DARI KOLOM TENTANG HUKUM DI TABLOID EXAMINER KUTEMUKAN BERITA INI:
COURT
WAUSAU,WIS.
Seorang wanita yang melihat gadis cilik usia 11 tahun sekarat, bersaksi di depan pengadilan bahwa ia shock melihat kondisi gadis cilik itu, tapi tak pernah menyarankan keluarganya untuk membawa ke dokter. Jennifer Peaslee bersaksi hari Rabu dalam persidangan ibu si gadis cilik, Leilani Neumann.
Neumann di dakwa melakukan 'second-degree reckless homicide' karena lebih mempercayai permohonan doa daripada membawa anaknya ke dokter. Medeline akhirnya meninggal pada 23 Maret 2008 karena diabetes akut.
Peaslee mengatakan Ia melihat Medeline pagi itu dalam kondisi parah tergeletak di kamar mandi. Gadis cilik itu mengatakan bahwa dia tahu orangtuanya tak akan membawanya ke dokter karena mereka percaya bahwa Tuhan akan menyembuhkannya.--AP (Dari Examiner 21 Mei 2009)
(Catatan: Aku tak habis mengerti motif apa yang membuat si ibu menerlantarkan anaknya hingga meninggal. Apakah Ia tidak mempercayai ilmu medis yang (barangkali) bisa menyembuhkan penyakit anaknya? Atau sebaliknya si ibu lebih percaya bahwa kuasa Tuhan di atas segala-galanya, dan akan menyembuhkan anaknya? Sungguh ironis mendengar keyakinan si ibu akan kemanjuran doa terhadap penyakit anaknya.
Kadang dalam diri seseorang, antara kehidupan spiritual dan kehidupan nyata bercampur aduk, jumbuh, dan susah menarik benang merah pertalian. Antara hubungan dirinya dengan Tuhan, hubungan dirinya dengan manusia lain, antara akhirat dan duniawi, antara yang gaib dan nyata, antara mukjizat dan kodrat alam.
Di Amerika hukum tidak bisa mengadili keyakinan seseorang. Entah Ia penganut faham Fatalis, sebuah doktrin filosofis yang mempercayai bahwa semua kejadian telah ditentukan sebelumnya, dan manusia tidak berdaya untuk merubahnya.
Atau dia penganut faham Atheis yang tidak mempercayai keberadaan Tuhan, sebaliknya dia lebih mempercayai Ilmu Pengetahuan - Teknologi.
Atau seseorang yang berkeyakinan bahwa Ilmu Pengetahuan - Teknologi merupakan salah satu hukum Tuhan (Walau kadang timbul kontroversi antara Tuhan dan Ilmu Pengetahuan - Teknologi, Mereka berusaha menarik benang merah antara keduanya). Tuhan mengajarkan manusia untuk belajar dari Alam Semesta. Dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari jahiliyah menuju berperadaban, dari sosok bocah kecil menjadi dewasa. Ada proses pencerahan di dalamnya. Tuhan tidak akan merubah nasib seseorang kalau dia tidak berusaha merubahnya.
Karena Amerika negara sekuler, semua produk hukumnya tidak mendasarkan pada hukum agama melainkan berdasar hukum positif, berdasarkan etika – etika kemanusiaan, hak azasi manusia, dan hak untuk hidup tanpa paksaan dan tekanan. Entah Ia beragama Kristen, Islam, Budha, atau Atheis, Agnostic, Ras Asia, Kaukasia, Afrika, Kaya, Miskin, Laki-laki, atau Perempuan. Semua orang dengan berbagai keyakinan, agama, ras, dan strata sosial sama di mata hukum.Yang bisa diadili adalah akibat dari keyakinan yang dianutnya itu akankah menimbulkan: kebencian, kerugian, cedera, atau kematian terhadap individu lain maupun tata sosial masyarakat.)
Janu Jolang
Catatan Saku Imigran Gelap Di Amerika
Wednesday, July 29, 2009
INDIVIDU FATALIS
Posted by Janu Jolang at 11:00 PM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment