apakah perasaan itu dialami juga oleh istri - istri yang merantau? Istri - istri yang jauh meninggalkan suaminya di Indonesia? Terkadang Lastri mencari pembenaran ketika melihat beberapa temannya yang telah bersuami menjalin asmara dengan laki - laki lain. Ada Rani yang hidup seatap dengan Mike lelaki kulit hitam asal Jamaica, ada Yani yang menikah lagi dengan Modesto pegawai konstruksi dari Honduras, dan beberapa malah terlihat sering gonta - ganti pacar, mencobai kamar - kamar hotel di daerah pinggiran kota. Kedalaman dirinya tak bisa berbohong, ia masih muda, bertubuh sehat, sintal, dan gairah berahinya masih kuat. Terutama kalau masa subur datang, sungguh menggelisahkan dirinya. Disaat tubuhnya menggeliat resah, ketika puting susunya mengeras, ketika peranakannya dirasakan turun ke bawah dan mengembang sampai ke pucuknya, saat itulah ia butuh belaian tangan kokoh dengan gerakan lembut mengusap tubuhnya. Menebar benih - benih pada persawahannya, atau sebelumnya mencangkul keras - keras, dengan hujaman menghentak - hentak, hingga tanah sekeliling bergetaran, dan lumpur bercipratan kesekujur tubuh.

Lastri tak sadar pagutan Rono telah membelit bibirnya. Ia tak kuasa menolak. Dirasakan hangat bibir Rono menyelimuti dingin tubuhnya. Menghalau angin - angin yang membekukan hatinya. Ia tak ingat lagi keramaian di sekitarnya, diantara turis - turis yang menghabiskan sore di gedung Lincoln Memorial. Ia hanya bisa pasrah kemana angin kan membawanya pergi.

****
Di belahan dunia lain, pada waktu yang sama, subuh di sebuah pedusunan di tepi kali Krasak, Jiman terbangun dari tidurnya. Semilir angin menerobos celah dinding bambu rumah, rasa dingin merayapi sekujur tubuhnya yang kurus berotot. Sisa air hujan pada dedaun bambu jatuh ke tanah menimbulkan derap berirama. Kokok ayam terdengar bersahutan, sesekali suara kambing tetangga mengembik. Gemuruh air kali Krasak terdengar keras pertanda arus sedang deras. Dam Senthong mungkin semalam dibuka. Hujan lebat mengakibatkan sungai meluap, membawa partikel - partikel vulkanik dari gunung Merapi. Baginya, ini adalah anugerah rezeki melimpah yang diberikan alam kepadanya, kepada penduduk dukuhnya. Namun banyak pemuda dusun lebih tertarik mengadu nasib di kota, bekerja sebagai buruh di pabrik tekstil, pabrik kertas, atau pabrik penyamakan kulit sepanjang jalan Magelang - Yogjakarta. Demikian pula istrinya, karena iming - iming teman sedusunnya, akhirnya ia merantau ke Arab sebagai TKW pada keluarga seorang pejabat pemerintahan. Setelah satu tahun bekerja kemudian istrinya ikut pindah ke Amerika karena tuannya menjadi diplomat. Dan kabar terakhir dari Lastri, ia pindah memilih bekerja sebagai 'babby sitter' pada keluarga dokter berkebangsaan Yahudi. Ah.... sudah empat tahun berlalu.

Adzan Subuh lamat - lamat terdengar dari langgar di ujung dusun. Jiman bangun dari amben, segera mengambil air wudlu. Di bilik sebelah, Menik - buah cintanya dengan Lastri delapan tahun lalu masih tertidur pulas, nafasnya teratur. Dalam remang nyala teplok, dilihatnya wajah polos Menik menyiratkan kedamaian. Jiman kemudian membangunkan anaknya, "Subuhan Nik, .. ayo bangun."

Anaknya masih pulas. Untuk kedua kalinya ia membangunkan dengan suara lebih keras. Dengan masih terkantuk - kantuk anaknya membuka kelopak mata, mengucek matanya.
"Pakne, aku ngimpi ketemu ibu."

" O ya?," kata Jiman," Opo ngimpimu, cah ayu?"

" Ibu kupanggil - panggil nggak dengar."

" Ya tentu, wong ibumu itu lagi kerja di Amerika," Jiman tidak menggubris mimpi anaknya," sudah sana wudlu."

" Wong ibu sedang nyebrang di kali Krasak situ kok Pakne ", Menik membantah.

" Ya sudah, sana wudlu dulu."

Menik bangkit ogah - ogahan, lantai tanah yang diinjaknya terasa dingin, ia kemudian menggeragap mencari sandal. Dengan mata setengah terpejam ia menuju bilik belakang. Pada sisi yang bertentangan dengan perapian masak, Menik mentangkupkan tangannya pada pancuran gentong dan kembali ke ruang tengah dengan air masih menetes pada wajah dan tangannya. " Ibu hebat ya Pak, bisa keliling dunia."

Jiman diam saja, ia sedang menebah balai - balai dengan sapu lidi, kemudian menggelar tikar di atasnya.

" Ibu hebat .", gumam Menik

" Makanya belajar yang rajin, nanti bisa seperti ibumu."

" Ibu hebat ya Pak., bisa ke Arab, trus .. ke Amerika."

Jiman berdiri di atas balai - balai kayu menggelar sajadah. Menik mengikuti gerakan ayahnya persis dibelakangnya. Sembari memakai mukena Menik bertanya," Amerika jauh ya Pak?"
Jiman tidak menjawab. Digulungnya lipatan sarung sebatas perut, memakai peci, dan merapikan baju kokonya. Menik bertanya lagi pada ayahnya, " Amerika jauh sekali ya Pak?"

" Iya ", jawab Jiman singkat.

" Banyak salju di Amerika ya Pakne?" Jiman diam saja, ia bersegera memulai sholat.

" Ibu kok nggak pulang - pulang sih, Pakne?", suara Menik berubah kesal, bercampur rindu.

Jiman membalikkan badan, menatap wajah polos anaknya: mata anaknya berkaca - kaca. Ia kemudian merebahkan lutut pada balai - balai. Jiman mendekap erat anaknya ke dalam rengkuhannya, suara Jiman bergetar, "Sudah . sudah ., ibumu pasti pulang ., sebentar lagi ibumu pulang." Jiman merasakan basah air menempel pada baju kokonya.

" Nanti kalau ibumu pulang, kalau ibumu sudah selesai kerja di Amerika, kita bertiga akan tamasya ke kota. Hari Minggu, ya, pagi - pagi sekali, ibumu sudah menyiapkan baju dan sepatu baru oleh - oleh dari Amerika. Bapak juga pakai baju baru. Ya, kita naik bis dari Tempel. Kita pilih bisnya yang bagus, yang besar. Trus kita langsung ke kebun binatang Gembira Loka."

" Ceritakan ada apa di sana Pakne?"

" Sudah, sholat dulu, critanya nanti saja .."

" Ayo Pakne, sebentar saja .", rengek Menik

" Ya . ya .., tapi sebentar saja ya. Di Gembira Loka Pakne liat gajah, besaaaar sekali. Gajahnya suka makan kacang, kacang rebus. Trus ada onta yang tinggi - tinggi dan berpunuk. Trus ada monyet, ada yang besar, ada yang kecil - banyak jenisnya, juga macan loreng."

" Ada kancil nggak Pakne?", tanya Menik.

" Wooo ya jelas ada," seru Jiman seolah-olah pernah melihat kancil, padahal Jiman hanya mendengar dari dongeng ibunya ketika ia masih kecil," kancilnya itu pinter, Nik, wong sudah dikrangkeng, eeh... ini bisa lepas. Trus kancilnya ke kandang gajah nyolong timun, ke kandang menjangan nyolong kacang panjang. Sudah critanya Nik, kita sholat dulu ya?"

" Selesai sholat Pakne crita lagi ya?"

" Ya sudah, nanti Pakne crita lagi."

Dan kedua bapak dan anak itu mulai menghadapkan wajahnya ke kiblat, mengangkat ke dua tangan dan sedakep khusyu. Jiman memasrahkan jiwa, pikiran, serta hatinya dalam lafal merdu puji syukur dan mohon hidayah pada Sang Pencipta, Allah yang pengasih dan penyayang. Kedamaian meliputi sekujur nadinya. Persis di belakang, Menik mengikuti gerakan ayahnya. Ia gelisah membayangkan kembali mimpinya, mimpi tentang ibunya yang menyeberangi derasnya kali Krasak, dengan seseorang yang rasa - rasanya bukan ayahnya. Mereka menuju dusun seberang. (Washington Dc, 2003)

Thursday, April 8, 2010

EduRantau: ANAKKU MENGUCAP MANTRA SIM SALABIM

Enam bulan lalu, ketika anak-anak kubawa pindah ke Amerika, terus-terang pertama kali yang kucemaskan dari mereka adalah masalah perbedaan budaya, lingkungan, dan bahasa. Dalam bayanganku,anak-anak hanya diam membisu di kelas karena nggak ngerti bahasa Inggris. Anakku pasif, menyendiri, dan yang aku takutkan tidak bisa menangkap pelajaran yang disampaikan guru. Berabe nih kalo anak-anak malah mengalami krisis kepercayaan diri, mental jatuh, dan ngambek nggak mau sekolah.

