Saturday, October 31, 2009

EduRantau: ITU ADALAH BENTUK DARI BULLYING ...

Wednesday, October 28, 2009 at 3:22pm
Dear Parents of Barrett Students, Our Traditional Halloween Parade is Friday, October 30, 2009We will assembly on the blacktop in the back of the school yard at 1:15p.m. We will be calling by grade level to line up starting with Pre-k through grade 5 if the weather is good. In the event of inclement weather we'll parade throughout the school.again, children can bring costumes in their backpacks to dress for the parade, but:* No weapons are allowed and no red dye as blood* Nothing that resembles a weapon - not a toy gun, sword, knife, bow and arrow, or harpoonIf you would like to participate in this event, please come and join us!Sincerely,Theresa D. Bratt, Principal




Halloween.., Halloween, apa maning kiye..,

Banyak cara orang bersenang-senang. Pesta Halloween, setahu aku, hubungannya dengan Pumpkin, Waluh, basa Jawane. Selain itu, kostum aneka ragam, lebih hebohnya lagi mungkin yang selama ini kita tahu, kostum-kostum yang scary.., menakut-nakutkan.. Kemudian, mereka yang berkostum akan berkeliling ke tetangga-tetangga, ntar dikasih permen, deh..


Yah, atau modifikasi lain dari acara ini, tergantung usia yang menyelenggarakan pesta juga, mungkin anak SD akan lain dengan anak SMP, SMA, orang tua, dan seterusnya.


Na, sudah sebulan ini, di Amerika, spanjang swalayan, toko, restoran, kedai.., semuaaa.., berdandan menyambut Halloween. Union Jack Bar, memasang 2 balon kucing hitam yang menyeramkan, yang bisa bergerak tengak tengok. Swalayan Hariss Teeter,memajang Pumpkin kecil-kecil yang sudah dilukis gambar aneka rupa, sebuah counter baju memasang boneka sawah (kalau di Indonesia, yang takut sama boneka sawah, ya burung-burung kecil pemakan padi, itupun kalau digoyang-goyangkan, kalau diem aja, burungnya ya EGP, Emang Gue Pikirin...).Oya, hampir semua berwarna orange Pumpkin dan hitam...




Ngeri di dunia anak-anak, mungkin ngeri yang mengundang degup jantung berpacu sedikit lebih cepat, dan kengerian ini, akan berubah menjadi kegembiraan, karena mereka menyadari, "ini cuma maen-maen kok, biar perayaan Halloween jadi tampak lebih hebat.., Huray..!" anak-anak bersorak.. sensasi yang didapatkan adalah rasa gembira bersama-sama.




Sebab aku menangkap, ada rasa ngeri yang sifatnya lebih tajam, keras, dan tentu saja, sensasi yang didapatkan adalah, salah satunya, trauma...dan seterusnya. Seperti apa ? Buanyak... Mari kita tengok hal-hal sederhana, tentang apa dan bagaimana, anak kita menerima rasa ngeri, dan akhirnya menyimpan trauma yang mendalam bagi mereka. Dan itu, seratus persen aku bilang, JANGAN TERJADI. Tolong, lindungi anak-anak di manapun mereka berada.




Anak-anakku, perempuan. Sejak kecil, bahkan ketika masih balita, ketika mereka aku dandani pakai rok, aku selalu kasih celana dobel untuk underwearnya. Maksudnya, setelah celana dalam, kasih lagi tu celana pendek. Buat apa? Ga sumuk, apa? Gak, tuh.., anak-anakku nyaman-nyaman aja, mungkin karena sudah dibiasakan sejak kecil.




Ya, buat apa celana dobel-dobel gitu? Buanyak, lho manfaatnya.., Salah satunya, melindungi paha dan pantat anak-anak dari debu, karena anak-anak kecil suka ndeprok sana ndeprok sini sesuka hati. Iya gak?Slain itu.., risih gak, ngliat anak perempuan, kecil pun, kelihatan celana dalamnya ketika memakai rok? Hei, lihat, mereka sudah sangat lucu dengan rok warna-warni, tapi ketika naik tangga mau prosotan, di taman atau sekolah TK, waduhh, pengantri lain yang dibawah tangga, bisa melihat dengan jelas, paha si anak, celana dalam si anak perempuan...Kalau pengantrinya cowok (meski kecil tetep disebut cowok, kan?)...Trus, dimalu-maluin dah, "Ehh, kliatan tu celana dalamnya..."




