Tuesday, August 7, 2007

17-an di Wisma Indonesia - Tilden - Washington, DC


Suasana Panggung Gembira dalam rangka HUT RI ke 62



Neng .... ikutan Abang nDangdutan yuk!



Suasana ceria di Bazar HUT RI

Wednesday, May 9, 2007

FISH STILL ALIVE

Kepala sushi chef di restoran bernama Mr. Chong imigran asal Taiwan. Ia dipanggil dengan sebutan terhormat Seinsei yang dalam bahasa Jepang berarti master atau guru. Chong-san pandai berbahasa Jepang karena dia pernah tinggal dan bekerja di sebuah restoran Taiwan di kota Tokyo. Potongannya jangkung 190 cm, tubuhnya kurus, dan kalau bicara kuperhatikan mulutnya bersemangat mengeluarkan kata-kata dengan intonasi yang meledak-ledak. Kadang saking tak terkontrol sampai - sampai ludah 'muncrat' dari sela-sela giginya.

 Si Kurus adalah tipe orang yang serius dan tak bisa bercanda alias Garing. Barangkali didikan orangtuanya yang demikian keras dalam menanamkan nilai-nilai keluarga hingga membuat si jangkung sering melihat sesuatu hal dengan kaku, dan akhirnya sering terdengar menyakitkan telinga. Kalau si Marcus Yap pelayan asal Malaysia bilang dalam bahasa Melayu patah, si Jangkung ingin berperilaku dan bertindak sempurna dalam segala hal, “Dia mau 'face' bagus. Apa .. dia cakap selalu betol”. Barangkali si Chong san adalah tipikal orang-orang Taiwan yang sering bersuara keras, tak mengenal takut, dan merasa mereka adalah Bangsa China walau tersingkir dari China daratan.
Ya ... si Chef tipikal orang yang selalu "merasa" benar, kata Tuan Wang si delivery man -- musuh bebuyutannya di restoran. Ia selalu mengejek Chong-san seolah Raja-raja Tiongkok jaman dulu. Raja hanya punya dua aturan.
Aturan 1: Raja Selalu Benar.
Aturan 2: Andai Raja Salah; Maka Kembali ke Aturan 1.
Hal itu kuperhatikan ada benarnya juga. Pada suatu hari ketika si chef sedang memotong segluntung ikan Salmon Alaska 30 pound, "Aturan Raja"nya dipakai. 
Ketika pisau tajamnya itu sedang memisahkan bagian daging dari kulitnya, pegangan pisau itu meleset dan mengakibatkan daging salmon itu jatuh ke lantai. Chong san adalah seorang yang ahli dalam hal potong memotong ikan, sambil clingak clinguk ia memungut ikan salmon dari lantai dan bilang," Fish still alive .."
     Aku dan Lazaro yang berada di dekatnya tertawa. Bayangkan ikan yang sudah tak berdaya aja masih disuruh "bertanggung jawab" atas kelalaian dia dalam menggunakan pisau. "Ikannya masih hidup ... Jadi berontak ketika mau dipotong", yaaa itulah Aturan 1 seorang raja tak pernah berbuat kesalahan.

Wednesday, April 11, 2007

BERHENTI KIRIM UANG KE INDONESIA

Ya, aku kini menghentikan pengiriman uang ke Indonesia. Aku telah memberitahukan keadaanku ini kepada paman dan ibu. Semenjak pemerintah Amerika melakukan pengawasan ketat terhadap uang keluar - masuk, terutama uang yang dicurigai berkaitan dengan pembiayaan terorisme Al Qaeda, kami para imigran gelap jadi was-was. Bang Herdi yang punya usaha sampingan -- mentransfer uang para imigran gelap ke Indonesia sementara menghentikan usaha sampingannya.
      Jasa pengiriman uang Moneygram atau Western Union, (bagi imigran gelap) syaratnya sangat memberatkan, kita harus mencantumkan alamat rumah dan harus punya identitas diri entah itu paspor atau ID card. Dengan memberikan alamat dan identitas diri berarti sama saja memberitahukan keberadaan posisi kita di Amerika, sedangkan rumor yang lagi ramai antar teman-teman di apartemen Kampoeng Melajoe, pemerintah Amerika sedang gencar-gencarnya memburu para imigran gelap.