Dulu ketika mereka masih di Indonesia dan aku di Amerika,lewat telpon - aku selalu menganjurkan, biar nantinya mudah menyesuaikan diri, kursuslah bahasa Inggris.Tapi kenyataannya tak semudah itu memberi pengertian kepada anak-anak. Beberapakali sudah ganti guru, mereka bilang males. Ada saja alasan yang bilang pak gurunya mbosenin, hanya itu-itu aja ngajarinnya, dan cas cis cus lainnya, sampai kusuruh mereka menambah perbendaharaan vocab baru tiap hari minimal 10 kata, mereka sering nggak nurutnya.

Akhirnya aku pasrah, dan hanya menyampaikan kepada anak-anakku, minimal kata-kata yang harus dihapal adalah yang berhubungan dengan kebutuhan dirimu seperti: lapar, haus, ngantuk, sakit perut, pingin ke belakang, dll. Itupun kadang dilain waktu ketika kutanyakan, beberapa kata masih banyak yang lupa.

Singkat cerita, 4 hari setelah tiba di Amerika, lewat "placement test" di education center anakku yang pertama dimasukkan ke grade 6 middle school, adiknya masuk grade 3 elementary school. Mereka berdua masuk kelas HILT khusus untuk murid-murid yang memakai Inggris sebagai bahasa keduanya alias Inggrisnya bukan bahasa pokok. Syukurlah, kulihat mereka bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya. Mereka bilang suka sekolah di sini. Nggak ada upacara, sragam-sragaman, dan banyak belajar sambi bermain.Anakku yang paling kecil, Alma bahkan lebih senang karena dia bilang nggak banyak PR seperti di Indonesia. Di Indonesia PR tiap hari, sedangkan di sini, kadang saja bu guru ngasih PR dan baru beberapa hari diminta.

Memang ketika kulihat PR anak-anakku, sepertinya mereka bisa menerima pelajaran di sekolah. Bahkan ada beberapa istilah - istilah science dan matematik yang aku sendiri kurang paham. Ada Cardinal Direction, Body of Water, Evaporation, Condensation, Pentagon, Griot, dan lain-lain yang bagiku awam.

Baru saja kecemasanku mereda, tak berapa lama -- karena mereka masuk di pertengahan kuartal-- anak-anakku sudah terima rapot. Anakku yang klas 3 SD mendapat nilai "D" untuk Matematika dan kakaknya "C". Kulihat mereka berdua tampak tenang-tenang saja dengan hasil yang didapat. Hal ini berkebalikan dengan ibunya yang tercengang tak percaya. Bukannya apa, karena setiap anakku ditanya, Ia selalu bilang," Bisa. Matematika di sini lebih gampang daripada di Indonesia, mah."

Nah kini giliran ibunya yang senewen alias nggak terima. "Di Indonesia Alma selalu mendapat nilai bagus walau jarang belajar. Lagian Alma juga suka cerita kalau di kelas Matematika dia sering menjawab pertanyaan dari bu Guru dibandingkan teman-temannya. Ini sekolah aneh, masak nggak ada buku pelajaran sama sekali, kita nggak bisa mantau, nggak seperti di Indonesia. Kalau gini caranya, mendingan sekolah di Indonesia saja. Mutu pendidikan di sana juga nggak kalah sama di Amerika. Bahkan di kota kita sudah banyak sekolah yang bertaraf Internasional, pengantarnya bahasa Inggris, sekolah unggulan."

Akhirnya giliran bapaknya anak-anak yang buru-buru ke sekolahan, mencari-cari ibu guru, meminta penjelasan kenapa si Alma mendapat nilai "D" untuk pelajaran Matematika.

Setelah ketemu Miss Molly, baru kutahu kalau anakku itu pendiam banget di kelasnya. Bu guru bilang anakku pemalu, suaranya lirih kalau menjawab pertanyaan. Sering bu guru sampai kebingungan mau ngomong apa karena anakku "diem-banget". Yang lebih mencengangkan lagi -- ketika kutahu bahwa untuk pelajaran Matematika, anak-anak dilatih mandiri dengan mengambil sendiri PR di keranjang A, dan mengembalikan PR di keranjang B keesokan harinya. Nah inilah jawaban kenapa dulu anakku bilang bu Guru nggak pernah ngasih dan nagih PR-nya, kecuali memang anakku nggak pernah ngambil PR di kranjang A dan nyerahin PR di kranjang B.

Aku tahu anak-anakku bukan tipe pribadi pemalu. Kalau nilai raport untuk 'usaha' anakku mendapat 'excellent', perilaku sopan, tapi kurang mematuhi 'instruksi', berarti ada sesuatu yang nggak nyambung alias "Jaka Sembung Bawa Golok", nggak nyambung bok!

Ya kendala bahasa, itulah kecemasan yang kukhawatirkan dulu. Anakku masih kebingungan menyerap Bahasa Inggris yang datang bertubi-tubi lewat tulisan dan percakapan. Sehari 7 jam di sekolahan selama seminggu.

Andaikan mereka dulu di Indonesia sudah belajar bahasa Inggris yang cukup, tentu mereka tak akan menemui kesulitan di sekolahnya seperti sekarang ini. Bukannya apa-apa, aku bukanlah konglomerat yang gampang saja mengeluarkan uang untuk menyekolahkan anaknya, kapan saja, kemana saja. Aku hanya seorang 'blue collar' atau kasarnya "Pick Penny" di Amerika sini, alias pemungut recehan yang harus membanting tulang dan memeras keringat untuk bisa 'survive'. Biaya hidup di Amerika khususnya di kota besar sangat-sangat mahal.Tapi untungnya biaya pendidikan alias biaya sekolah yang 13.000an dollar pertahun peranak sudah ditanggung negara alias gratis.Walau begitu, untuk ongkos apartemen yang 1500an dollar, belum biaya kebutuhan harian dan utility, dan lain-lain yang tak kurang 1000an dollar- amatlah mencekik leherku. Ibarat uang adalah oksigen, aku bernafas dengan tersengal-sengal.

Sebagai kepala keluarga tentu aku punya pemahaman tentang 'Hitungan-Rasional" kalau anak-anakku nggak naik kelas. Sebagai anak-anak, mereka belum memahami hal itu. Kulihat mereka masih dalam 'suasana-pesiar', sekolah sambil tamasya ke Amerika. Seperti brosur-brosur Sekolah Bahasa Inggris di Mancanegara yang pernah kulihat jaman aku SMA. Anakku yang kecil bahkan sering ngobrol dengan ibunya tentang kangen pulang kampung dan balik sekolah di Indonesia.Ya begitulah anak-anak..., dunianya masih penuh dengan permainan, ekstasi dan kegembiraan.

Jelas aku nggak tega kalau "Hitungan-Rasional" itu kusampaikan secara detil kepada anak-anakku. Mereka belumlah mengenal apa itu : tanggung jawab, sensitif, dan logis. Lagian toh itu sudah jadi tanggung jawab orang tua terhadap anak-anaknya.

Akhirnya dengan kepasrahan total kubiarkan semuanya mengalir apa adanya. Aku tak bisa dan tak punya kuasa mengatur ini itu yang memang itu diluar jangkauanku. Kubiarkan anak-anak menemukan sendiri jalan keluarnya. Aku hanya bisa menyemangati mereka, menyemangati ibunya, bahwa ini semua bagian dari proses adaptasi yang harus dilewati.

Hari demi hari berlalu, orang Amerika biasa guyon: Same Shit - different day, dan pada suatu hari ada sesuatu yang berbeda. Tak disangka-sangka anak-anakku seolah mengucapkan mantra: SIM SALABIM dan aku terbengong-bengong sendiri dibuatnya.

Hal itu kutahu ketika anakku yang kelas 3 SD ada PR mengarang cerita di rumah, yang ditulisnya sendiri tanpa bantuan kamus dan orang tuanya. Aku tertegun membaca hasil karangan cerita itu. Tulisannya kulihat rapi tak ada coretan atau bekas dihapus. Enam bulan yang lalu Alma tidak bisa bahasa Inggris, kini aku yang sudah setua ini menjadi malu dan minder melihat kemampuan menulis Inggrisnya. Terus terang aku tak pernah mengungkapkan ide atau tulisan dalam bahasa Inggris lebih dari satu paragraf. Barangkali kalau disuruh mencoba, aku tak bisa menulis sepadat itu.

Beginilah tulisan anakku yang belum dikoreksi bu gurunya:

GO TO THE MOVIE THEATER

Last week I went to the movie theater. I go with my mom, my dad, and my sister. We saw Alice in Wonderland.

Alice in Wonderland is about a girl who found the world about wonderland. The girl was Alice, she was going marry, but the rabbit from wonderland set the timer, and going to the rabbit hole. The rabbit hole is the door to the wonderland.

Alice go inside of the rabbit hole and it's upside down, then she got fell off and it was not upside down again. She found a lot of doors and she don't know where to get to the wonderland!

When she found the key, the doors is not match. She found a curtain and there was a little door, that door was match to the key!

Alice can't fit on the door, she found a drink that says "drink me", after she drinks it she was shrank!

Now she can fit on the door,but there is one more problem. The door was locked again.

The key is on the table but it was too tall, so she can't reach the key. Under the table she found a piece of cake says "eat me" and she ate just one bite. After she ate the cake, she was streched!

after steched, she picked the key and drink again that says "drink me" and she shrank again. After she opened the little door, she found the wonderland ! (to be continued)

Razzle Dazzle,

by Almasita


Aah... betapa selama ini aku meragukan kemampuan anak-anakku. Dan akhirnya kini terbalas sudah. Anakku yang gede, Cedar tak mau kalah dengan adiknya, tiba-tiba Ia menunjukkan segepok hasil karangannya di sekolah yang tak pernah ditunjukkannya padaku. Salah satunya kucomot dan kutulis seperti di bawah ini:

Tugas dari bu guru:
Write about a time when you had to think quickly. What happened? What did you do?

I have to think fast when something need help or emergency. When some people got hurt or something, I will get first aid box and help. If it not really help them, I should call ambulance or call someone that can help me.

When I was swimming, I fell from the slide. I was bleeding. I called my mom and we went to emergency room. The nurse gave me some medicine and after that I went to hospital,`and the doctor help with more medicine. It was so scared.

note bu guru: falling from slide! You were lucky you didn't break any bones

Aaah... ternyata usahaku membawa anak-anakku ke sini tidaklah sia-sia. Apa yang selama ini kuperjuangkan dan kuyakini telah membuahkan hasilnya. Rasa lelah dan kekhawatiran yang selama ini kurasakan hilang sudah. Cucuran keringat dan letih lesu sehabis kerja seolah hilang ketika menemukan mereka sedang belajar.

Aku sadar bahwa aku bukanlah figur ayah yang sempurna bagi anak-anakku, tapi setidaknya inilah usaha terbaik yang bisa aku lakukan. Aku ingin memberikan sebuah pengalaman kepada mereka, sebuah pembelajaran hidup yang mungkin suatu saat menjadi sebuah "kenangan" yang indah bagi mereka.

Kalau hal itu ada yang menyangkal, setidaknya aku ingin memberikan sebuah "kenangan" atau memori yang paling tidak berkesan positif, baik, dan tidak meninggalkan bekas trauma dalam hati mereka.

Aku sendiri tidak tahu kelak mereka akan menjadi apa, kubiarkan saja tangan-tangan gaib membacakan mantranya: SIM SALABIM!!

Janu Jolang

8 April 2010

Sunday, April 4, 2010

CHERRY BLOSSOM FESTIVAL ...

Ketika warna warni bunga bertebaran di musim semi..
indah tetaplah indah..
bila kau tak mampu menikmatinya..
panggilah pulang segera..rasa indah di hatimu...

Arti dari kata-kata yang sedikit puitis itu adalah.."Rugi lo, kalau lo nggak bisa nikmatin indahnya warna-warni bunga yang sedang bermekaran.., mangkanye..buang jauh-jauh stress, jadi lo bisa bebas menikmati keindahan ini..", gitu...

Minggu, 4 April 2010, di Amerika, anak-anak sekolah masih libur Spring Break, kami berniat jalan-jalan, kali ini Wisata Bunga, menengok Festival Tahunan Bunga Sakura, atau Cherry Blossom Festival, di Tidal Basin, sebuah danau buatan di dalam kota Washington,D.C.

ya.., di Amerika, bunga Sakura yang berasal dari Jepang ini disebut bunga Cherry. Padahal, buah Cherry matang, warnanya merah tua, dan bunga Sakura ini, warnanya antara putih, pink, sampai agak kemerahan.

Apakah di dalam kamus Jepang-Inggris, bunga Sakura, diterjemahkan juga sebagai Cherry ? Nahh, yang ini ane kagak paham amat..

Seperti apa kiranya keramaian Cherry Blossom Festival ini ? Kalau nanya rame.., walah, ramene pol-polan. Mungkin seperti padatnya kebun binatang Ragunan atau lapangan Tugu Monas bila Lebaran Idhul Fitri tiba. Di sini pun, orang rela berdesakan, berjalan berpanas-panas untuk mengunjungi acara Cherry Blossom Festival ini. Jangan mimpi datang ke seputaran Tidal Basin pakai mobil, karena nggak bakalan dapat parkir, dan jangan berani-berani parkir sembarangan, karena mobil anda akan di towing, lalu dikandangkan, dan butuh ratusan dolar untuk bayar biaya towing ini. Rugi kan ...

Acara ini diselenggarakan tiap tahun, biasanya pada awal musim semi. Sedangkan tanggalnya, disesuaikan dengan waktu mulai mekarnya bunga Cherry ini. ya karena mekarnya bunga ini kan nggak bisa ditentukan secara tepat,tanggal berapa, jadi kadang-kadang ada maju mundurnya dalam bilangan hari.

Di seputaran Tidal Basin, bila musim bunga Cherry tiba, sepanjang mata menatap langit rendah, adalah gerumbulan warna-warna putih bercampur pink, sampai kemerahan. Ini efek dari warna-warni bunga Cherry yang sedang mekar. Dan mekarnya bunga Cherry ini, hanya bertahan sampai sekitar 2 minggu, setelah itu rontok, bunganya berganti dengan munculnya daun-daun yang melebat. Nah, dalam kisaran waktu 2 minggu inilah, ribuan, bahkan mungkin sampai jutaan orang, tumpah ruah mengunjungi area sekitar Tidal Basin.

Seperti layaknya Festival, sepanjang waktu 14 hari ini pun, panitia menyelenggarakan berbagai acara yang dilaksanakan di sekitar area Tidal Basin, dari lomba melukis, pameran, seminar yang membicarakan tentang bunga Cherry, pertunjukan kesenian dari berbagai negara, termasuk dari Indonesia, menampilkan tari Bali, Angklung, dan Reog Ponorogo. Lagi-lagi, mereka yang aktif tampil berkesenian di berbagai acara ini, sebagian adalah..para Nanny...ha2..surprise.., hebat kan..?

Selain itu, di sekitar Tidal Basin, sambung menyambung adalah bangunan Museum dan Monumen-monumen. Wes to.., sak porete (sepuasnya), mau keluar masuk Museum apa saja..boleh.., dan gratis alias nggak bayar sama sekali, karena di Amerika, wisata Museum termasuk jenis wisata yang prestisius, dan bahkan bagi anak-anak sekolah, disarankan pada para orang tuanya untuk sering-sering mengajak anak-anaknya berkunjung ke berbagai museum tersebut. Ada kalanya juga sekolah yang menyelenggarakan acara wisata Museum bagi murid-muridnya.

Kembali ke Cherry Blossom Festival, kisahnya, adalah demikian...
Program untuk menanam pohon bunga Sakura ini berawal dari ide-ide dan lobi-lobi kalangan elite dalam negeri Amerika Serikat. Lebih pas lagi, sebelum menjadi first Lady, Helen Taft, istri dari Presiden Amerika yang ke 27,yaitu William Howard Taft, yang memegang tampuk kepemimpinan Amerika serikat pada tahun 1909 sampai dengan 1913, kabarnya, pernah tinggal di Jepang, sehingga dia cukup familiar dengan yang namanya bunga Sakura. Singkat kata, diputuskan bahwa di sekitar Tidal Basin akan ditanam pohon bunga Sakura yang berasal dari Jepang.

Maka pada tahun 1910, tepatnya di bulan Januari, sejumlah 2000 bibit pohon Sakura tiba di Washington, D.C. dan segera ditanam.Tapi sayangnya, pada bulan Februari, Departemen of Agriculture yang mengawasi proyek penanaman pohon bunga Sakura ini, mengumumkan bahwa bibit yang baru dipindahkan dari Jepang ke Amerika Serikat tersebut terinfeksi oleh insektisida dan nematodes. Maka, keputusan nasional diambil, bahwa bibit yang sudah mulai ditanam itu harus dimusnahkan dengan cara dibakar pada tanggal 28 januari tahun 1910..

Setelah melalui pembicaraan dua negara, Amerika Serikat dan Jepang, maka pada tahun 1912, kembali Jepang mengirimkan sekitar 3000 bibit pohon bunga Sakura dalam 12 varietas. Bibit pohon bunga Sakura yang dikirim kali ini, sudah melalui proses pembibitan yang begitu ketat, sehingga diharapkan akan tahan hama, dan bisa berhasil ditanam di Amerika Serikat.

Ternyata benar, bibit pohon bunga Sakura yang dikirim kali kedua, dan ditanam di seputar Tidal Basin, dan juga di pekarangan-pekarangan perumahan penduduk sepanjang tepi jalan di Maryland, Virginia, dan Washington, D.C. sendiri, berhasil ditumbuhkan dengan selamat. Hingga bertahun-tahun kemudian, ketika bunga-bunga ini serentak muncul di sekitar awal musim semi, Spring, maka keindahan warna putih, pink, dan kemerahan, semarak memenuhi kota-kota tersebut.

Jika menghitung jumlah tahun, maka pepohonan Sakura yang ada di Amerika Serikat, bila itu adalah pepohonan asli yang ditanam pada tahun 1912, maka usianya sudah mecapai 98 tahun. Dan memang, nyatanya, pepohonan itu tingginya sudah melebihi atap rumah, dan batang utamanya sudah nampak sangat kuat karena ketuaannya.

Itulah sekelumit kisah tentang Cherry Blossom Festival di Amerika serikat. Keindahan bunga Chery ini mengingatkan kita akan adanya hubungan baik, hubungan manis antara Jepang dan Amerika Serikat. Perkara bertahun kemudian mereka "kerengan", bertengkar, dan saling lawan di Pearl Harbour, Hawaii, pada bulan Desember tahun 1941, ..ha2..itu lain perkara, Boo..! Yang perang silakan perang, tapi ribuan bunga sudah telanjur ditanam dan dikembangkan...hohohohoho....Salam bunga Cherry..!