Hmm.., sayang sekali.., kasihan anak perempuan kita, keliatan dalemannya. Kasihan juga cowok kecil ini, sedikit banyak pasti terobsesi untuk "melihat lebih dalam".., sesuai kodrat. Apalagi, anak-anak kecil umumnya sudah tahu, bahwa alat kelamin antara anak perempuan dengan laki-laki, berbeda. Itu saja yang mereka tau, belum mengarah pada hal yang "saru". Tapi, pemikiran, "kok punyaku gak kayak punyamu.." itu yang memicu anak, dalam beberapa contoh kasus, terjadi peristiwa "cocok-cocokan", saling ingin menunjukkan" bahwa mereka "berbeda."




Pernah dengar kasus seperti itu, kan Bu, Pak? Tapi, tolong, jangan hardik mereka dengan kata-kata "keji", sebab mereka akan tambah bingung, alias ga nyandak, alias ga klop dengan tuduhan orang dewasa.. Bapak dan Ibu harus bisa menerangkan hal ini dengan lebih "keilmuan". Hal ini, sangat pantas diterangkan, karena ini memang fakta, mendasar, dan harus disadari sejak dini, bahwa "Aku ni siapa? Ohh, aku anak perempuan. Ohh, aku anak laki-laki.."




Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak sekaliyaaannn...,Itu tadi lho Bu, Pak.., hal-hal kecil yang nampaknya remeh, ternyata kok bisa berkembang menjadi hal besar yang cukup menakutkan...




Kasus ketika anakku TK, (heranku, kok ya di setiap angkatan di TK, selaluuu saja ada"regenerasi" yang jelek-jelek gini), anakku bilang, "Tadi Lani nangis." "Kenapa?" tanyaku spontan. "Roknya disingkap sama Akbar. Sebenere aku juga sih, tapi kan aku pake celana dua (anakku menyebut celana pendek dobelan sebagai celana dua), jadi ya gak kliatan dalamnya""Lha Adek marah gak, digituin sama Akbar ?" tanyaku lagi."Wo.., ya marahlah Mah.., aku kejar, aku omelin... Trus anak-anak perempuan bilang ke Bu Guru.." "Oke, gud job, my girl..kamu harus bilang bu Guru kalau ada yang saru" kataku.




(SARU ARTINYA -kurang lebih- TIDAK SOPAN YANG MENGARAH PADA PELECEHAN YANG BERBASIS JENDER! he2, bahasanya medeni bangets!)




Ada lagi ni, masih di Tk, namanya si Arya (he2, gak pake si, cuma Arya, gt..maap ya, Mamahe arya)..Kalau ke skul bawa mainan mlulu. mainannya juga serem-seremmmm, maksudnya, tiruan palu, tiruan pistol..ahh, sebutannya ga asyik, gini, palu-paluan, pistol-pistolan, pedang-pedangan..., nah, gitu-gitulah..Saat istirahat, dia akan berciat-ciat bak pendekar memecundangi teman-temannya, apalagi yang badannya lebih kecil...Yang aku liat kemudian, dia bagaikan Penguasa, Ketua Gang yang ditakuti, punya anak buah.., uhh, gile..gile.. Tentu saja beberapa temannya kadang menangis kena jatah "kekerasan" si Arya. Sampai-sampai, para ibu saling beradu mulut, saling marahan gara-gara soal anak-anak ini..Wuih, cepek dehhhh...