Ya, kondisi ini menyulitkan para imigran gelap. Uang gajian biasanya langsung kita kirim ke Indonesia dan kini tiba-tiba menumpuk. Tak ada tempat menyimpan uang yang aman seperti kalau kita punya akun di bank. Tak mungkin kita mau mengantongi uang kemanapun kita pergi. Terpaksalah (dengan perasaan was-was) kita menyimpan uang di tempat rahasia diantara barang-barang di apartemen. 
Jasa Pengiriman Uang ke Indonesia. Ya, ada seseorang bernama mbak Sinta yang menawarkan jasanya bisa mengirimkan uang ke Indonesia. Cara yang dipakai cukup unik walau agak riskan. Beberapa teman telah memakai jasanya. Prosesnya sederhana, si pengirim menyerahkan uang dollar yang akan dikirim. Lalu mbak Sinta menghubungi rekan bisnis (saudaranya) yang ada di Indonesia untuk mengirimkan sejumlah uang rupiah kepada keluarga si pengirim. Transaksi ini tak melibatkan perpindahan uang antar negara, uang yang dikirim si pengirim disimpan mbak Sinta di Amerika, rekan bisnis di Indonesialah yang mengeluarkan uang. Ya akhirnya kami menyebutnya "Bank Sinta"; jasa pengiriman uang dengan ongkos mahal, karena kurs nilai tukar yang dipakai selalu "dibuat" jauh di bawah pasar, disamping Bank Sinta juga ngecharge ongkos per $500 dolarnya lebih mahal, tak semurah Bang Herdi.

Saturday, March 3, 2007

CRYSTAL BALL MABUK BERAT

Dari pintu belakang restoran kulihat Crystal Ball bersandar di tembok dan meracau nggak karuan. Entah mabuk minuman keras atau ganja yang jelas dia mabuk berat. Dalam keadaan setengah sadar dia mulai meneriaki orang-orang yang akan menuju ke Omega Bar dengan sebutan Congo Army. Istilah itu sangat kasar bagi orang yang mendengarnya, istilah yang menggambarkan segerombolan orang-orang bersenjata di Kongo yang sering bikin teror, menggedor rumah-rumah, merampok serta (dapat dipastikan) memperkosa penghuninya dengan sadis.

Crystal Ball si trouble maker tak hanya sekali ini saja mabuk berat. Pada suatu malam ketika aku pulang kerja kulihat si Crystal Ball sedang menepuk-nepuk pantatnya dan mengacungkan jari tengahnya ke udara. Gerakannya seperti mengejek seseorang, dengan menepuk pantat dan mengacungkan jari tengah yang melambangkan bahasa "fuck my ass", tapi ia mengejek kepada siapa aku tak tahu. Barangkali kepada burung - burung atau makhluk UFO yang lewat.
Aku baru menyadari ketika tiba-tiba melintas sebuah helikopter dengan lampu sorotnya dan si Crystall Ball mengulangi gerakannya memamerkan pantat sambil menepuk-nepuk dan mengacungkan jari tengahnya, ternyata dia sedang mengejek helikopter polisi yang sedang patroli di udara. Aku tertawa melihat tingkah polahnya.
Lain waktu pada suatu malam Crystal Ball pernah membuat seorang gay mendapat masalah gara-gara melihat si Crystal Ball sedang tergeletak di trotoar dekat klub malam khusus gay. Beberapa orang yang lewat berhenti, mencoba mendekat dan membangunkannya. Si Crystal Ball tak bergeming, kerumunan orang makin banyak, saling berbicara dan kemudian salah satu gay itu menelpon 911.
Tak berapa lama datang sebuah mobil ambulan beserta truk pemadam kebakaran. Empat orang paramedis mendekat ke arah Crystal Ball yang tergeletak. Kerumunan orang makin banyak. Aku yang melihat kejadian itu menduga-duga barangkali si Crystal Ball mabuk hingga tak sadarkan diri, atau barangkali ia terkena serangan jantung. Kulihat paramedis memakai sarung tangan dan mulai memegang tubuh Crystal Ball, memeriksa denyut nadinya. Salah satu paramedis itu menggoyang-goyangkan tubuh Crystal Ball.
Tiba-tiba si Crystall Ball melek. Terjadi pembicaraan singkat antara mereka, dan tak lama ia bangun dan ngeloyor pergi. Kulihat ia tak mabuk, juga tak berkata-kata kasar seperti biasanya. Ia juga tak terlihat sakit. Mungkin ia hanya kelelahan saja dan tertidur pulas di pinggir jalan.
Paramedis yang melihat kejadian itu hanya geleng-geleng kepala sambil tersenyum kecut. Mereka lantas memberi kode kepada para pemadam kebakaran untuk bisa pergi meninggalkan tempat. Orang-orang yang berkerumun mulai membubarkan diri. Si gay yang tadi menelpon 911 kulihat sudah kabur entah kemana. Barangkali dia nggak mau kena urusan dengan "panggilan telpon palsu"nya.
Restoran mau tutup aku mulai membuang sampah. Kulihat Crystal Ball masih ada di belakang restoran, bersandar di dinding dalam kondisi mabuk berat. Yang bikin aku tercengang, dia tengah memelorotkan celananya dan kencing sambil berdiri. Sungguh sangat absurd.