Carlin Spring, Arlington, Virginia,
Dian Nugraheni,

Foto: CHERRY BLOSSOM






























Wednesday, March 3, 2010

KesehatanRantau: NIGHT OWL atau EARLY BIRD...

Punya masalah dengan jadwal tidur ? Maksudnya, secara wajar, orang akan tidur di malam hari, dan bangun pada pagi hari, dengan jumlah jam tidur yang disarankan, kira-kira 8 jam bagi orang dewasa dan 10 jam untuk anak-anak. Dan tentu saja, jam berangkat tidur pun dimulai kira2 jam sepuluh malam, dan bangun kira-kira jam lima atau enam pagi.

Apabila anda mempunyai ukuran waktu dan jam tidur seperti itu, maka anda termasuk kelompok orang-orang yang mempunyai pola tidur yang normal.

Tapi ada beberapa kasus, di mana akhirnya jadwal tidur seseorang jadi jungkir jempalik, porak poranda, dan secara umum bisa dibilang, tidak normal.

Sebenarnya sih, normal dan tidaknya jadwal tidur seseorang, sangat individual. Artinya, ada orang-orang tertentu, yang mempunyai pola jam tidur nggak genah, dan itu mengakibatkan jam tidurnya tidak cukup, tapi hidup sehari-harinya, ya tetep nggenah aja. Misalnya, dia tetap bisa beraktifitas dari pagi hari, seperti bekerja, dan sekolah..

Tapi, bagi sebagian orang yang lain, mungkin hal itu, sebenarnya tidak dia harapkan, dan bisa jadi akan menimbulkan efek negatif seperti mengantuk di pagi hari dan tidak bisa melakukan aktivitasnya secara maksimal.

Kalau masalah kebiasaan tidur yang tidak "normal' itu terus berlanjut, maka, akibatnya bukan cuma ngantuk di pagi hari, tapi bisa menjadi loyo, tampang kusut masai akibat kurang tidur, stress, dan seterusnya..hmmm

Kenapa sih orang-orang bisa mengidap problem dalam mengatur jam tidurnya..?

Beberapa hal bisa menjawab pertanyaan tersebut.
Jet Lag, dalam kasus ini, seseorang yang terbang melintas ke wilayah yang sangat jauh, sehingga menemukan perbedaan waktu, dari tempat dia berangkat, dengan tempat di tujuan. Apalagi kalau beda waktunya cukup tinggi, katakanlah 6 jam atau lebih.., maka, sudah deh.., pastilah untuk beberapa hari orang tersebut akan mengalami jam tidur yang tidak "pas", ini karena jam biologis, jam tubuhnya, harus mengalami adjustment alias penyesuaian diri dengan waktu di tempat baru.

Atau, bila seseorang sedang melakukan terapi karena sakit. Konsumsi obat-obatan tertentu, maka hal tersebut akan membuat orang mengantuk, pada jam berapa pun orang itu minum obat. (Jangan tanyakan pada daku obat-obatan jenis apa aja yang bikin ngantuk..daku bukan paramedis..he2..).

Atau, orang yang bekerja pada shift malam, mau nggak mau, semalaman dia akan terjaga karena pekerjaannya itu, dan gantinya, dia akan tidur panjang di siang hari.

Atau, bila anda tinggal di lingkungan yang hingar bingar, meski di malam hari, dan hal tersebut mengganggu anda, mengakibatkan anda susah tidur di malam hari...

Juga apabila anda mempunyai kebiasaan nonton TV atau bermain-main dengan komputer anda di malam hari, saking asyiknya, nggak sadar ternyata sudah dini hari, dan rasanya nggak ngantuk tuh..he2..

NIGHT OWL
Ada istilah lucu untuk problem tidur seperti disebutkan di atas, yaitu, NIGHT OWL, bila anda susah ngantuk, dan setelah dini hari, baru bisa merem.., padahal jam 6 pagi sudah harus bangun lagi, memulai aktivitas, bekerja, sekolah, dan lain-lain. Dalam kasus ini, mungkin orang hanya akan tidur sekitar 3 jam dalam sehari semalam.

Adakah cara yang bisa ditempuh agar pola tidur para Night Owl kembali normal..? Sepanjang yang aku baca, ada beberapa jalan yang bisa ditempuh, yang pertama adalah, mendisiplinkan diri, artinya, ngantuk gak ngantuk anda harus tidur pada jadwal jam normal, yaitu sekita jam 10 atau 11 malam, dan bangun pada pagi harinya, setelah jam tidur selama kurang lebih 8 jam atau 10 jam terpenuhi...

Tapi, anak kecil pun juga tau, kalo nggak ngantuk, tapi dipaksain ngantuk, adanya malah uring-uringan, malah selanjutnya bisa jadi stress.

Kalau itu tidak berhasil, cobalah dengan terapi cahaya, yaitu, membiarkan anda berada dalam ruangan yang terang benderang begitu anda bangun tidur., sepanjang 30 atau 45 menit. Dan bila itu masih tidak berhasil, konsultasikan pada dokter tentang kemungkinan mendapatkan terapi hormon melatonin.

Kenapa sih mesti diberi terapi hormon melatonin..?
Hormon melatolin ini, dalam jumlah besar, diproduksi ketika hari mulai gelap, dengan terjadinya produksi hormon ini, maka seseorang akan tergiring untuk merasa mengantuk, dan tertidur.Kemungkinan besar, orang-orang NIGHT OWL hanya sedikit produksi hormon melatonin dalam tubuhnya, sehingga harus dibantu dengan terapi hormon tersebut.

EARLY BIRD
Yaitu kelompok orang yang memulai tidur malamnya pada sore hari, terbangun pada dini hari, nggak bisa tidur lagi sampai pagi. Padahal, sama juga, mereka harus melakukan kegiatan rutinnya sehari-hari..

Orang-orang seperti ini, biasanya akan merasa ngantuk pada pagi harinya, dan berusaha mencoba meneruskan tidurnya ketika matahari sudah benderang.

Cara mengatasinya pun hampir sama dengan NIGHT OWL, yaitu mulai mendisiplinkan diri menentukan jam mulai tidur dan jam bangun pagi. Hal tersebut juga bisa dibantu dengan menerapkan terapi cahaya, yaitu, membiarkan anda terpapar dalam cahaya terang selama 30 menit sampai 45 menit, pada sore menjelang malam hari. Diharapkan, bila anda berada dalam cahaya terang, maka anda tidak akan cepat-cepat mengantuk.

Ho..ho..ho.., NIGHT OWL atau EARLY BIRD kita ini..? Atau bukan dua-duanya..silakan bikin istilah sendiri.., LAZY CAT, mungkin..? Lazy Cat bisa angler (nyenyak tidur) jam berapa pun meski sudah tidur 8 atau 10 jam dalam sehari semalam...Halahhh.., kalau itu sih benar-benar malazzzzzz ...Salam zzzzzzz ...

Carlin Spring,Arlington, Virginia
Dian Nugraheni,

Tuesday, February 23, 2010

SosioRantau: BEDBUGS

Satu lagi yang cukup mengejutkan, ada di Amerika.., BEDBUGS...

Mari kita tengok si Bedbugs ini..
Termasuk jenis insekta, serangga, yang biasanya, ikut tinggal di rumah kita alias numpang, dan parasit. Bentuknya kecil, cukup sulit untuk ditangkap, termasuk dalam famili Cimicidae. Warnanya dari putih kekuningan, coklat, coklat kehitaman, sampai tampak benar-benar hitam. Merayap, tak bersayap, dan makanannya adalah darah manusia, atau darah hewan.

Bedbugs menggigit, dan menghisap darah manusia atau hewan, biasanya ketika kedua jenis makhluk ini tertidur. Namun, disebutkan pula bahwa Bedbugs " is not strictly nocturnal", bukan benar-benar hewan "malam". Maksudnya di sini, Bedbugs tuh bukan cuma malam hari tok dia beroperasi gigit-gigit korbannya, pagi pun, siang pun, kapan saja dia punya kesempatan, maka dia akan beraksi.

Dijuluki Bedbugs, referensinya adalah dari kata Bed yang kurang lebih berarti tempat untuk tidur, seperti ranjang, kasur, sampai kursi, sofa, tempat kita leyeh-leyeh melepas penat, dan Bug(s) yang kurang lebih berarti kutu.

Begitulah.., si Bedbugs ini, tinggalnya, habitatnya, adalah di tempat-tempat, di mana biasanya manusia terlena, terkantuk-kantuk, ngliyep, tidur.

Ya, dia suka sekali berada di lipatan, dan di sela-sela yang sempit! Maksudnya, binatang kecil ini hidup di kasur, baik kasur kapuk, maupun kasur per. Di mana di situ ada tempat bersembunyi, seperti lipatan jahitan yang cuma 3 milimeterpun, boleh jadi sudah bisa bikin Bedbugs ini nyaman ngumpet, "menikah", bertelur, momong anak-anaknya yang kemriyek, dan tentu saja bergerilya ketika tempat tidur ini ditiduri pemiliknya.

Juga di kursi, sofa, yang terbuat dari kulit asli, kulit sintetis, kain kanvas, kain bukan kanvas..., apa pun, judulnya kalau ada lipatannya, atau sela-sela sambungan kayu, maka itu semua adalah tempat yang cocok untuk Bedbugs bersarang.