Lain hari, anakku yang lebih gede, kelas 3 SD waktu itu melaporkan dirinya padaku sepulang sekolah, "Mah, tadi Edo pukul-pukul pantat anak perempuan." Aku langsung nyolot, "Sapa aja?" "Ya, Nia, aku, Dea.." "Trus, Kakak bilang apa?" cecarku."Aku teriakain, aku marahin...""Doang ?" desakku lagi."Lha trus, mesti gmana? Edo kan memang nakal, Mah...""Bilang bu Guru atau pak Guru" jawabku tegas."Itu tidak baik, tidak sopan, pelecehan, dan seterusnya..!" "Ah, bu Guru dan pak Guru cuex aja kalo kita lapor...""Ohh, kalo gitu, besok Mamah temui Kepala Sekolah.Mamah harus diskusi.""Jangan Mah, ntar aku malu, dikira ngadu...""Ehh, mang kamu ngadu, dan itu hukumnya wajib. Dan Guru harus tahu, ini tidak boleh dibiarkan, ntar habis tepuk pantat, lain lagi yang dicolek laki-laki kecil itu. No Way alias kagak bisa Mamah diam. Ini bukan hanya buat kamu, tapi buat semua anak perempuan, dan kebaikan Edo sendiri. Santai, neng, Mamahmu kan 'hopeng' (akrab) sama Bapak Ibu Guru, ini bukan masalah adu mengadu, oke?". Anakku yang ini agak 'jaim' pengennya sok manis di depan siapa pun, bukan pengadu, dst..,huhh, sdikit keliru kaprah ni anak!(bukan salah, tapi keliru, ini bisa diperbaiki, dengan mengajari dan memberi pengertian lebih lanjut)




Kasus lain, aku dengar ada seorang Ibu yang tanpa basa basi, "mencabut" anaknya pindah sekolah. Pagi itu, dengan muka murka dia menemui Kepala sekolah, "Tolong tandatangani surat pindah anak saya!" Weishhh, ini mah perintah, bukan tolong. Ketika Kepsek mencoba bertanya apa dan bagaimana, si Ibu langsung teriak, "anak saya dipalakin temannya di sekolah, dan ga ada guru yang tahu? Lha panjenengan pada kemana hari-harinya?" Di sudut kelas 3, aku liat Dewi si 'TERTUDUH' pemalakan, nangis bombay. Ketika aku tanya, "knapa, sayang?" Sambil terisak, dia bilang "telponin Mamahku, aku dimarahin Mamahnya Ami..huu..." Ami,anak yang kabarnya dipalakin Dewi, dan Ibunya marah2 kepada Kepala sekolah, minta pindah.




Waduh, kok jadi main hakim sendiri gini jadinya? Ami kena palak Dewi. Ibunya Ami datang ke skul langsung nyari Dewi dan marah-marah (dengan muka kejam kale ya.., sampai si Dewi histeris gitu), dan nyabut anaknya pindah skul.Oo..lha piye to iki Bapak-bapak Ibu-ibu, itu namanya menyembuhkan luka lama dengan menimbulkan luka baru. Aminya merasa dibela, Dewinya merasa dianiaya..Buuu, ini di skullll, tolong dong, lapor dulu ke Bapak Ibu Guru.., jangan langsung marahin anak orang..Kagak bener ni...belum tentu juga kasusnya benar-benar nyata...




