Wednesday, January 1, 2014

TERLAHIR KEMBALI DI AMERIKA

Pada sebuah acara perkawinan teman Indonesia di sebuah restoran buffet di Silver Spring kulihat seorang lelaki setengah baya berkulit keling sedang asyik ngobrol sambil menyantap hidangan secara prasmanan. Dari logatnya yang kental aku yakin ia berasal dari Jawa, tapi begitu kutahu namanya yang Yahudi banget, Mark Goldstein, dalam hati aku bertanya-tanya siapakah diantara kedua orang tuanya yang Yahudi.  

Usut punya usut ternyata si Mark Goldstein itu berayah dari Semin Gunung Kidul, dan ibunya adalah wanita dari Bagelen Purworejo. Nama aslinya adalah Paino. Ia merantau sudah puluhan tahun dan terlahir kembali di Amerika sebagai Mark Goldstein.
Memang pernah kudengar kisah bahwa di Amerika orang bisa mendapatkan identitas baru, jati diri baru sebagai bagian dari Program Perlindungan Saksi. Program ini di bawah Departemen Kehakiman dan yang melaksanakan adalah US Marshal Service. Saksi-saksi kunci dalam kejahatan terorganisir akan mendapatkan perlindungan dari ancaman-ancaman yang bisa membahayakan jiwanya 24 jam sehari baik sebelum sidang, masa-masa persidangan sampai sesudahnya. Para saksi dan keluarganya akan mendapatkan identitas baru yang dijamin keasliannya, rumah tinggal baru, sejumlah uang untuk kehidupan dasar sehari-hari, jaminan kesehatan, dan pekerjaan baru di tempat yang aman.
Kalau melihat tampang si Mark Goldstein asal Gunung Kidul ini, sepertinya ia tidak ikut dalam Program Perlindungan Saksi. Tampangnya bukanlah seperti anggota mafia Itali John Gotti yang terkenal sadis, atau Pengedar Narkoba dari Mexico yang terkenal brutal. Siapapun dia, nyatanya kini ia terlahir kembali di Amerika.
Menurut cerita diantara para imigran gelap, Identitas baru bisa didapatkan dengan cara yang cukup unik dan sedikit rumit. Langkah awal yang harus dilakukan adalah kita bisa pergi ke kuburan dan memeriksa, adakah orang-orang yang seusia kita telah meninggal, atau meninggal dikala usia mereka masih belia. Atau kita bisa pergi ke Perpustaan Kota dan memeriksa file-file surat kabar lama yang memajang iklan obituari, di sana kita akan tahu siapa-siapa yang meninggal di hari itu. 
Langkah selanjutnya adalah lewat kantor Bureau of Vital Records kita bisa meminta kutipan akte kelahiran. Atau kalau prosesnya terlalu berbelit kita bisa melakukan cara kedua yaitu membuat akte kelahiran palsu dari penyedia jasa yang bisa mencetak dengan tingkat keaslian mendekati sempurna. Setelah mendapatkan Akte Kelahiran maka langkah selanjutnya kita harus mendapatkan kartu Social Security Number.
Social Security Number atau disingkat SSN, atau sering disebut SS, adalah secarik kertas seukuran KTP berwarna biru yang berisi nama pemiliknya dan 9 digit nomer yang dikeluarkan kantor Social Security. Di Amerika, nomer SS digunakan sebagai identitas tunggal pemiliknya. Jadi ketika lahir sampai meninggal dunia, ia hanya punya satu nomer SS saja, nomer itu tak bisa diganti. Keperluan yang menyangkut pengadministrasian seperti cari kerja, daftar sekolah, cari SIM/ID, buka akun bank, beli asuransi kesehatan, beli mobil, rumah, mendapatkan pengembalian pajak tahunan, dan benefit pensiun dimasa tua, mereka selalu mensyaratkan nomer SS.
Untuk mendapatkan nomer SS atas nama identitas baru yang sesuai dengan akte kelahiran, kita bisa memanfaatkan "loophole" atau kelemahan sistem, dimana beribu-ribu bayi yang lahir belum didaftarkan oleh orang tuanya untuk mendapatkan nomer SS, atau anak-anak terlantar maupun Juvenile yang secara mandiri bisa meminta nomer SS.
Dengan berbekal akte kelahiran aspal dan nomer SS yang telah kita dapatkan maka jalan lapang terbentang di hadapan kita. Cari kerja, SIM, buka akun bank, membangun credit record, mendapatkan tax return, semuanya akan terasa mudah. Si Mark Goldstein mendapatkan kedua hal di atas dari seorang makelar yang menjual birth certificate dan nomer Social Security kepunyaan si empunya aslinya yang sudah meninggal dunia. Entah Paino yang asli Semin itu harus membayar berapa ratus dollar sehingga ia terlahir kembali di Amerika dengan identitas baru. nyatanya kini ia berstatus sebagai warga negara Amerika yang terpandang, bisa membeli sebuah rumah di Kensington, memiliki paspor Amerika guna menengok orang tuanya di Semin, mempunyai pekerjaan di sebuah perusahaan swasta besar ternama, dan tentunya mendapatkan benefit dari kantor Social Security kelak kala ia pensiun.

1 comment:

Jm said...

gan ane mau tanya nih, ane terlahir di new york city, amrik. ane numpang di n.y karena
ortu pada saat itu sedang tugas disana. kira usia 3 tahun ortu kembali ke indonesia dan tentunya ane ikut juga. identitas ane yang dibawa oleh ortu ke indonesia hanya birth of certificate city of new york. sejak ane kembali ke indonesia sampai sekarang ane belum pernah lagi balik kesana n.y.c.(tempat numpang lahir). pertanyaannya adalah bagaimana status ane saat ini, bisakah mendapatkan paspor amerika,ssn dan dokumen2 lain yang diperlukan. bagaimana caranya. makasih.

 
Site Meter