Sudah terbayang belum tentang si Bedbugs ini..? Wha..wha..wha.., jangan dibikin susah, karena Bedbugs ini, di Indonesia pun bejibun juga, di kenal dengan nama "Tinggi". Belum mudeng juga..? Yahh, selamat deh, berarti, di Indonesia, anda termasuk orang yang gak kenal sama si Tinggi ini.

Mengganggukah..? Jelaslah, namanya juga parasit. Ngekos kagak bayar, masih nggigitin yang punya rumah pula.

Kalau pun ada manis-manisnya, dia tidak terlalu dituduh sebagai perantara penyakit lain. Sama-sama insekta penghisap darah, kalau dibandingkan dengan nyamuk, ya masih sangat berbahaya si Nyamuk. Sudah jamak kan, yang namanya nyamuk itu ada yang bertugas sebagai perantara sakit Malaria, Demam Berdarah, Cikungunya...

Mungkin yang menjadi keberatan utama dari adanya si Bedbugs adalah, jelas kalau nggigit, darah kita berkurang beberapa tetes, bekas gigitan rasanya sangat gatal, dan kalau ketemu Bedbugs yang baru gigit kita tuh, biasanya langsung kita "pithes", dibunuh dengan cara dipencet,,huuhh, selain bercak darah, juga baunya.., ampunnn deh.., sungguh gak enak. Dan tentu saja, kasur, sofa, kursi yang sudah menjadi sarang Bedbugs, akan tampak jorok, kotor, dan menjijikkan karena banyak bercak warna coklat kehitaman, mungkin kotoran dia..

Kalau memang tetep mau disalahkan, mungkin akibat dari gigitan yang meninggalkan rasa gatal ini, si Korban akan terus garuk-garuk, jadi luka lecet, dan bagi orang-orang dengan kulit sensitif, mungkin akan meninggalkan luka bekas lecet. Tapi maksudnya, ini adalah akibat terusan dari menggaruk, bukan akibat murni "racun" sengatan si Bedbugs.

Mau tahu sejarah si Bedbugs..? Panjang..,
Sejarah yang panjang itu bisa disingkat, begini.., bahwa orang Eropa sudah mengenal Bedbugs kira-kira mulai abad ke 11. Perkara asalnya, place of origin-nya dari Eropakah..? Tidak ditegaskan demikian. Hanya disebutkan bahwa PEMBAWAnya adalah orang-orang Eropa yang pada saat itu mulai berpindah ke Amerika.

Berita lainnya, disebutkan bahwa pada tahun 1726, Bedbugs ini sudah dikenal di Jamaica. kemudian "dibawa" oleh orang-orang secara tidak sengaja ke berbagai penjuru tempat seantero Amerika.

Bagaimana sih yang disebut "dibawa secara tidak sengaja"...? Sangat mudah, biasanya si Bedbugs terbawa orang-orang dalam tas-tas dan barang-barang yang dibawanya, dan ketika si pembawa tas singgah di tempat-tempat umum, si Bedbugs ini pun ikut "landing", say goodbye pada si Pembawa.., dan dia menemukan daerah baru untu menyebarkan koloninya..hoa..hoa...

Seberapa heboh sih soal Bedbugs di Amerika..?
Heboh juga kok, dan harap dicatat, kehebohan ini bukan hanya melanda rumah tangga perseorangan, tapi juga hotel, rumah sakit, dan sekolah.

Banyak turis di New York, mengeluhkan kasur ada Bedbugsnya, padahal bukan hotel jorok yang murahan, pasien rumah sakit pun sama. Juga anak-anak sekolah bilang, di bangkunya ada binatang kecil yang menggigit dan meninggalkan rasa gatal.

Diceritakan juga di salah satu acara TV, seseorang yang akan melahirkan sedang merombak total kamarnya, membuang perabotan seperti kasur, sofa. Dan ketika ditanya, knapa dibuang..? Banyak Bedbugsnya..

Juga di apartemen tempatku, aku telusuri dari mana Bedbugs di kamar tidur, di ruang tamu ini berasal...

Tenang Boo .., kalau soal Bedbugs, si Tinggi berbau busuk ini, aku sudah kenal sejak lama. Naahhh, bener kan, pantas aja, wong lantai apartemen, atau kebanyakan rumah di Amerika, bukanlah keramik, tapi lapisan kayu.., dan antara sela-sela lantai kayu ini adalah salah satu tempat ideal untuk Bedbugs bersarang..

Hahh.., boleh saja bilang orang Amerika ni pinter-pinter..,tapi banyak juga hal-hal yang mereka ga paham.. Ya to.., orang yang pinter, kadang kalah dengan orang yang berpengalaman..

Trus gimana..
Ya, dieliminasi, dan dibasmi. Caranya, sela-sela lantai kayu, biasanya pada sisi-sisi terpinggir yang nyambung ke dinding, disemprot pakai pembasmi serangga secara berkala, bersihkan dengan sikat, kemudian dipel pake desinfektan, baru tutup sela-sela yang jelas jadi tempat bersarang dengan selotip, atau cairan lilin.

Atau disebutkan juga, secara tradisional, Bedbugs bisa dibasmi menggunakan minyak tanah, kamper, Tembakau, Canabis, bubuk Merica, dan masih banyak lagi..

He2.., lha kalau pake Tembakau, mungkin serangga ini hanya akan dapat efek "mabok" tembakau, alias bisa bangun lagi, kagak mati.

Kalau pake Canabis, ntar ditangkep polisi karena itu termasuk barang terlarang yang tidak bebas digunakan, ha..ha.., piye si..

Dari semua itu, kalau saja kita di Indonesia terserang Bedbugs alias Tinggi, mudah saja membasminya.., tinggal keluarkan perabotan yang terinfeksi Bedbugs, jemur di terik matahari, maka si Bedbugs akan kepanasan dan keluar dari lipatan kasur, bersihkan sarang-sarangnya dengan menggunakan sikat, dan semprotkan pembasmi serangga, atau olesi dengan "Obat Tinggi" yang bisa kita temukan di Abang-abang penjual obat di pasar tradisional.

Apa komposisi Obat Tinggi yang di jual di pasar tradisonal ini, aku gak tahu pasti, tapi yang jelas ada bau kamper, ada bau belerang, dan mungkin juga minyak tanah. Tapi bahan-bahan itu memang cukup ampuh membunuh Bedbugs dan "melayukan" telur-telur yang belum menetas. Lakukan hal ini seminggu sekali, kira-kira 4 kali pembantaian, maka terbebaslah dari Bedbugs ...Sedangkan perabotan dari kayu, harus dicuci pake sabun cuci, disikat, kalau perlu, dicat ulang, selesai.

Kalau di Amerika, perabotan kena Bedbugs, ya dibuang..meski "body'nya masih bagus.. Buangnya pun "mengendap-endap", karena kalau ketahuan orang dan dilaporkan, buang sampah barang gede begini akan kena denda $60...ha..ha.., aya-aya wae kan..

Masalahnya juga, di Amerika, siapa yang mau "mepe", menjemur kasur dan sofa..? Mana mataharinya, kalau terang pun belum tentu terasa membakar karena kalah dengan dinginnya angin utara. Dan yang lebih gawat, tetangga akan komplain, polisi datang... "Excuse me, Ma'am, anda dikomplain tetangga anda gara-gara jemur kasur di depan apartemen.., mengganggu pemandangan.."

Nah..lho..Mbuh ahh.. Cepek dehh..



North Carlin Springs, Virginia
Dian Nugraheni

Wednesday, February 17, 2010

EduRantau: SETIAP HARI adalah PERAYAAN ...

Adakah yang punya pengalaman, anak-anaknya mogok gak mau berangkat sekolah..? Kenapa ya..? Mungkin, jawabnya kurang lebih adalah, anak merasa tidak senang di sekolah..

Tidak senangnya karena apa..? Banyak .., ada yang gak siap ulangan hari ini, ada yang takut dinakalin teman lain, ada yang sedang gak enak badan, tapi orang tuanya belum ngeh kalau anak mulai masuk angin, atau..yahh, berbagai hal yang tidak membuat Anak merasa senang..

Bagaimana sih membuat anak merasa senang di sekolah..?Dari segi "kesiapan" anak, tentu kita sebagai orang tua sudah paham, bagaimana membuat anak-anak siap berangkat ke sekolah.., dari jumlah jam tidur yang cukup, sudah mengerjakan semua tugas sekolah, sudah belajar untuk ulangan, bangun pagi, mandi, sarapan, baju seragam yang bersih dan nyaman, dan tentu saja anak dalam keadaan sehat wal afiat,..sudah deh..anak siap menjalani harinya di sekolah..

Tapi, dari pihak sekolah, bagaimana ya.., apakah mereka juga mempersiapkan hal-hal yang membuat anak-anak merasa senang dan merasa selalu pengen kembali ke sekolah esok harinya..?

Atau jangan-jangan, aparat di sekolah (baca: Bapak dan Ibu Guru), akan menyampaikan materi pelajaran dengan cara-cara yang begitu-begitu saja.., mungkin cara yang sama, sejak puluhan tahun lalu ketika sang Guru mulai mengajar..hmm..

Ada yang aku amati di SD anakku di sini, SD Barret, ternyata adalah SDnya kaum "Celebrities" yang "Expressive" dan "Real" alias "Nyata." Apa pun "dirayakan". Jangankan hari-hari besar bersejarah, yang sepele-sepele pun juga diselenggarakan, misalnya, "Hari Rias Rambut" maka anak-anak dan guru hari itu bebas mendandani rambutnya, gak tanggung-tanggung, bahkan seorang guru olah raga mengecat ungu semua rambutnya, lalu dijabrikkan ke atas, atau memakai wig warna warni, dikat pita-pita lucu,...bebaslah!