Ada lagi yang gak mau masuk sekolah, mogok, karena apaaaa? Karena bu Gurunya mengatakan sesuatu yang menyakitkan hati si anak. Lha bagaimanaaaaa?Yang ini ceritanya gini, sudah 3 kali berturutan, Afi telat masuk kelas. Bu Guru bertanya, "Rumahmu mana?" Afi menjawab, "Dukuhwaluh, Bu.." "Ohh, pantas telat terus, apa di sekitar Dukuhwaluh tidak ada sekolah? Kenapa harus sekolah jauh-jauh di sini?" cerca si Ibu Guru.Haa.., kok pertanyaannya gitu, bukan ditanya, "Kenapa 3 hari ini terlambat terus ?"... Pasti Afi tidak akan sakit hati, dan gak harus mogok sekolah.Lha trus pirwe kiye lah...Tenang Bu, Pak, jangan panik. Mari kita urai sedikit demi sedikit benang kusut ni, moga-moga berhasil.Gak sadar ya, bahwa sebenarnya, anak-anak yang demikian itu, sedikit banyak adalah buah dari kekurangwaspadaan kita. Dari tayangan televisi, banyak film-film, bahkan film kartun yang kerjaannya ciat-ciat melulu, tentu saja menggunakan pedang, tali laso, parang, panah, anak panah, pistol.., yaa.., semuanya mainan sih, tapi esensinya kan, berantem, kekerasan berperang, kekuatan, kalah menang, menimbulkan rasa berkuasa di satu pihak dan kelemahan, kekalahan, ketakutan, rasa tertekan, dan mengecilkan hati di pihak lain. Ingat, Bu, Pak, anak-anak adalah PEREKAM YANG HEBAT, Reaksi yang akan muncul kemudian di antara anak-anak antara lain adalah meniru adegan, menyakiti teman lain, timbulnya rasa dendam, pengen membalas. gak terima, dan, makin hari "kekerasan" yang timbul pada jiwa anak-anak, akan makin tinggi, tinggi, dan tinggi..Tanpa ingin bilang ini baik itu tidak baik-monggo lah, panjenengan bisa menilai sendiri- saya hanya ingin mengabarkan bahwa di Amerika yang film dewasanya sering dar der dor.., ternyata untuk anak-anak, mereka peduli sekali. Sangat peduli, bahwa anak-anak tidak boleh diajarkan pada kekerasan.Berkali-kali aku ke mal, sampai hari ini jarang sekali aku liat mainan macam pedang-pedangan, pistol-pistolan, panah, dan seterusnya.Tayangan kartun anak-anak, juga "manis" dan "mendidik" macam Dora si Explorer, Mickey Mouse Club yang mengajarkan bagaimana menggunakan mesin pembuat jus, bagaimana memanaskan roti untuk sarapan, bagaimana menyapu dedaunan di halaman, yah.., gitu2lah.Soal senjata mainan ini, juga pernah aku 'keluhkan' pada teman di Kunci D (Komunitas Cinta Drum Band), di Purwokerto, yang aktif melatih Marching Kids,(halo, Kakak Deni...), waktu itu aku bilang, "Kak, sayang ya, TK X itu musiknya bagus, kostumnya menarik, koreografi CG (Color Guard-penari dengan memainkan bendera dan dikombinasikan dengan alat-alat lain seperti tongkat, dan alat mainan yang lain) lumayan.., tapi kok pake senjata pedang.., hitam lagi.., sayang sekali..."Dan ternyata benar, meski permainannya bagus, TK ini malah menduduki peringkat terakhir di kelompoknya, ketika lomba waktu itu.. (Makasih Juri-juri, pasti anda person-person yang memahami psikologi anak...).Dan.., lihat undangan untuk Perayaan Halloween ini, perayaan yang scary-scary-an (maksudnya menakut-nakutkan, menyeram-nyeramkan).., ternyata GAK BOLEH PAKE SENJATA (MAINAN) MACAM PEDANG, PISTOL, SENAPAN, TRISULA ATAU TOMBAK BERMATA TIGA, PISAU, DAN WARNA MERAH SEOLAH-OLAH DARAH.. GAAAK BOOO-LEHHH. ITU NGERI YANG MENIMBULKAN IMAGINASI TENTANG KEKERASAN.....Trus pirwe kiye, bakul-bakul senjata mainan yang bahkan sering nongkrong di skul, ga boleh jualan ya? Toko-toko yang jual mainan, ga boleh majang senjata mainan juga? Trus tanyangan di TV.., sensor, boo! Satu lagi, aku ingat salah satu famili yang dengan bangganya "mempersenjatai" anak lakinya berusia 2 tahun dengan sebilah pedang mainan, di mana tiap saat anak tersebut diputarkan DVD kartun Ciat-ciat, kemudian si anak memperagakan ciat-ciat,.."We, Le, lha kowe kok wes pinter men lehe dadi pendekar..," dengan ketawa-ketawa bangga si Ibu dan Bapaknya mengomentari anak ini... Padahal, anak perempuan kecilku yang sudah berumur 7 tahun, langsung meledak tangisnya sambil pegangi dahinya, yang ternyata memerah dan benjol..."Mamah aku di sabet pedang, Huaa...huaa... (Hualah, Nduk..,Nduk, piye to tante dan pamanmu itu,wong bikin anak lain nangis kok malah bangga pada sabetan pedang anaknya... hii..hi...hi...)




North Carlin Spring,Arlington, Virginia,Dian,


Di sini jam 3.10 sore, hari Rabu, tanggal 28 Oktober 2009




Tulisan ini terinspirasi dari tulisan seorang teman di wall FaceBooknya, yang berbunyi :




1. Perlakuan buruk spt ditendang, dipukul,dipalak, ditampar, dijegal, dipermalukan, dihina, dicaci, disoraki,diancam & dilecehkan adalah bentuk dr BULLYING yg hampir sbagian besar terjadi di sekolah.Ortu harus tanggap bila beberapa hari anak tiba2 diam, murung,menutup diri & malas sekolah. Sudah banyak korban..jangan lagi terjadi pada kita..dan,