Sunday, February 4, 2007

DIGREBEG FBI

Pagi-pagi jam tujuh Apartemen Kampoeng Melajoe geger. Dari lantai basement, Sony perantau asal Madura ditangkap di kamarnya. Proses penangkapan berlangsung cepat. Petugas yang mengaku dari FBI menggedor pintu. Empat orang penghuninya yang kesemua orang Indonesia terbangun.

Budi yang membuka pintu kaget ketika petugas menunjukkan lencananya. Mereka masuk dan menangkap Sony. Ia digelandang dengan tangan terborgol melewati lorong apartemen. Orang Indonesia yang berpapasan dengan Sony bertanya-tanya dalam hati. Setelah kejadian 911 semua yang berbau terorisme disikat habis. Pengawasan pada etnis Timur Tengah meningkat, juga yang beragama muslim dan juga para imigran gelap.
Aparat lantas naik ke lantai 5. Kamar Dony digrebeg, mereka lantas menanyai Dony. Ketika itu Dony sedang menjaga anaknya yang masih bayi, sedangkan istrinya sudah berangkat kerja. Paspor dan segala identitas diri Dony diperiksa. Petugas menanyakan sudah berapa lama tinggal di Amerika, tentang istrinya yang berjilbab, tentang anaknya, juga foto keluarga yang terpajang di ruang tamu. Tak berapa lama ketika Dony mau dibawa menolak dengan alasan tak ada yang menjaga bayinya yang masih mungil. Para petugas saling bisik-bisik rembugan dan setelah itu dengan alasan kemanusiaan penangkapan tertunda. Dony tetap boleh tinggal tapi nanti ketika istrinya sudah pulang proses pemeriksaan akan terus dilanjutkan.
Sony sudah berada di dalam mobil polisi yang terparkir di depan apartemen, ia bertanya-tanya dalam hati kenapa mobil polisi tak segera pergi, apalagi yang ditunggu? Ketika ia bertanya salahnya apa? Polisi tak mau menjelaskannya, nanti saja di kantor.
Setelah menunggu setengah jam mobil yang membawa Sony akhirnya berangkat. Sony menyadari ia ternyata dibawa ke kantor imigrasi bukan ke kantor polisi. Dia disuruh menunggu ketika polisi itu menemui petugas imigrasi. Lama ditunggu polisi yang membawanya tak tampak lagi. Kini Sony terkatung-katung di ruangan imigrasi selama berjam-jam.
Tak ada seorang petugas imigrasipun yang menanyai, ia dicuekin. Dan ketika ada seseorang petugas dan Sony menanyakan kepadanya -- si petugas itu tak tahu menahu kenapa Sony ditahan. Ia hanya bilang, "Someone gonna be with you."
Enam jam Sony dibiarkan terlantar dan akhirnya ada seorang petugas imigrasi yang mendatangi dan memprosesnya. Petugas imigrasi tak berbelit-belit, menanyakan paspor, form I-94 untuk ijin tinggal, alamat tinggal, dan tak berapa lama Sony dinyatakan "overstayed" alias melanggar batas ijin tinggal yang telah ditetapkan. Paspornya ditahan, Sony dilepas dan nanti beberapa minggu lagi akan dipanggil untuk hadir dalam sidang keimigrasian.
Malam itu Sony pulang ke Kampoeng Melajoe dengan gontai. Kami mendengarkan cerita Sony dengan seksama. Gosip yang beredar Sony dan Dony adalah korban salah tangkap. Usut punya usut petugas yang kata Budi dari FBI itu ternyata sedang memburu seorang buronan asal Indonesia bernama Dany yang melakukan tindak kejahatan Identity Theft, mencuri identitas pemilik Kartu Kredit dan digunakan untuk membeli barang-barang secara online. Oooh ... bahkan "detektif" Amerikapun masih bingung membedakan nama antara Dany, Sony, dan Dony.
Akhirnya tak pikir panjang keesokan harinya Sony langsung kabur ke New York, sedangkan Dony bersama istri dan anaknya malam itu juga langsung mengungsi ke rumah saudaranya di daerah pinggiran Maryland. Mereka tak pernah kembali lagi ke apartemen Kampoeng Melajoe.