Atau, Hari Piyama, anak-anak dan guru semua menggunakan baju tidur ke sekolah.., Dan ketika itu, anakku gak pede mengenakan piyama ke sekolah, kebetulan pas dia memakai baju batik, dan teman-temannya bertanya, "apakah ini baju tidur di daerah asalmu..? he2..

Juga, hampir tiap hari, anakku membawa "sesuatu" untuk dibawa pulang. Kadang sebuah permen karet, kadang sebuah permen Loli, kadang sepotong brownies, secangkir kecil hot chocollate, kertas-kertas (yang katanya daftar hasil penjualan, alias main jual-jualan di kelas...), mainan yang dibuatnya sendiri dari clay, bahkan kalimat yang keluar dari mulut gurunya, yang ditujukan padanya.."tadi Miss Toussant bilang hmm, you look nice..", cuma gara-gara hari itu anakku pake rok, bukan celana panjang seperti biasanya, dan masih banyak lagi..

Dan ketika aku menjemputnya, ekspresi yang ditampakkan pertama kali adalah, berbinar-binar sambil menunjukkan apa yang didapatnya hari ini..

Pada penyampaian mata pelajaran di kelas, juga demikian. Misalnya, Matematika, pelajaran menghitung uang, maka anak-anak diminta membawa uang pecahan satu penny (1 cent), nickel (5 cent), dime (10 cent) dan quarter (25 cent). Uang itu akan digunakan untuk membantu anak-anak agar benar-benar mengenal mata uang, dan bagaimana menghitungnya.., bukan hanya kalimat di soal matematika..

Atau ketika anak-anak diminta membuat aneka bentuk binatang dari clay, kemudian mewarnainya..,aku pikir pelajaran Art, ternyata itu pelajaran sains alias IPA, sedang menerangkan mimicri, camouflage... Dan setelah betuk-bentuk hewan itu selesai diwarnai, sang Guru akan menerangkan hewan apa saja yang bisa bermimicri, atau yang bisa bercamouflage, dan bagaimana hal tersebut dilakukan beberapa hewan untuk menghindarkan diri dari sang Predator..

Atau, pelajaran berenang 6 hari penuh di musim winter, buat apa sih, dingin-dingin gini gitu loh...Pelajaran itu diberikan oleh pihak NASA.., Survival? Emangnye Amrik sering banjir, atau bagaimana ya..? Ohh, ternyata, pelajaran berenang diberikan, selain untuk survival, adalah juga, "bahwa gerakan dalam berenang akan memudahkan kalian untuk bergerak di ruang hampa udara.."

Owalah.., dengan berenang, anak-anak diajak mengerti, bahwa "bergerak" di ruang hampa udara itu, mirip dengan gerakan ketika berenang. Ini pasti salah satu realisasi dari pelajaran OuterSpace yang kemaren dulu disaksikan di Planetarium..

Valentine Day ? Tentu tak terlewatkan begitu saja... Hare gene, siapalah yang akan mempersoalkan sejarah terjadinya Hari Valentine..? Bukan berarti melupakan sejarah, tapi, ternyata buanyaaaak buanget sejarah yang bersliweran mengenai lahirnya Valentine Day ini.. Cepek deh kalo harus menggali sejarahnya..

Di SD Barret, begitu masuk bulan Februari, koridor utama berubah dekorasi, semua serba Cupido bawa panah, serba hati, merah jambu, merah Rose, bunga-bunga..Hmm, itu yang bikin Mamah-Mamah wali murid dan guru-guru..

Anak-anak..? Ternyata karyanya lebih asyik.., bukan sekedar Cupido gendut, atau sekedar warna merah jambu bergambar hati, atau sekeping coklat berbentuk Love.., tapi jauh lebih dalam dari itu semua...

Perintah dari Bu Guru, "masing-masing anak, ambil sebuah buku di perpustakaan, dan temukan kalimat yang mengandung makna cinta dan kasih sayang, kemudian ungkapkan dalam bentuk gambar atau kalimat pada selembar kertas ..."

Apa yang ditemukan anak-anak dalam buku bacaannya itu ? Macam-macam, ada yang nggambar seorang anak lelaki dengan Ibunya, dan ditulis, "I love You, Mom.." Ada yang nggambar seorang anak perempuan dengan anjingnya, " You are my best friend, Pal..." Ada yang menggambar seorang anak yang picky eater alias pemilih makanan, alias sukar makan..ha2.., gambarnya, seorang anak menutup mulutnya, di depannya ada sebuah wortel, kemudian Ibunya menerangkan, "Wortel bervitamin, sangat baik untuk kesehatan, maka, sayangilah tubuhmu, makanlah wortel.."

Apa ya yang digambar anakku..? Ohh, seekor tikus bernama Henry, duduk di bangku sekolah dengan tampang murung, dengan seorang Guru Tikus sedang berdiri di dekatnya. Kata-katanya begini, "Jangan khawatir, Henry.., kamu akan merasa senang di sekolah..Jangan takut tidak bisa membaca, karena di sini banyak guru dan teman yang menyayangimu dan akan mengajarkan kamu membaca.."

Okay.., teman-teman, itulah sekilas hal-hal yang membuat anak-anakku ingin selalu kembali ke sekolah esok harinya..(status anak-anakku di Facebook selama libur emerjensi akibat badai salju : bete libur mlulu..!, padahal dulu di Indonesia, terus terang, aku kadang-kadang memberikan "ijin membolos" untuk anak-anakku, bila mereka sudah bilang, "Gak mau sekolah lah Mah..bosen, capek.., dan hal itu pun secara jujur aku sampaikan ke Ibu Guru di Indonesia dahulu, "Bu anak-anak hari ini ijin bolos, capek dan bosan katanya..")

Kalau begitu, biar anak-anak tidak bosan di sekolah, biar semuanya jadi lebih terasa bermakna, bisakah kita bantu menjadikan sekolah sebagai tempat di mana banyak perayaan (sesederhana apa pun bentuk perayaan itu), setiap hari adalah nyata, setiap hari anak-anak merasa senang, dihargai, menghargai, dan saling memperhatikan..

Semoga..Semoga...

North Carlin Spring,
Arlington, Virginia,

Dian Nugraheni,
Di sini tanggal 12 Februari 2010,
Badai Salju baru saja lewat, Tempatku tinggal bagaikan berada di mangkuk es raksasa...

Sunday, February 14, 2010

LensaRantau: Badai Salju di Bulan Februari

Foto by Janu Jolang


Taman George Washington di malam hari

Bangku taman dingin membeku

Salju menggelayuti ranting-ranting pohon


Aktifitas tetap jalan sehabis badai salju

Suasana perumahan sehabis badai salju

Jalan - jalan masih tertutup salju

Kreativitas bikin kepala raksasa dengan onggokan salju



































Thursday, January 21, 2010

PsikoRantau: HOARDER ...

Di Amerika, iklan obat sakit kepala, obat penghilang rasa sakit, obat flu,ataupun balsam penghilang pegal linu, bisa jadi ditawarkan dengan iklan yang berdurasi pendek, sangat ringkas. Ya, mungkin karena dianggap, semua orang tuh tahu, apa sakit kepala, apa migrain, apa sakit gigi, apa flu, apa pegal linu.., jadi ya pokoknya gue nawarin obat buat penyakit-penyakit itulah..gitu.

Lain lagi dengan iklan obat "stress", wow.., durasinya bisa 4 atau 5 kalinya iklan obat sakit kepala dan kawan-kawan tadi. (Di sini, aku sebut saja stress, gitu ya, yang secara awam akan dibayangkan sebagai suatu gangguan yang dialami seseorang akibat dari tekanan kejiwaan, dengan muacem-muacem tingkat "keparahannya"...)

Iklan obat stress, biasanya diawali dengan ilustrasi, seseorang yang dengan sangat ekspresif (kelihatan sedih, lemah, tatapan mata kososng...) menceritakan tentang bagaimana dia TIDAK MAMPU mengatasi persoalan hidupnya, hingga membuatnya "sakit". Trus ya, gitu deh, sampailah pada intinya, menawarkan obat stres merek A yang dikeluarkan dari pabrik obat X, gitu...

Habis itu, ada narasi yang menerangkan, secara "thirik-thirik" alias panjang lebar, tentang apa kandungan obat stress itu, cara kerjanya, dosis yang disarankan, efek samping, dan bila ada "kebimbangan" untuk mulai mengkonsumsinya, silakan konsultasikan pada dokter anda terlebih dahulu.

Ngemeng-ngemeng, sebanyak apa sih orang stress di Amerika..? Sama aja kale ya, dengan di Indonesia atau di negara mana pun di dunia. Di mana ada persoalan hidup, di mana orang tidak mampu mengatasi persoalan hidupnya, di situlah akan tumbuh bibit-bibit sakit pikiran alias stress, dan seterusnya.

Di Amerika, di mana banyak hal selalu mendapat perhatian dan perlakuan yang serius, apalagi hal itu sudah menimbulkan banyak masalah yang bisa membahayakan seseorang, keluarga, bahkan orang lain.., ya sudah, pasti dapat perhatian lebih.