2. Lady Concelor di INTAKE CENTER, seorang Dokter yang memberi bimbingan dan konseling fisik pada kedua anak perempuanku.waktu itu beliau, sambil menyentuh pantat, dada, dan daerah kelamin anak-anak perempuanku, bilang, "Ini daerah privat, tak seorang pun boleh memegangnya. Bila suatu saat ada yang melakukannya pada kalian, maka kalian harus TERIAK, LARI MENJAUH DARI ORANG TERSEBUT, MENDEKAT KE ARAH GURU, ORANG TUA, POLISI...dst, untuk minta PERLINDUNGAN. Hal ini TERLARANG, tidak boleh dilakukan di negara ini, bahkan bila teman-temanmu membuat ini sebagai candaan atau lelucon... TIDAK BOLEHHHH!

Tuesday, October 27, 2009

EduRantau: United Nations Day...

All student are invited to wear typical outfit from another country where some of their ancestor came from to be part of the Parade.., begitu undangan yang aku terima, seminggu sebelum tanggal 23 Oktober 2009, dari SD Barret.

Beberapa hari yang lalu, juga sudah aku terima pemberitahuan, tentang Hispanic Heritage Musseum, intinya, anak-anak di SD Barrett akan menyelenggarakan in house musseum, bertempat di perpustakaan sekolah. Dan untuk menyelenggarakan musseum ini, anak-anak diminta untuk meminjamkan barang-barang yang berasal dari negaranya, atau negara-negara yang pernah dikunjungi, atau barang-barang yang merupakan oleh-oleh dari negara lain. Tuliskan apa nama subjeknya, tuliskan negara asalnya, dan tuliskan siapa pemiliknya.., demikian dicantumkan dalam pemberitahuan tersebut.

Walahh, ngerti gitu kemaren dulu aku bawa tu wayang kulit, tembikar, bla-bla-bla... Saking inginnya
berpartisipasi, akhirnya kutemukan secarik selendang batik, dan selembar kain songket. Cuma itu barang
etnik Indonesia yang aku bawa...

United Nations Day, benar-benar buta daku tentang sejarah Amerika...Tolooong..., aku mesti search di
Google, atau Wikipedia untuk tau apa dan bagaimana, siapa, kapan, dan mengapa, hingga Amerika menjadi negara yang kayak gini ini.., negara multi ras, negara multi bangsa.
Sebelum search tentang sejarah Amerika, aku ceritakan 'live' nya aja ya, acara tadi pagi. Tapi baiklah,
sebelumnya ada cerita-cerita yang mungkin ga pernah kalian bayangkan, tentang Amerika ini. Bener-bener, boo...negara terbuka dengan multi bangsa dan multi kemampuan!
Ingat ga, sekitar 30 tahun lalu (kalau lo pade usia sepantar gue, men, women, skitar 40an geto), ada tokoh kartun dari suku Indian, namanya Hiawata. Adik perempuannya yang berkucir dua di bahu, aku lupa namanya.

Tapi yang juga tidak aku lupa, bapaknya Hiawata, kalau ga salah ingat disebut Kepala Suku Perut Buncit, yang suka mengundang pesta Hisap Cangklong alias Hisap Pipa Perdamaian (tolong koreksi kalau daku salah ingat, ya...). Naah, itu dia, di SD Barret ni memang whuampuh, alias ampuh bangets...Jan, membuatku merasa hidup jadi lebih hidup karena banyak terkaget-kaget.

Jangan bayangkan di SD Barrett ni isinya 'bule'. Kalau dihitung, paling bulenya cuma 20%. Bule Inggris,
bule Jerman, bule Perancis, bule Swedia, dan yang kayak gitu-gitulah, yang secara awam, kita di Indonesia menyebutnya, bule.