Wednesday, January 10, 2007

CRYSTAL BALL

Wanita kulit hitam itu bernama Crystal, tapi karena kepalanya plontos mengkilat maka teman-temannya menambahkan Ball, jadilah ia bernama Crystal Ball alias Bola Kristal. Nama yang sangat indah.

Perkenalanku dengan Crystal Ball sungguh tak sengaja, waktu itu aku sedang duduk santai di undakan depan restoran dan tiba-tiba si Crystal Ball lewat di trotoar sambil marah-marah padaku. Ibarat angin topan yang datang tiba-tiba, dia meneriaki dan menuding-nuding aku dengan kata-kata kasar fucking bitch, tanpa ada sebab apa-apa.
Aku hanya celilian bengong sambil menggelengkan kepala. Orang-orang yang sedang lalu lalangpun ikut bertanya-tanya dalam hati mungkin aku bikin gara-gara sehingga si Crystal Ball marah kepadaku. Yaa sebuah awal perkenalan yang tak mengenakkan. Dan selanjutnya kalau aku bertemu dia aku memilih menghindar, biar tak kena maki-maki lagi di depan umum.
Tapi pada suatu hari dalam kondisi yang tak bisa kuhindari, aku berpapasan dengannya. Aku berusaha menyapa dia dengan ramah dan tak kuduga dia membalasnya dengan ramah bahkan lagaknya seolah bagai kawan lama, ia memanggilku dengan sebutan sweety alias si manis.
Kutawarkan sebatang rokok untuk mengusir canggung dan ia dengan gembira menyambutnya. Sambil basa-basi kutanyakan dimana dia tinggal dan dia menjawab tinggal di komunitas orang hitam di daerah South East, Washington DC. Tempat yang angker karena tingkat kejahatannya yang tinggi dan hampir tiap hari terdengar suara pistol menyalak, dan bisa dipastikan kabar penembakan itu lantas muncul di berita tv, seseorang terbunuh lagi hari ini di South East.
Dalam perbincangan selanjutnya Crystal Ball bercerita bahwa sesama orang hitam selalu ada rivalitas. Diapun tak ingin disamakan dengan orang hitam asal Afrika, ataupun dari Jamaika. Lantas ia mengaku bahwa dia setengahnya keturunan suku Indian. Kakek moyangnya adalah suku Cherokee yang hidup sepanjang Georgia-Carolina-Tennesse dan punya naluri berburu hebat. Gara-gara cerita tentang perburuan, si Crystal Ball berjanji kepadaku bahwa suatu saat dia akan menghadiahkan sebuah busur panah kebanggaan suku Cherokee-nya, dan memang benar dia kemudian menepati janji tapi sayang apa yang kubayangkan sebuah busur panah yang kekar dan bagus ternyata (dia sempat-sempatnya) merangkai sebuah busur panah dari ranting pohon dan di ujung keduanya disambungkan seutas tali. Dalam hatiku aku tertawa melihat hadiah dari dia, karena itu mah kerjaan anak SD bikin panah-panahan.
Tapi dengan senang hati pemberian itu aku terima. Dan Crystal Ball berjanji suatu saat ia akan membuatkan anak panahnya.
+++
Setiap bertemu Crystal Ball selalu mengeluh padaku tak punya uang. Kemudian ia merajuk dan minta uang kepadaku. Dan entah sudah berapa puluh kali jawabanku selalu sama, " I don't have money. I"m broke"
Lantas aku mengeluarkan bungkus rokok dari saku celanaku dan kutawarkan padanya. Ia menyambut gembira sambil mengambil sebatang dan aku menyalakannya. Masalah uang pun akhirnya lupa dan kita basa-basi ngobrol. Persahabatanku dengan Crystal ball dilihat teman kerjaku sangat aneh. Terutama oleh si Kepala Chef Mr. Chong, yang notabene benci banget dengan si hitam plontos itu. Suatu malam ketika Mr. Chong pulang kerja dia mendapati ban mobilnya robek ditusuk pisau di pelataran parkir. Mr Chong lantas menghubungkan kejadian itu dengan ulah si kepala plontos yang beberapa hari lalu diusirnya karena masuk restoran dalam kondisi mabuk dan teriak-teriak minta ketemu Mr. Tan pemilik restoran. 
Suatu hari Crystal ball sengaja datang menghampiriku di restoran dan tiba-tiba dari saku celana ia mengeluarkan duit 20an dollar dan memberikannya kepadaku. Aku kaget dan bertanya," What for?".
"This is for you .. Sweety ..."
" No ... No ..no .. I am fine", aku menolak dengan halus.
" Keep it ... Keep it sweety ... Jangan menolak pemberianku."
Sekali lagi aku menolak dengan halus sambil mengatakan bahwa aku masih ada sedikit uang untuk hidup. Tak kuduga Crystal Ball berubah marah atas penolakanku. Barangkali yang dia pahami, aku selalu bilang tak punya uang ketika ia meminta. Sekarang ia punya uang dan ingin berbagi tetapi aku menolaknya. Sambil ngomel-ngomel dengan suara keras ia memaksa aku untuk menerima uang pemberian itu. Sungguh sangat absurd berurusan dengan Crystal Ball. Akhirnya uang 20 dollar kuterima sambil aku mengucapkan terima kasih. Dia langsung ngeloyor pergi.
Chong san yang melihat kejadian itu memperingatkanku untuk waspada kalau-kalau uang itu hasil penjualan narkoba atau suatu saat aku bisa tersangkut masalah hukum karena pemberian uang itu terkait dengan sebuah jaringan pengedaran narkoba.