Apa sih akibat dari stress itu? Wuahh, buanyak banget, dari yang hanya merugikan diri sendiri, sampai membahayakan banyak orang. Iya kalau cuma bunuh diri.., nah, yang paling menakutkan dan sudah sangat sering terjadi adalah, tiba-tiba si Stress ini datang ke suatu kerumunan, seperti perkantoran, sekolah, taman kota, dan secara brutal dar der dor nembakin orang.., ya banyak yang matilah mereka yang kena tembak..

Salah satu "kelanjutan" dari sakit pikiran alias stress, yang cukup banyak jumlahnya di Amerika adalah apa yang disebut HOARDING, dan pelakunya disebut kaum HOARDER.

Ini adalah sebuah syndrom, yang 'penampakan" dari luar adalah, seseorang ini mempunyai kebiasaan "nyusuh" (bahasa Jawa) yang artinya adalah kebiasaan menimbun barang-barang apa pun di dalam rumahnya, sampai-sampai rumahnya-asli deh..!- seperti TPA, alias Tempat Pembuangan Akhir sampah...

Bukan cuma itu, kadang dia juga memelihara pet yang beranak pinak, tanpa perlakuan yang selayaknya bagi petnya tersebut, seperti imunisasi, kebersihan kandangnya, kelayakan makanannya, dan lain-lain. Sebagai catatan, pet di Amerika, biasanya anjing atau kucing, bisa dibilang mendapat hak yang SAMA dengan manusia. Soal makanan, kesehatan, asuransi, kecantikan, gak boleh stress juga, maka harus diajak jalan-jalan, disekolahkan...he..he...

Kenapa sih bisa jadi Hoarder ...?

Sepanjang yang aku simpulkan, awalnya, si Hoarder ini adalah orang yang hidup secara lumrah, bersuami, atau beristri, punya anak, bekerja, dan seterusnya. Nah, setelah dia mengalami suatu peristiwa yang menekan pikirannya, maka, sedikit demi sedikit dia akan mengalami stress, depresi.., lengkap dengan timbulnya kecemasan yang luar biasa, khawatir yang luar biasa, panik, sakit kepala, putus asa..dan seterusnya..

Barang apa sih yang ditimbunnya...?
Whoalahhh..luar biasa deh, dari kaleng Pepsi, sandal jebol, buku-buku yang sudah bulukan, bungkus permen, boneka butut, pakaian yang wuakeh buanget alias buanyak banget, sampai barang macam kamera, radio lawas, barang-barang kristal, dan lain-lain.., hingga tak satu inchi dari rumahnya ini ada tempat luang. Jadi kalau dia orang mau masuk rumah, ya loncat jendela,dan langsung landing di barang-barang simpanannya itu.

Siapa saja yang bisa jadi Hoarder..?
Siapa pun, usia berapa pun, termasuk anak-anak, jenis kelamin apa pun...

Trus, memang kenapa kalau orang jadi Hoarder?
Bahaya lah.., banyak bahayanya. Tentu saja judulnya adalah TIDAK SEHAT. Gimana mau sehat, lha wong rumahnya aja bagaikan timbunan barang-barang sampah, yang banyak kemungkinan juga ada yang membusuk, kotoran hewan, sisa makanan, toilet yang wuampunnn deh.., dapur yang acakadut...

Debu, adalah yang utama, bisa menimbulkan masalah pernafasan, alergi, hingga sakit kepala. Bahkan katanya pernah terjadi, di mana akhirnya, anaknya si Hoarder ini, meninggal gara-gara kejatuhan box yang ditumpuk secara asal-asalan oleh ibunya..

Bahaya lain lagi..? Ya tentu saja rawan terjadi kebakaran.., gimana coba kalau tiba-tiba terjadi korsleting listrik di dapurnya, gitu.. dan kalau terjadi kebakaran, tentu saja bukan cuma membahayakan si Hoarder, keluarganya, tapi juga para tetangganya..

Apa kata ahli jiwa mengenai syndrom ini?
Ini adalah "common illness in America". Ini mungkin adalah bentuk dari Obsessive Compulsive Disorder (OCD). Ini bukanlah kemalasan, tapi memang sebuah gangguan kejiwaan, yang gak akan sembuh, kecuali dia diberi perlakuan atau di terapi.

Jalan keluarnya, gimana..?
Nah, orang yang kayak gini, kan biasanya, selanjutnya akan ditinggalkan oleh suaminya, atau oleh istrinya. Dan bila dia punya anak, maka, anak-anaknya ini akan diurus oleh pemerintah. Bila memungkinkan, anak-anak akan diikutkan Bapaknya, bila Ibunya yang Hoarder, atau sebaliknya.., atau di"pelihara" oleh negara.

Sudah gitu, tetangga yang terganggu atas kebiasaan si Hoarder, biasanya akan melapor ke biro terkait. Dan di Amerika banyak voluntir yang akan benar-benar menolong si Hoarder ini.

Bagaimana menolongnya..?
Ingatlah bahwa Hoarder adalah orang "sakit". Maka penyelesaiannya pun mengikutsertakan pihak-pihak yang berkompeten, seperti Dokter, Ahli Jiwa, dan bila punya, tentu saja keluarganya.

Biasanya si Hoarder akan dimotivasi, misalnya, "kamu mau gak, anak-anakmu pulang bersamamu.., tapi kan rumah ini ga sehat buat anak-anak.., bagaimana kalau kita bereskan..?"

Dengan lembut.., dengan tetap menghargai harga diri si Sakit, tidak ada cemoohan atau hinaan, apalagi kasar..!

Trus kalau si Hoarder setuju, ketika mau beres-beres, si Hoarder "dimanjakan" bagikan raja atau ratu, dia akan duduk-duduk saja melihat para sukarelawan membersihkan rumahnya, tentu saja seorang Dokter akan selalu ada pada operasi pembersihan itu, karena di tengah proses pembersihan, biasanya si Hoarder akan "bereaksi" seperti menangis, mengamuk, bahkan mencoba bunuh diri ketika barang-barangnya dibuang.

Maka, juga akan ditanyakan, barang-barang apa saja yang tidak boleh di buang..? Ya, boleh sih, tapi jangan semua ga boleh dibuang ya..gitu.. Dan biasanya si Hoarder akan memili-milih barang yang gak boleh dibuang, yang secara umum, mungkin bisa dibilang tidak berharga, tapi, tentu saja sangat berharga bagi si Hoarder, misalnya, ada kenangan yang indah dari barang itu.

Aku pernah liat di Tv, si Hoarder rela membuang barang-barang kristalnya, tapi tak rela, dan tetap mempertahankan sekardus baju bayi ketika pertama kali dia punya anak, dan saat ini, usia anaknya sudah 25 tahun.., berarti baju-baju bayi itu pun usianya sudah 25 tahun juga, kan..he2..

Karena apa, karena jika kita "mencuri-curi" untuk membuang semua barangnya, ini malah akan memperparah "sakit" si Hoarder.

Pembersihan, akan dilanjutkan pengecatan, perbaikan yang diperlukan, dan tentu saja mengganti kasur dan perabotan, karena yang lama sudah amat sangat tidak layak digunakan..

Selanjutnya,janji akan dipenuhi, apa yang menjadi motivasinya semula akan dibuat nyata, misalnya, anak-anak akan datang ke rumahnya, kemudian menginap, kemudian mungkin menetap. Dan tentu saja, si Hoarder tidak cukup hanya dibersihkan rumahnya, diganti perabotnya, tapi akan terus dipantau, diterapi, dan mungkin juga dipadu dengan pengobatan medis lainnya, sampai dia dinyatakan "normal" kembali..

Sebuah pengakuan dari bekas Hoarder yang aku ingat, dia bilang gini, "Padaku, masih tetap ada kecenderungan untuk mengumpulkan barang-barang, tapi aku selalu berusaha keras, dan berpikir bahwa itu, tidak perlu..."

Ngik..ngok..! Nah, kalau dia sudah bisa bilang gitu, berarti dia sudah waras..he2..gud luck, selamat meneruskan hidup, dengan harapan yang terus berkembang lebih positif, menggunakan tenaga dan waktu untuk hal-hal yang lebih berarti.., dan jangan lupa, jagalah jiwamu untuk tetap "sehat..."

Okay..kawan-kawan.., sekarang saatnya kita bertanya pada diri sendiri, apakah kita berbakat jadi Hoarder..?

Wakakak deh.., maka sadarilah sejak dini, jangan sampai penyakit berlanjut, baru hubungi dokter.., bisa telat penanganannya...Bcanda..bcanda..!

Tapi yang jelas, mohon kesadaran dan kepedulian kita semua, bila di sekitar kita ada orang yang nampaknya stress, segeralah, sebisa mungkin ditolong, karena, dalam banyak kasus, orang stress tidak bisa "menolong dirinya sendiri.." harus dengan bantuan dari pihak lain.

Dengan membantu orang yang seperti itu, maka, sama saja, anda telah menolong menyelamatkan jiwa seseorang, dan jiwa-jiwa lain yang terkait (misalnya, keluarganya..).Kurang lebihnya mohon maap.., Aye pan bukan ahli jiwe yah.., cume pengen cerite-cerite aje.., kritik dan saran Aye nantikan secare terbuke..

North Carlin Spring,Arlington, Virginia,
Dian Nugraheni,Jam 6.38 sore, hari Minggu, tanggal 3 Januari 2010
Minus enam derajat skala Celcius.., mesin pemanas di ruangan pun, cuma berhasil menyejukkan, bukan menghangatkan, apalagi memanaskan ruangan..brrr..huihhhhihh...