Lha yang lain siapa? Yang lain adalah orang Mexico, Spanyol, sedikit Asia, seperti Vietnam, Jepang, Black, India,Indonesia, China.., dan yang spektakuler adalah...Puji Tuhan..., anakku sekolah bareng dengan orang-orang Indian, boo! What's an amazing... Setiap antar dan jemput skul, aku mlototin, mana kira-kira yang mirip Hiawata. Tapi, tanpa ingin bermaksud melecehkan, akan akau ceritakan.., tentang, ingatkah wahai kawan-kawan,dalam cerita Hiawata itu, disebutkan suku Perut Buncit, suku Pipi Tembam.., dan itu memang bukan rekaan. Secara genetik, orang-orang Indian ini memang berwajah seperti di gambar yang dikartunkan, ada yang berpipi tembam, ada yang berperut buncit, dan ada yang 'muka garis keras'. Penampilan mereka juga masih "Indian'(jangan bayangin pake baju kulit dan bulu-bulu atau coreng moreng di muka mereka...). Maksudnya, masih cukup sederhana dari cara pemilihan jenis kain yang dipakai untuk baju, sandal, sepatu, dan.., yang paling indah adalah cara mereka menggendong balita di punggung, masih memakai kain, seperti kain tenun yang hangat, sampai si balita ga kliatan sama sekali. Yang aku pikirkan cuma satu, apa bayinya ga susah nafas, ya...(Pas mau aku foto, mereka bilang, "no picture", sambil ketawa memperlihatkan gigi-gigi emasnya,ketika aku bilang, 'I love the way you caring your baby.., may I take your photo?'...Ah, si Ibu Indian ga mau difoto, ya sudah...lain kali aku mau jadi paparazi, tembak jarak jauh).

United Nations Day,a Celebration... (sejarahnya kapan-kapan aku tulis lagi, ya, sebagai 'catatan
kaki'..kaki yang panjaaang...).., jam 9 pagi aku datang kembali ke skul untuk dandani Alma memakai kostum Indonesia, seadanya, (Lo percaya ga, kebaya yang dipakai Alma ni adalah kebayaku waktu menikah! Summ..pahhh! dan skarang dipakai anakku yang kelas 3 SD.., lha mbiyen ki awakku sing kurus apa sekarang anakku yang kegemukan? Mbuh lah, tapi itu fakta...)
Di ruang perpustakaan, kira-kira 40 anak sudah siap dengan kostumnya (tidak semua anak memakai kostum hari ini, karena ini sifatnya permintaan untuk partisipasi, bukan paksaan, bukan harus), yang tidak memakai kostum, akan 'simpuh' di lantai sebagai penonton.
Di ruang teater yang tidak terlalu besar, anak-anak dengan kostum berparade, dan sampai stage, memperagakan "We speak many languages" dengan mengucapkan "salam" dalam berbagai bahasa..., whoa..., hebats...
(Aku gak iso nirokke kabeh to, pokoke ya ada yang ala Jepang, ala arab, ala India, ala Bolivia, ala
Salvador, ala Mexico, ala Spanyol, ala Cina, ala Indonesia, ala Mali...wuakeh.., bikin aku menangis..,
lihatlah, di manapun tempat di dunia ini, anak-anak, anak siapa pun, memang menakjubkan, miracle...).
"Hola, i'm from Mexico, Halo, i'm from..." bla-bla-bla, yang jelas tertangkap kupingku ya, "selamat Pagi,
saya dari Indonesia.." itu suara anakku, satu-satunya makhluk Indonesia di SD Barrett ini.

Acaranya sederhana, salah satu guru, Lady Narator (aku belum tau namanya), berpakaian seperti koboi
perempuan di Teksas, pidato begini, kurang lebih, "Halo, anak-anak semua, para guru, dan tamu yang hadir.., hari ini kita merayakan United Nations Day (terus terang aku ga pasti, sbenere perayaannya tu tanggal hari ini, 23 Oktober apa besok, 24 Oktober.., ga bgitu penting lah yauw). Kalian tahu, anak-anak, bahwa Amerika memang mengundang semua orang dari bangsa manapun, untuk tinggal dan hidup bersama di negeri ini. Lihatlah, kita memang berbeda, ada yang kurus, gemuk, rambut lurus, kriting, hitam, putih, kuning.., indah bukan karunia Tuhan ini? Bisakah kalian bayangkan, bila kita semua sama? Tak ada beda..., apa bagusnya? Yang penting kita di sini berpikir, bahwa perbedaan akan membawa warna hidup, bahwa meski kita berbeda, tapi dengan kebersamaan, kita akan kuat.., untuk berjuang demi anak-anak, agar lebih maju, lebih berkembang, dan tetap bahagia..." (Bagi aku, pidato ini huebats!).

Kemudian, diselingi dengan anak-anak nyanyi bersama, kadang karaoke, kadang dengan iringan musik, kadang dengan acapela, dipandu 2 guru, satu cowok dan satu cewek. Pastilah tidak semua anak bisa melafalkan syairnya, tapi kok nyanyian mereka, lagi-lagi membuatku menangis..., mereka pasti bernyanyi dengan jiwa dan hatinya..(ada yang syairnya gini, "Aku akan menjadi kawanmu, kapan pun, tak peduli, meski kaos kaki pinkmu bau, meski kau tak pernah sikat gigi...he2...)

Nah, ini lagi yang membuatku salut, di antara nyanyian yang didendangkan bersama oleh anak-anak, diputar video tentang True Story, 3 guru senior (aku juga belum hapal nama-nama mereka, maaf Mam, bukan ga hormat, bener -bener karena belum sempat gaul aja sama penjenengan sami...).
Masing-masing guru senior itu, menjadi narator bagi video True Storynya sendiri-sendiri. Dua orang di
antaranya,long-long time ago,adalah Imigran dari daerah di luar Amerika, yang sesuai jamannya, adalah
keluarga besar, 12 bersaudara, 6 bersaudara. Mereka, dengan bukan maksud menyombongkan diri, menceritakan, bagaimana sulitnya hidup waktu itu, tapi karena para orang tua mereka berpikiran maju, dibela-belain dah, kluarga besar itu pindah dari satu tempat ke tempat lain, dan akhirnya ke Amerika, untuk bisa belajar, dan sekolah lebih baik. Dan yang ke tiga, seorang guru asli Amerika, yang pada jamannya, Bapak dan Ibunya, mau ga mau harus ikut Wajib Militer...bla-bla-bla..., intinya mereka bertiga mempunyai kesadaran untuk berjuang dan terus belajar. Terakhir narasi, mereka, dengan bahasa yang hampir serupa, bilang, "Sekarang, aku di sini, di SD Barrett, dengan cinta dan hati, ingin mendampingi kalian berkembang jadi lebih maju..."

Whoah..., ini SD Barrett, ini di Amerika, tapi anak-anak ini, siswa-siswanya sangat menakjubkan, ada anak orang pas-pasan, ada anak yang homeless yang ga punya rumah, ada anak yang diberi gratisan smua fasilitasnya kayak anakku, ada anak-anak Indian yang benar-benar masih sangat sederhana..., tentu saja ini akan kalah hebat dengan sekolah-sekolah Internasional di Indonesia, dengan kurikulum ketat, dengan pengantar bahasa Inggris, dengan pengajar yang kebanyakan native alias orang asli dari negara bule..., pastilah kalah kita-kita ini, boo!

Tapi, lihatlah anak-anak ini, aku akan dan sangat percaya, KEMATANGAN EMOSIONAL mereka akan berkembang dengan baik, karena kurikulum di sini "njlimet", digodog dengan berbasis ilmu Psikologi. Ya Psikologi anak, keilmuan, pendidikan, dan seterusnya.., bukan hanya penyampaian ilmu murni. Singkat kata, sistem pembelajaran di SD ini sangat persuasif, merangsang kreatifitas, penghargaan terhadap orang lain yang demikian tinggi...

"Oke, anak-anak, waktunya istirahat", begitu kata Narator, ketika mengakhiri acara United Nations Day, satu-satu, anak-anak berjalan berbaris dengan santai, didampingi gurunya masing-masing. Setelah ganti kostum, anakku lari ke "backyard" menyusul guru dan teman-temannya, "Daahhh, Mamah, aku mau naik tangga tambang dan prosotan..." Wo, lha dirimu ki SD po Kindergarten, to, Nok? Kok masih pake prosotan, dan guru kelasnya mendampingi bahkan sampai ke backyard.., Lha kuwi salah satu nilai tambahnya, knapa anakku berani bilang, "Skolah di sini lebih enak..," bahkan sejak hari pertama mereka masuk sekolah.
Ternyata Amerika bilang, "Bocah ki yo tetep bocah, di mana aja, selain belajar, disiplin, kasih sayang, ..tentu saja, boo, mereka perlu, dan senang bermain!"

Nah..,lo... Halow, bapak ibu guru teman-teman ane..., what will you say about thissss? Heh..heh..heh..heh..
Salam Hiawata!!!

North Carlin Spring
Arlington, Virginia

Dian,
Di sini jam 9.38 malam, hari Jumat tanggal 23 Oktober 2009, musim Gugur

 
Site Meter