Wednesday, September 13, 2006

KAWAN DATANG DARI PHILADELPHIA

Hari ini kami kedatangan dua orang teman Asnawi dari Philadelphia, mereka bekerja di pabrik yang banyak terdapat di negara bagian Pennsylvania. Suka duka kerja di pabrik sungguh berbeda dengan kerja di restoran. Kebanyakan anak-anak Indo melamar lewat agen, atau direkomendasi temannya yang sudah bekerja di pabrik. Tomi menceritakan kepadaku bahwa agen Kenny sangat terkenal di kalangan orang-orang Indonesia yang mau bekerja di pabrik. Kenny menyediakan rumah gratis dan jemputan mobil bagi orang-orang yang bekerja lewat dia. Kenny punya koneksi ke pabrik-pabrik selama puluhan tahun, ia selalu mensuplai kebutuhan pekerja-pekerja lepas jika pabrik membutuhkan. Sering pabrik meningkatkan kapasitas produksinya ketika permintaan pasar meningkat, maka dengan mempekerjakan karyawan lepas tentu akan menghemat ongkos operasinya.

Dari bisnisnya Kenny bisa membeli beberapa rumah, mobil-mobil untuk antar jemput, dan bisa mempekerjakan saudara-saudaranya. Si juru bayar yang dipercayakan kepada adiknya membayar karyawan dengan cara yang sangat sederhana. Jika kita bekerja satu shift yang lamanya delapan jam maka Kenny akan membayar $50. Kalau dihitung, jatuhnya $5 sejam; jumlah yang cukup kecil kalau dibandingkan bekerja di restoran.
Tapi bagi anak-anak pabrik cara menghitungku dianggap salah. Bagi anak-anak yang masih muda dan kuat tenaganya, mereka bisa minta jadwal dua shift kerja alias 16 jam berturut-turut kepada Kenny. Biasanya mereka menyelesaikan shift pertama di pabrik A dan kemudian langsung diantar menuju pabrik B untuk meneruskan shift keduanya. Dengan mendapat $100 setelah bekerja 16 jam, mereka bisa beristirahat 8 jam. Keesokan harinya dilanjut bekerja dua shift lagi, baru setelah itu libur sehari. Dengan bekerja seperti itu, dua hari bekerja - sehari libur maka dalam seminggu mereka bisa mengantongi uang $500, dan sebulan bisa mengantungi $2000.
Kalau cara menghitungnya demikian maka aku yang bekerja di restoran tentu kalah penghasilannya, tapi kata Arif yang pernah bekerja di pabrik, cara gila-gilaan seperti itu bikin badan cepat rusak. Tubuh diforsir melebihi kemampuannya. Belum kalau mendapat pekerjaan yang tugasnya ngangkat-angkat palet atau mengangkat box masuk kontainer, atau dapat pekerjaan menata barang di gudang penyimpanan. Sungguh pekerjaan itu sangat menguras tenaga. Dan satu hal lagi, bekerja di pabrik tak bisa diandalkan keberlangsungannya. Kalau sedang ramai kita bisa dapat double shift tapi giliran sepi bisa-bisa hanya kebagian kerja dua shift seminggu.

 
Site Meter