HumoRantau: KELUAR DARI PEKERJAAN

Seorang ibu muda yg punya kerjaan dobel mengeluh pada temannya, ia ingin melepas pekerjaan sampingannya yang ternyata amat menyita waktu, pikiran, tenaga dan ingin fokus pada pekerjaan utamanya saja. Temannya kaget ketika tahu bahwa Pekerjaan Utama si ibu muda itu: FACEBOOK-an Dan Pekerjaan Sampingannya: Mengurus anak & suami (by Janu Jolang)

Monday, January 11, 2010

HumoRantau: Kutunggu Duda-mu

Di jalur Pantura sebuah truck Pasir menyalibku. Kulihat di bak belakang ada tulisan berbunyi "KUTUNGGU DUDA MU", dengan gambar seorang laki-laki berwajah tampan. Aku penasaran, barangkali supirnya wanita cantik. Lantas kukebut mobil dan berusaha menyalipnya. Setelah kutengok ternyata supirnya laki-laki 'melambai' berdandan genit sambil teriak: Sepoooong mas ...!!!
(by Janu Jolang)

Friday, January 1, 2010

KultuRantau: TUTUP.., DAN BUKA...

Hingar bingar tiup terompat di jalanan, konvoi bersepeda motor dan than thin than thin layaknya "juragan klakson".., he2...

Pesta malam, menjelang jam 00.00, bakar ayam, bakar singkong, dan sebagainya..Nyalakan kembang api..byarr..byarr..byar.., horeee.. Ga boleh..? Bo...lehhh...

Ada yang bikin janji dalam hati, apa yang akan dilakukan mulai tahun baru ini.., ada yang bikin rencana hitam di atas putih untuk target ke depan..bla..bla..bla..

Ada juga orang-orang yang tenang-tenang saja, karena punya pendapat, tahun baru atau lama, sama saja, karena hari-hari berjalan dengan begitu saja. Maksudnya, bukan tak punya niat atau harapan, tapi, bagi orang-orang seperti ini, yang ada adalah niat baik tiap saat, mengisi detik-detik waktu dengan sewajarnya, mensyukuri, dan menyadari akan arti mempertanggungjawabkan dari semua yang dijalaninya.. Boleh juga kan..

Ada beberapa hal yang aku tandai dengan datangnya tahun 2010 di Amerika ini. Kabarnya, mulai tahun 2010 ini, negara bagian California mempelopori untuk MELARANG penggunaan bahan-bahan makanan transfat di restoran-restoran.. What...?!!

Halow, teman-teman ahli gizi dan nutrisi, tolong koreksi bila ini tidak tepat ya.., makasih sebelumnya... Ini aku terangkan secara "bodo" aja ya, jadi bukan keterangan yang terlalu ilmiah.. (guenya yang gak nyandak..he2..). Jadi, transfat terjadi karena ada proses pengolahan bahan makanan, melalui proses hidroginasi, atau gampangnya, mengikutsertakan rantai proses makanan secara kimiawi, yang membuat bahan-bahan makanan itu berubah bentuk atau wujud, rasa, dan kadang juga merubah fungsi.

Misalnya, vegetable oil, diproses menjadi bentuk "padat", macam margarin, gitu.., Nah, kalau sudah jadi margarin, mungkin rasanya akan jadi salty alias ada rasa asin, bentuknya juga tidak cair, dan secara fungsional, sepanjang yang aku tahu, margarin bisa membantu membentuk tekstur makanan tertentu menjadi lebih lembut, misalnya bila digunakan untuk membuat cookies, kukies..alias kue kering.., donat, dan tentu saja cake...

Atau, mentega putih, yang biasa kita miksing dengan gula halus atau sirup gula, pewarna dan lain-lain, jadi krem untuk penghias kue tar itu lho...Kalau bentuknya masih oil, minyak, cair.., kan ga bisa ya buat bikin hiasan kue tar gitu..

Tapiiii..., tapiiiii, ya itu tadi.., bahan makanan yang sudah melalui proses pengolahan sehingga berubah bentuk atau wujud, rasa, dan kadang juga fungsinya itu, ternyata, merekalah yang dituduh sebagai pemicu naiknya kandungan LDL alias Lemak Buruk dalam darah. Akibatnya ya "kolesterol tinggi", jantung coroner..bla-bla-bla..

Dan bicara tentang minyak (goreng), sepanjang yang aku baca, ternyata lagi.., yang mengandung lemak buruk adalah minyak yang berasal dari kelapa, alias coconut oil, minyak sawit alias palm oil. Sedangkan bahan makanan lain, adalah daging-daging yang berlemak dan keju. (Jadi terjawab kan, kenapa cuma makan gorengan, banyak orang mengeluh, ternyata kolesterolnya "naik"..).

Bahkan dalam sebuah brosur tentang makan sehat, disarankan, gantilah keju dengan beberapa iris avocado alias alpukat (di sini alpukat dihaluskan untuk dressing atau saus sandwich, saus salad, atau diiris untuk dimasukkan dalam roti isi, Sushi, dan lain-lain.., mereka akan terperangah melihat kita blender alpukat untuk dibuat jus, yang ditambah gula dan susu tuh..he2..).

Bila kita mengabaikan soal kandungan zat-zat penyebab naiknya LDL itu, sebenarnya, untuk pelaku kuliner, bahan makanan transfat ini banyak membantu mereka untuk bisa membuat tampilan makanan menjadi lebih cantik, dan lebih nikmat.

Tapi karena negara bagian California, memandang hal tersebut sebagai pemicu utama naiknya prosentase orang kena penyakit, terutama, jantung koroner, maka, dilaranglah restoran menggunakan bahan makanan ini..

Orang di Amerika gak akan klabakan mencari bahan-bahan makanan yang "zero fat" atau bahan makanan "organik". Yang jadi masalah adalah, bagaimana mempertahankan tampilan dan rasa makanan restoran yang "zero fat" tapi tampak dan terasa sebagai makanan yang "full fat"..he2..Syusyah kayaknya...

Tapi lagi, ini negara sungguh ketat, bila memang sudah ada aturannya, jangan coba-coba melanggar, karena akan selalu ada yang namanya inspeksi mendadak dari biro terkait, dan bila restoran yang bersangkutan melanggar, akan diberi peringatan, ditutup sementara, atau bahkan dibreidel alias ditutup paksa...

Sedangkan di DC, Washington, kabarnya, mulai tahun 2010 ini, mereka bukan cuma meminimalkan penggunaan kertas-mungkin ini sudah jamak, umum, udah program jadul- tapi akan memulai untuk meminimalkan penggunaan plastik (kresek), sebagai pembungkus belanjaan.

Jadi nantinya, groseri tidak akan kasih kita plastik, kecuali kita minta, dan bayar 5 cent per plastiknya. So.., siap-siap saja, bawa tas sendiri kalau kita akan belanja bulanan, atau kalau perlu, bawa karung goni..he2..gak lah ya.., karung goninya juga dah berat..

Mungkin teman-teman bayangkan, Amerika negara "bebas'.., he2.., yang bebas adalah, bebas berpikir, mengeluarkan pendapat, berkarya, bla-bla-blaTapi kalau keseharian, buanyak aturan yang kuetatnya minta ampun.., tapi kok ya orang-orangnya taat..

Misalnya, jangan harap kita bisa merokok di restoran, di Food Court mall, meski mallnya luas, di dalam apartemen.., ga boleh, boo..!Kalau mau merokok, silakan cari ruang terbuka, maksudnya KELUAR DARI RUANGAN.., dan nongkrong atau berdiri di luar apartemen, di luar mall, di luar restoran..Lha kalo pas Winter gini..brrr.., he2.., mang enyak, cuma mau udud aja kok mesti ndrodog kedinginan.. kapok ra...

Ngemeng-ngemeng soal rokok nih, meski ada aja produsen rokok di sini, tapi TAK SATU PUN, ada iklan rokok, baik terang-terangan maupun tersirat. Di Indonesia, beberapa iklan rokok menyuguhkan tampilan alam Indonesia yang luar biasa indah dan cantik..sampai-sampai.., asli deh..,aku sering bingung, "jane iki ngiklanke opo to..".., sebenarnya ini ngiklanin apa to...Ohh, ternyata ngiklanin rokok..waduh.., cuma ngiklanin "tembakau gulung" aja, kok, (mestinya) mahal banget to bikin iklan ginian..huihh...

Sebaliknya, banyak iklan untuk berhenti merokok, lengkap dengan hotline servicenya, untuk secara nyata bersedia membantu orang-orang yang pengen berhenti merokok.

Yaa, di sini kaum perokok dianggap kaum yang "dipinggirkan" dengan cara-cara pelarangan seperti di atas. Dan kalau mau tau, boleh percaya boleh nggak, yang nampak gak tahan, dan bela-belain keluar ruangan untuk merokok adalah..., kaum perempuan, terutama kaum Black..

Hoa..hoa..hoa.., whatever, Selamat Tutup Tahun Lama, Selamat Buka Tahun Baru ya.., buat teman-teman semua, semoga di hari-hari mendatang, kita semua akan diberi banyak kemudahan untuk menjalani tahun 2010...amin..amin..amin..

North Carlin Spring
Arlington, Virginia,
Dian Nugraheni
Di sini jam 1.23 siang, ketika Indonesiaku sudah melepaskan tahun 2009, 1 jam 23 menit lalu..

 
Site Meter