Tuesday, August 6, 2013

MENCARI PEKERJAAN

Aku baru pernah dengar istilah Bush Boy ketika di Amerika, sebuah pekerjaan di restoran yang kerjanya mengangkat piring dan gelas kotor dari meja setelah pelanggan selesai makan. Kita juga harus membersihkan meja kemudian melapisi dengan taplak baru, meletakkan garpu dan pisau serta gelas anggur yang baru setelah pelanggan meninggalkan restoran. Sangat simpel, dan tak perlu ngomong Inggris. Mas Windi menawarkan pekerjaan itu kepadaku atas informasi mas Tio perantau asal Semarang yang bekerja sebagai Food Runner di restoran itu. Restoran Mimi ini menyajikan masakan Barat dan lokasinya di daerah down town DC.
Tanpa pikir panjang aku menerimanya. Aku ingin cepat bekerja. Ingin cepat menghasilkan dollar guna membayar pinjamanku pada paman. Aku juga ingin secepatnya menunjukkan pada ibu bahwa kepergianku ke Amerika tidak sia-sia. Keesokan pagi Mas Windi mengantar aku ke restoran Mimi dan mengenalkan aku kepada mas Tio. Aku kemudian diajak menemui manager restoran bernama Hisham seorang Arab Maroko dan aku tak ditanya macam-macam. Ia hanya tanya namaku, asli dari mana, dan menjelaskan secara singkat bahwa ia butuh seorang bush boy. Tanpa prosedur yang berbelit hari itu aku diterima dan disuruh segera training.
Tak lama aku sudah berganti memakai kaus hitam bertuliskan Mimi, celana hitam dengan apron melilit pinggang, dan bersepatu hitam. Walau hanya seorang Bush Boy, aku merasa gagah dengan seragam kerjaku. Julio bush boy senior di restoran itu lantas mengajariku cara membersihkan meja yang telah ditinggalkan pelanggan. Dia tak banyak cakap, diambilnya gelas anggur dan diselipkan satu persatu ke sela-sela jari tangan kirinyanya. Ia lantas mengambil tumpukan piring dengan tangan satunya dan membawa ke tempat cucian. Walau sudah berumur 50an tahun, Julio amat cekatan dan gesit.
Hari pertama bekerja aku berpartner dengan Julio. Aku melihat betapa cekatan dia menangani meja untuk 12 orang yang sedang mengadakan pesta ulang tahun. Mulai menyajikan roti roll pada lepekan kecil, mengisi gelas dengan air bening, menarik piring yang sudah selesai disantap, hingga ketika pesta berakhir Julio dengan gesit men-setup kembali meja untuk siap ditempati lagi.
Hal yang sama kulakukan, tapi bagian dari latihanku adalah meja kecil yang berisi dua atau empat pelanggan. Sambil membawa keranjang berisi roti roll dan butter, aku menghampiri meja yang baru terisi dan membagikannya. Setelah itu aku kemudian menuangkan air putih pada gelas yang sudah tersedia di meja. Pekerjaan itu terlihat mudah tatkala restoran tak ramai. Tapi kenyataannya restoran Mimi tak pernah sepi, selalu ramai. Maka pekerjaanku menjadi sulit, aku keteter. Yosef floor manager malam itu menyuruhku bergerak lebih cepat.    
Banyak meja telah kosong dan belum sempat kubersihkan sedangkan orang-orang sudah antri menunggu. Sambil setengah berlari kedua tanganku membawa tumpukan piring kotor ke tempat cucian. Julio kulihat pontang-panting di bagian Bar. Karena tak ingin membiarkan pelanggan lebih lama menunggu, akhirnya Yosef si orang Maroko itu turut membantu kami membawa piring, gelas, sendok garpu kotor ke tempat cucian. Para pelayan ikut menolong memasang taplak dan silverware baru. Dan pengunjung yang tadi mengantri kini satu persatu telah didudukkan. Aku tak sempat menghela nafas, ditanganku sudah ada keranjang roti roll dan aku bergegas mengedarkannya ke meja-meja baru, mengisi air bening ke gelas-gelas mereka.
Hari pertama bekerja kulalui dengan banyak keluhan dari para pelayan. Muka mereka masam atas kinerjaku yang lambat. Selesai kerja Yosef memberi arahan aku untuk bekerja lebih cepat. Aku disuruh belajar memahami keadaan. Kapan aku harus mengambil piring kotor, kapan aku harus membagikan roti roll, kapan aku harus menata meja, karena semua meja itu kepunyaan para waiter yang sudah dibagi-bagi. Lindsay protes karena jatah meja-mejanya lambat dibersihkan sehingga konsentrasinya terbagi antara ikut membersihkan meja dan melayani pelanggan. Ujung-ujungnya pelanggan di meja Lindsay banyak yang memberikan tip jelek. Aku tak berkata apa-apa, hanya mengangguk, dan berjanji untuk bekerja lebih baik lagi.

No comments:

 
Site Meter